Maruarar: Jawab Kesenjangan dengan Pemerataan
A
A
A
JAKARTA - Ketua Taruna Merah Putih (TMP) Maruarar Sirait mengajak semua pihak untuk berkontribusi bagi bangsa sesuai dengan perannya masing-masing.
Menurut Maruarar, saat ini kesenjangan masih terjadi namun pemerintah terus melakukan perbaikan dalam bidang ekonomi dan infrastruktur sehingga penting bagi semua untuk mendukungnya.
"Kita tahu banyak yang mengatakan kesenjangan, saya setuju tapi tidak dihadapi dengan radikalisme tapi dengan pemerataan," ujar Maruarar saat membuka simposium nasional bertema Bangkit Bergerak, Pemuda Indonesia Majukan Indonesia, di Jakarta (14/8/2017).
Menurut Maruarar, menjawab kesenjangan dengan radikalisme jelas tidak tepat. Justru membuat ketimpangan masyarakat menjadi semakin lebar karena ketidakstabilan keamanan dan menjauhkan pertumbuhan ekonomi.
Maruarar mencontohkan respons yang tepat menghadapi kesenjangan dilakukan pemerintah dengan sejumlah program yang bermanfaat bagi masyarakat, antara lain Kartu Indonesia Pintar serta Kartu Indonesia Sehat.
Program lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah pembagian sertifikasi tanah serta pendekatan pembangunan melalui daerah pinggiran.
"Anggaran desa juga tidak ada presiden yang memberikan anggaran sebesar presiden Jokowi. Jadi jangan menjawab kesenjangan dengan begitu (radikalisme)," tutur Maruarar.
Simposium nasional turut mengundang para pembicara antara lain Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Keuangan Sri Mulyani serta Kepala Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif.
Menurut Maruarar, saat ini kesenjangan masih terjadi namun pemerintah terus melakukan perbaikan dalam bidang ekonomi dan infrastruktur sehingga penting bagi semua untuk mendukungnya.
"Kita tahu banyak yang mengatakan kesenjangan, saya setuju tapi tidak dihadapi dengan radikalisme tapi dengan pemerataan," ujar Maruarar saat membuka simposium nasional bertema Bangkit Bergerak, Pemuda Indonesia Majukan Indonesia, di Jakarta (14/8/2017).
Menurut Maruarar, menjawab kesenjangan dengan radikalisme jelas tidak tepat. Justru membuat ketimpangan masyarakat menjadi semakin lebar karena ketidakstabilan keamanan dan menjauhkan pertumbuhan ekonomi.
Maruarar mencontohkan respons yang tepat menghadapi kesenjangan dilakukan pemerintah dengan sejumlah program yang bermanfaat bagi masyarakat, antara lain Kartu Indonesia Pintar serta Kartu Indonesia Sehat.
Program lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah pembagian sertifikasi tanah serta pendekatan pembangunan melalui daerah pinggiran.
"Anggaran desa juga tidak ada presiden yang memberikan anggaran sebesar presiden Jokowi. Jadi jangan menjawab kesenjangan dengan begitu (radikalisme)," tutur Maruarar.
Simposium nasional turut mengundang para pembicara antara lain Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Keuangan Sri Mulyani serta Kepala Unit Kerja Presiden Pemantapan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) Yudi Latif.
(dam)