Fatayat NU Luncurkan 1.000 Dai Perempuan Tangkal Isu Teroris
A
A
A
JAKARTA - Pengurus Pusat (PP) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) meluncurkan 1.000 dai perempuan yang siap menyebar virus Islam damai di seluruh penjuru Nusantara. Mereka diluncurkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakenas) PP Fatayat NU pada 5-7 Mei 2017, di Palangkaraya.
Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini menjelaskan, tujuan Rakernas adalah untuk mensinergikan strategi gerakan organisasi dalam merespons isu-isu terkini. Adapun salah satu isu terkini yang menjadi perhatian Fatayat NU adalah radikalisme atau kekerasan atas nama agama atau sering disebut terorisme.
"Kekerasan atas nama agama atau yang sering kita kenal radikalisme sudah mengancam kita semua, siapa saja, terutama anak-anak muda bahkan sekarang ini kaum perempuan," katanya dalam sambutan pembukaan Rakernas, Jumat (5/5/2017).
Maka itu, Rakernas kali ini bertajuk menguatkan Islam Nusantara melalui Penguatan Organisasi Perempuan. Sebanyak 2,7 juta orang Indonesia terlibat aksi teror atau sekitar 1 persen dari jumlah penduduk Indonesia, sebagaimana data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Sementara sumber lain menyatakan, 12.000 orang aktif dalam jaringan yang diduga terkait teroris, dan 2.000-3.000 orang adalah usia 18 sampai 23 tahun. Sementara tren terakhir menunjukan, tingginya keterlibatan perempuan dalam kasus aktif terorisme.
Anggia mengatakan, bahwa para teroris banyak mempergunakan perempuan sebagai alat untuk melancarkan aksinya. "Di sini peran perempuan sangat signifikan, disamping untuk membendung generasi muda dari upaya ideologisasi radikal, juga sebagai upaya untuk membendung dirinya sendiri dan perempuan lain dari ideologi-ideologi yang merongrong NKRI," paparnya.
Data dari BNPT menyebutkan ada banyak faktor penarik dan pendorong dalam aksi terorisme, diantaranya adalah lemahnya ekonomi, sempitnya pengetahuan agama yang terbuka, minimnya aktifitas remaja yang produktif dan menyenangkan, akses informasi yang terbuka tidak diimbangi dengan pengetahuan yang menyeluruh.
"Dalam upaya menghadang laju keterlibatan anak-anak muda dan perempuan dalam terorisme, PP Fatayat NU meluncurkan 1.000 dai perempuan siap menyebar virus Islam damai di seluruh penjuru Nusantara," ungkap Anggi.
Selain penyebaran perspektif keberagamaan terbuka dan toleran melalui daiyah-daiyahnya, PP Fatayat NU juga bekerjasama dengan sekolah-sekolah dan komunitas mengadakan program parenting cerdas menjadi orang tua abad 21.
Maka itu PP Fatayat NU berkomitmen mengembangkan program-program pemberdayaan ekonomi perempuan. "Dan di Rakernas ini kita akan terus mencari format dan strategi program – program efektif mencegah laju radikalisme, dan kemudian kita sinergikan dengan semua pengurus wilayah di seluruh Indonesia," pungkasnya.
Adapun kegiatan diikuti oleh seluruh Pengurus Wilayah (PW) Fatayat NU di 34 Provinsi di Indonesia dibuka dan dihadiri oleh ketua umum PBNU KH Said Aqil Siradj, serta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan Maharani.
Ketua Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini menjelaskan, tujuan Rakernas adalah untuk mensinergikan strategi gerakan organisasi dalam merespons isu-isu terkini. Adapun salah satu isu terkini yang menjadi perhatian Fatayat NU adalah radikalisme atau kekerasan atas nama agama atau sering disebut terorisme.
"Kekerasan atas nama agama atau yang sering kita kenal radikalisme sudah mengancam kita semua, siapa saja, terutama anak-anak muda bahkan sekarang ini kaum perempuan," katanya dalam sambutan pembukaan Rakernas, Jumat (5/5/2017).
Maka itu, Rakernas kali ini bertajuk menguatkan Islam Nusantara melalui Penguatan Organisasi Perempuan. Sebanyak 2,7 juta orang Indonesia terlibat aksi teror atau sekitar 1 persen dari jumlah penduduk Indonesia, sebagaimana data Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
Sementara sumber lain menyatakan, 12.000 orang aktif dalam jaringan yang diduga terkait teroris, dan 2.000-3.000 orang adalah usia 18 sampai 23 tahun. Sementara tren terakhir menunjukan, tingginya keterlibatan perempuan dalam kasus aktif terorisme.
Anggia mengatakan, bahwa para teroris banyak mempergunakan perempuan sebagai alat untuk melancarkan aksinya. "Di sini peran perempuan sangat signifikan, disamping untuk membendung generasi muda dari upaya ideologisasi radikal, juga sebagai upaya untuk membendung dirinya sendiri dan perempuan lain dari ideologi-ideologi yang merongrong NKRI," paparnya.
Data dari BNPT menyebutkan ada banyak faktor penarik dan pendorong dalam aksi terorisme, diantaranya adalah lemahnya ekonomi, sempitnya pengetahuan agama yang terbuka, minimnya aktifitas remaja yang produktif dan menyenangkan, akses informasi yang terbuka tidak diimbangi dengan pengetahuan yang menyeluruh.
"Dalam upaya menghadang laju keterlibatan anak-anak muda dan perempuan dalam terorisme, PP Fatayat NU meluncurkan 1.000 dai perempuan siap menyebar virus Islam damai di seluruh penjuru Nusantara," ungkap Anggi.
Selain penyebaran perspektif keberagamaan terbuka dan toleran melalui daiyah-daiyahnya, PP Fatayat NU juga bekerjasama dengan sekolah-sekolah dan komunitas mengadakan program parenting cerdas menjadi orang tua abad 21.
Maka itu PP Fatayat NU berkomitmen mengembangkan program-program pemberdayaan ekonomi perempuan. "Dan di Rakernas ini kita akan terus mencari format dan strategi program – program efektif mencegah laju radikalisme, dan kemudian kita sinergikan dengan semua pengurus wilayah di seluruh Indonesia," pungkasnya.
Adapun kegiatan diikuti oleh seluruh Pengurus Wilayah (PW) Fatayat NU di 34 Provinsi di Indonesia dibuka dan dihadiri oleh ketua umum PBNU KH Said Aqil Siradj, serta Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Puan Maharani.
(maf)