Imam Nahrawi: Generasi Muda Harus Bisa Imbangi Perkembangan Zaman
A
A
A
JAKARTA - Menpora Imam Nahrawi menghadiri dan menjadi Keynote speech dalam pelantikan Pengurus Pusat Empower Youth Indonesia (EYI), Great Leader for Great Nation (GLGN) di Balai Sarwono, Jalan Madrasah, Kemang, Jakarta Selatan.
Selain pelantikan juga diadakan Talk Show yang menggugah semangat kepemudaan dengan tema "Memberdayakan Pemuda Indonesia" dan penandatanganan MoU dengan Telkom serta Asosiasi Media Digital tentang "Desa Cegah Narkoba".
Menpora menuturkan, generasi muda sekarang harus dapat menyikapi perkembangan yang terjadi di dunia, selalu mengambil sisi positif dari setiap yang ada meski berbeda, serta meninggalkan sisi negatifnya.
"Indonesia dibangun oleh para pendiri bangsa didasarkan atas berbagai sudut pandang dan perbedaan atas suku, agama, dan budaya," kata Imam Nahrawi dalam siaran pers, Sabtu (15/4/2017).
"Maka pemuda sekarang harus mampu menyikapi apa yang ada dengan semangat menyelesaikan masalah secara rasional dan demokratis, karena pada hakekatnya pemuda sekarang adalah calon-calon pemimpin masa depan yang mampu menata lebih baik penuh rasa damai dan tetap bersatu," imbuh Menpora dalam sambutannya.
Sementara Ketua Dewan Pembina EYI Lukman Tanjung menyampaikan, permasalahan pemuda di Indonesia yang paling krusial saat ini adalah tentang bahaya narkoba dan pengangguran.
Data BNN menyebutkan, dari 6 juta orang yang terkena narkoba ada 20% anak muda yaitu pelajar dan mahasiswa.
Sedangkan dari data penyerapan tenaga kerja terjadi banyak penurunan alias terjadi pengangguran, yaitu data terakhir 2016 dalam setiap pertumbuhan ekonomi 1% hanya mampu menyerap 110 ribu tenaga kerja dan ada pengangguran sekitar 7 juta jiwa.
"Meski hanya bagai setitik di tengah lautan, permasalahan khususnya yang krusial bangsa, antara lain ketimpangan ekonomi, narkoba dan pengangguran, kehadiran EYI-GLGN kita harapkan dapat berkontribusi, membantu dan memberikan alternatif solusi," kata Lukman.
Dalam sambutan pelantikannya, Ketua Pengurus Pusat EYI Mohamad Ikhsan Tualeka menegaskan, EYI dibentuk dari berbagai elemen bangsa sebagai wadah bagi pemuda untuk mengembangkan minat dan bakat.
Kemudian sambungnya, para pemuda bisa memperluas wawasan, meningkatkan kualitas, dan membangun networking pemuda agar mampu bersaing diera global sehingga tampil mendunia, menjadi pemuda luar biasa.
"Berbagai elemen bangsa dan berbagai profesi, seniman, artis, pengusaha, akademisi, hingga anggota luar biasa yang terdiri dari tokoh masyarakat dan ekspatriat atau orang asing tapi punya kepedulian terhadap Indonesia, hingga junior members EYI yaitu para pelajar dibawah 16 tahun, dan berbagai profesi lintas bangsa ada di EYI, itulah sinergitas yang membedakan dari organisasi kepemudaan yang sudah ada," ucap tokoh muda asal Maluku ini.
Selain pelantikan juga diadakan Talk Show yang menggugah semangat kepemudaan dengan tema "Memberdayakan Pemuda Indonesia" dan penandatanganan MoU dengan Telkom serta Asosiasi Media Digital tentang "Desa Cegah Narkoba".
Menpora menuturkan, generasi muda sekarang harus dapat menyikapi perkembangan yang terjadi di dunia, selalu mengambil sisi positif dari setiap yang ada meski berbeda, serta meninggalkan sisi negatifnya.
"Indonesia dibangun oleh para pendiri bangsa didasarkan atas berbagai sudut pandang dan perbedaan atas suku, agama, dan budaya," kata Imam Nahrawi dalam siaran pers, Sabtu (15/4/2017).
"Maka pemuda sekarang harus mampu menyikapi apa yang ada dengan semangat menyelesaikan masalah secara rasional dan demokratis, karena pada hakekatnya pemuda sekarang adalah calon-calon pemimpin masa depan yang mampu menata lebih baik penuh rasa damai dan tetap bersatu," imbuh Menpora dalam sambutannya.
Sementara Ketua Dewan Pembina EYI Lukman Tanjung menyampaikan, permasalahan pemuda di Indonesia yang paling krusial saat ini adalah tentang bahaya narkoba dan pengangguran.
Data BNN menyebutkan, dari 6 juta orang yang terkena narkoba ada 20% anak muda yaitu pelajar dan mahasiswa.
Sedangkan dari data penyerapan tenaga kerja terjadi banyak penurunan alias terjadi pengangguran, yaitu data terakhir 2016 dalam setiap pertumbuhan ekonomi 1% hanya mampu menyerap 110 ribu tenaga kerja dan ada pengangguran sekitar 7 juta jiwa.
"Meski hanya bagai setitik di tengah lautan, permasalahan khususnya yang krusial bangsa, antara lain ketimpangan ekonomi, narkoba dan pengangguran, kehadiran EYI-GLGN kita harapkan dapat berkontribusi, membantu dan memberikan alternatif solusi," kata Lukman.
Dalam sambutan pelantikannya, Ketua Pengurus Pusat EYI Mohamad Ikhsan Tualeka menegaskan, EYI dibentuk dari berbagai elemen bangsa sebagai wadah bagi pemuda untuk mengembangkan minat dan bakat.
Kemudian sambungnya, para pemuda bisa memperluas wawasan, meningkatkan kualitas, dan membangun networking pemuda agar mampu bersaing diera global sehingga tampil mendunia, menjadi pemuda luar biasa.
"Berbagai elemen bangsa dan berbagai profesi, seniman, artis, pengusaha, akademisi, hingga anggota luar biasa yang terdiri dari tokoh masyarakat dan ekspatriat atau orang asing tapi punya kepedulian terhadap Indonesia, hingga junior members EYI yaitu para pelajar dibawah 16 tahun, dan berbagai profesi lintas bangsa ada di EYI, itulah sinergitas yang membedakan dari organisasi kepemudaan yang sudah ada," ucap tokoh muda asal Maluku ini.
(maf)