Kontrol Harga Pangan

Selasa, 06 Juni 2017 - 08:14 WIB
Kontrol Harga Pangan
Kontrol Harga Pangan
A A A
PEMERINTAH menjamin ketersediaan bahan pangan pokok, begitu pula pasokan bahan bakar minyak (BBM) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat hingga lebaran mendatang, di antaranya beras dan gula pasir. Stok beras Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) mencapai 2,2 juta ton dan stok gula pasir mencapai 329.000 ton, daging beku 40.000 ton, serta ketersediaan bawang putih yang harganya sempat melonjak sebelum memasuki Ramadan.

Karena itu, pemerintah berharap tidak ada alasan bagi para pedagang untuk menaikkan harga beras dan gula. Soal harga, Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengklaim tidak ada masalah karena tetap sesuai dengan acuan pemerintah, seperti harga eceran tertinggi (HET) berdasarkan kebijakan Kementerian Perdagangan. Untuk mengawasi ketersediaan bahan pangan pokok tersebut, sejumlah kementerian dan lembaga senantiasa berkoordinasi termasuk pihak kepolisian.

Lebih jelas, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyebut stok bahan pokok dalam batas aman hingga Idul Adha mendatang. Saat ini rata-rata stok Perum Bulog mencapai delapan hingga sembilan bulan. Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti mengamini bahwa pihaknya telah menyetok semua bahan pokok bukan hanya di wilayah Jakarta, melainkan juga dari Sabang sampai Merauke.

Menyangkut pendistribusian bulan puasa dan lebaran, pemerintah telah membentuk tim khusus yang bertugas mengawal pendistribusian bahan pangan pokok ke seluruh wilayah Indonesia, yakni satuan tugas (satgas) pangan.

Bagaimana dengan stok daging beku? Perum Bulog mengklaim telah memiliki persediaan daging beku sebanyak 35.000 ton dan selama bulan puasa akan mengimpor lagi 5.000 ton sehingga total persediaan mencapai 40.000 ton.

Selain itu, Perum Bulog juga sudah mendapat lampu hijau dari Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan untuk mengimpor 51.000 ton daging beku seandainya kebutuhan masyarakat terus meningkat. Dengan tersedianya pasokan daging beku tersebut, pihak Perum Bulog optimistis harga daging beku bisa terjangkau sesuai harapan pemerintah yang menetapkan harga eceran tertinggi Rp80.000 per kilogram.

Untuk stok gula pasir, Perum Bulog memiliki persediaan 329.000 ton dengan kisaran harga Rp12.500 per kilogram. Persediaan gula pasir tahun ini termasuk sangat memadai dibandingkan tahun lalu yang hanya mencapai 100.000 ton.

Begitu pula stok bawang putih masuk kategori aman meski harga bawang putih menjelang Ramadan sempat melonjak. Lalu mengapa harga bawang putih sempat meresahkan masyarakat? Pihak Perum Bulog menduga sebagai aksi pedagang untuk meraih keuntungan lebih besar.

Pada bulan puasa ini, program stabilisasi pangan yang dihadirkan Perum Bulog salah satunya adalah penjualan bawang putih. Pedagang bisa membeli bawang putih Perum Bulog seharga Rp35.000¬–36.000 per kilogram, tetapi syaratnya bawang putih tersebut harus dilepas kepada konsumen seharga Rp28.000 per kilogram. Karena marjin keuntungannya kecil, pihak Perum Bulog menduga sebagai penyebab pedagang tak melirik bawang putih tersebut.

Terkait dengan kenaikan harga bawang putih, pemerintah tak segan akan menindak tegas para importir yang terbukti menimbun barang. Hal itu dinyatakan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyusul terbongkarnya penimbun 182 ton bawang putih impor dari China dan India, di Cilincing, Jakarta Utara.

Pihak kepolisian juga tidak akan tinggal diam untuk menindak para spekulan yang merugikan masyarakat. Kita berharap pengawasan yang melekat dan tindakan tegas kepada para pelanggar bisa menciptakan kestabilan harga di pasar.

Sementara itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan sudah menyiapkan perencanaan pengamanan stok BBM terutama saat mudik dan arus balik lebaran. Adapun posisi stok BBM Pertamina pada level 24 hari untuk premium, solar sekitar 26 hari, pertamax buat 24 hari, pertalite sebanyak 21 hari, pertamax turbo mencapai 22 hari, pertamax dex 37 hari, LPG 16 hari, avtur sekitar 22 hari, dan minyak tanah yang mencapai 66 hari, sejak 21 Mei lalu.

Karena itu, pihak Pertamina menilai tidak perlu melakukan impor khusus untuk menutupi konsumsi BBM yang dipastikan meningkat Juni ini. Intinya, stok BBM cukup untuk H-12 hingga H+12 Lebaran. Kita berharap hitung-hitungan pemerintah atas pasokan kebutuhan pokok dan BBM tidak meleset sehingga masyarakat tidak perlu resah.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6363 seconds (0.1#10.140)