Alasan PPP Calonkan Jokowi di Pilpres 2019
A
A
A
JAKARTA - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memiliki beberapa alasan mengapa mencalonkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilu Presiden (Pilpres) 2019 mendatang.
Adapun hal demikian merupakan keputusan Musyawarah Kerja Nasional II PPP di Ancol, Jakarta, Jumat 21 Juli 2017. Alasan yang pertama, karena besarnya keinginan dan kecintaan rakyat kepada Presiden Jokowi.
"Apalagi Jokowi telah menunjukkan sejumlah keberanian luar biasa di sejumlah bidang," kata Ketua Umum PPP M Romahurmuziy (Romi), Minggu (23/7/2017).
Alasan lainnya sambung Romi, karena Jokowi dianggap memiliki agresivitas dalam mengejar ketertinggalan. Sehingga pembangunan infrastruktur di segala bidang yang terjadi bukan suatu mengherankan.
"Karena dibanding menciptakan sawah baru, akan lebih bagus memperbaiki bendungan dan saluran irigasi yang ada. Pak Jokowi juga sangat agresif dalam membangun infrastruktur," ucapnya.
(Baca juga: Klarifikasi Dualisme di Tubuh PPP, Djan Minta Sabar Tunggu Putusan MA)
Namun, pembangunan infrastruktur itu diyakini akan terasa pada 2018 nanti. Kata dia, pembangunan infrastruktur itu bakal mendongkrak perekonomian. "Karena distribusi barang dan jasa akan otomatis terdongkrak," imbuhnya.
Dia menambahkan, ketahanan pangan Indonesia akan terjaga dengan membangun bendungan dan irigasi. Terlebih, 40 juta rakyat Indonesia masih bekerja di sektor pertanian.
"Selain itu, agresivitas Pak Jokowi dalam bekerja sangat luar biasa. Etos kerja yang luar biasa itulah yang membuat PPP merasa yakin mencalonkan kembali Jokowi dalam Pilpres 2019," ucapnya.
Di samping itu, kata dia, kedekatan Presiden Jokowi dengan rakyatnya nyata. Hal demikian sangat sulit dicari bandingannya, karena yang dilakukan bukan karena pencitraan.
"Melainkan pribadinya yang memang sederhana. Beliau merakyat, dekat dengan rakyat dan masih terjaga ibadahnya. Dan penguasa yang taat pada Allah SWT dan Nabi Muhammad wajib diikuti," pungkasnya.
Adapun hal demikian merupakan keputusan Musyawarah Kerja Nasional II PPP di Ancol, Jakarta, Jumat 21 Juli 2017. Alasan yang pertama, karena besarnya keinginan dan kecintaan rakyat kepada Presiden Jokowi.
"Apalagi Jokowi telah menunjukkan sejumlah keberanian luar biasa di sejumlah bidang," kata Ketua Umum PPP M Romahurmuziy (Romi), Minggu (23/7/2017).
Alasan lainnya sambung Romi, karena Jokowi dianggap memiliki agresivitas dalam mengejar ketertinggalan. Sehingga pembangunan infrastruktur di segala bidang yang terjadi bukan suatu mengherankan.
"Karena dibanding menciptakan sawah baru, akan lebih bagus memperbaiki bendungan dan saluran irigasi yang ada. Pak Jokowi juga sangat agresif dalam membangun infrastruktur," ucapnya.
(Baca juga: Klarifikasi Dualisme di Tubuh PPP, Djan Minta Sabar Tunggu Putusan MA)
Namun, pembangunan infrastruktur itu diyakini akan terasa pada 2018 nanti. Kata dia, pembangunan infrastruktur itu bakal mendongkrak perekonomian. "Karena distribusi barang dan jasa akan otomatis terdongkrak," imbuhnya.
Dia menambahkan, ketahanan pangan Indonesia akan terjaga dengan membangun bendungan dan irigasi. Terlebih, 40 juta rakyat Indonesia masih bekerja di sektor pertanian.
"Selain itu, agresivitas Pak Jokowi dalam bekerja sangat luar biasa. Etos kerja yang luar biasa itulah yang membuat PPP merasa yakin mencalonkan kembali Jokowi dalam Pilpres 2019," ucapnya.
Di samping itu, kata dia, kedekatan Presiden Jokowi dengan rakyatnya nyata. Hal demikian sangat sulit dicari bandingannya, karena yang dilakukan bukan karena pencitraan.
"Melainkan pribadinya yang memang sederhana. Beliau merakyat, dekat dengan rakyat dan masih terjaga ibadahnya. Dan penguasa yang taat pada Allah SWT dan Nabi Muhammad wajib diikuti," pungkasnya.
(maf)