Pembangunan Terusan Kra Tidak Rugikan Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Pengamat militer dan intelijen Susaningtyas Kertopati menilai, rencana Thailand bersama China membangun Terusan Kra, tidak akan berdampak bagi Indonesia.
"Jika ini terjadi, yang merugi adalah Singapura. Bagi Indonesia lebih menguntungkan dibanding Malaysia dan Singapura, karena berkurangnya jumlah kapal juga berarti mengurangi polusi laut," ujarnya, Minggu (19/3/2017).
Mantan anggota Komisi I DPR ini mengatakan, dengan adanya jalur kapal yang langsung ke China dampaknya sangat bagus karena Indonesia akan bebas externalities. Tidak hanya itu, kapal jurusan Tanjung Priok bisa langsung menuju ke pelabuhan tersebut.
"Di Selatan Thailand ada separatis Patani Melayu Muslim, di mana dalam kondisi tidak ada pemisah fisik saja mereka mau merdeka apalagi diberi pemisah fisik," katanya.
Seperti diketahui, pembangunan megaproyek Terusan Kra oleh Thailand-China itu memiliki nilai strategis sama seperti pembangunan Terusan Panama dan Terusan Suez. Terusan ini memangkas jalur pelayaran dari Laut China Selatan ke Samudera Indonesia tanpa harus melalui Selat Malaka.
Dengan terpangkasnya jarak tempuh, maka waktu pelayaran bisa lebih cepat dua hingga lima hari. Termasuk menghemat Bahan Bakar Minyak (BBM) senilai USD350.000.
Rencananya, terusan yang memiliki panjang 100 kilometer ini akan memotong wilayah Isthmus Selatan di Thailand, menghubungkan Teluk Thailand dengan Laut Andaman. Jika jadi diwujudkan, megaproyek ini membutuhkan waktu sepuluh tahun dan menghabiskan anggaran sebesar USD28 miliar.
"Jika ini terjadi, yang merugi adalah Singapura. Bagi Indonesia lebih menguntungkan dibanding Malaysia dan Singapura, karena berkurangnya jumlah kapal juga berarti mengurangi polusi laut," ujarnya, Minggu (19/3/2017).
Mantan anggota Komisi I DPR ini mengatakan, dengan adanya jalur kapal yang langsung ke China dampaknya sangat bagus karena Indonesia akan bebas externalities. Tidak hanya itu, kapal jurusan Tanjung Priok bisa langsung menuju ke pelabuhan tersebut.
"Di Selatan Thailand ada separatis Patani Melayu Muslim, di mana dalam kondisi tidak ada pemisah fisik saja mereka mau merdeka apalagi diberi pemisah fisik," katanya.
Seperti diketahui, pembangunan megaproyek Terusan Kra oleh Thailand-China itu memiliki nilai strategis sama seperti pembangunan Terusan Panama dan Terusan Suez. Terusan ini memangkas jalur pelayaran dari Laut China Selatan ke Samudera Indonesia tanpa harus melalui Selat Malaka.
Dengan terpangkasnya jarak tempuh, maka waktu pelayaran bisa lebih cepat dua hingga lima hari. Termasuk menghemat Bahan Bakar Minyak (BBM) senilai USD350.000.
Rencananya, terusan yang memiliki panjang 100 kilometer ini akan memotong wilayah Isthmus Selatan di Thailand, menghubungkan Teluk Thailand dengan Laut Andaman. Jika jadi diwujudkan, megaproyek ini membutuhkan waktu sepuluh tahun dan menghabiskan anggaran sebesar USD28 miliar.
(maf)