Suap Dirjen Hubla Kemenhub, Menhub Dinilai Gagal Awasi Prilaku Bawahan
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Nasir Djamil mengaku prihatin atas penangkapan terhadap Dirjen Hubla Kementerian Perhubungan, Antonius Tonny Budiono oleh KPK. Sebab, kasus dugaan suap bukan kali ini saja terjadi di lembaga yang sekarang dipimpin Budi Karya Sumadi.
Politikus Partai Keadila Sejahtera (PKS) ini berharap KPK berani mengusut tuntas kasus tersebut. Dia juga meminta KPK memanggil pihak-pihak yang dianggap mengetahui kasus tersebut.
Kepada Menhub Budi Karya, Nasir menilai kasus ini bentuk kegagalan Menteri dalam mengawasi perilaku anak buahnya.
"Saya justru meminta agar menhub mundur dari jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawaban moral kepada publik bahwa beliau ternyata tidak mampu membenahi dan menegakkan integritas bawahannya," kata Nasir saat dihubungi Sindonews, Minggu (27/8/2017).
Menurut Nasir, aksi tangkap tangan Dirjen Hubla beberapa waktu lalu ibarat keledai yang terperosok di lubang yang sama untuk kedua kalinya. Menurut dia, jika ada orang yang terperosok dalam lubang yang sama, maka dinilai lebih parah dari keledai.
"Memang hubla itu ibarat kata orang adalah tempat yang sangat "basah". Makanya kalau dibiarkan tanpa diawasi bisa "berenang" dengan uang pejabat di tempat itu," ujarnya.
Politikus Partai Keadila Sejahtera (PKS) ini berharap KPK berani mengusut tuntas kasus tersebut. Dia juga meminta KPK memanggil pihak-pihak yang dianggap mengetahui kasus tersebut.
Kepada Menhub Budi Karya, Nasir menilai kasus ini bentuk kegagalan Menteri dalam mengawasi perilaku anak buahnya.
"Saya justru meminta agar menhub mundur dari jabatannya sebagai bentuk pertanggungjawaban moral kepada publik bahwa beliau ternyata tidak mampu membenahi dan menegakkan integritas bawahannya," kata Nasir saat dihubungi Sindonews, Minggu (27/8/2017).
Menurut Nasir, aksi tangkap tangan Dirjen Hubla beberapa waktu lalu ibarat keledai yang terperosok di lubang yang sama untuk kedua kalinya. Menurut dia, jika ada orang yang terperosok dalam lubang yang sama, maka dinilai lebih parah dari keledai.
"Memang hubla itu ibarat kata orang adalah tempat yang sangat "basah". Makanya kalau dibiarkan tanpa diawasi bisa "berenang" dengan uang pejabat di tempat itu," ujarnya.
(pur)