Nakhoda Baru Pertamina

Kamis, 16 Maret 2017 - 07:55 WIB
Nakhoda Baru Pertamina
Nakhoda Baru Pertamina
A A A
SETELAH melalui penantian sebulan lebih kursi direktur utama (Dirut) PT Pertamina dipastikan tak lowong lagi. Hari ini, rapat umum pemegang saham (RUPS) perseroan yang akan mengukuhkan dirut terpilih digelar.

Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi telah membocorkan bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memilih satu nama pengganti Dwi Soetjipto. Dari sejumlah nama yang disodorkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), rupanya Presiden Jokowi hanya kepincut dua nama.

Sayangnya, Johan Budi merahasiakan rapat-rapat nama tersebut. Yang jelas, sebagaimana dibeberkan mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu, Presiden sudah memilih nama yang tepat untuk menakhodai perusahaan pelat merah itu dengan syarat utama integritas yang tidak dipertanyakan lagi.

Meski salah satu nama dari sejumlah calon Dirut BUMN minyak dan gas (migas) sudah disebut-sebut calon jadi, namun Menteri BUMN Rini Soemarno tidak terpancing menjawab pertanyaan wartawan usai memberi arahan di kantor pusat Pertamina kemarin.

Hanya kata ”no comment” yang meluncur dari bibir perempuan yang mengaku keluarganya sangat dekat dengan perusahaan negara itu. Pengakuan itu tidak berlebihan, kakak kandung Rini yakni Ari Soemarno adalah mantan dirut Pertamina periode 2006 hingga 2009. Pascapencabutan dirut salah satu perusahaan penyumbang dividen terbesar ke negara itu dikendalikan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Dirut, Yenni Andayani.

Menarik disimak, di antara calon Dirut Pertamina justru yang banyak mendapat perhatian publik adalah calon dari eksternal. Tersebutlah, Dirut Holding BUMN Perkebunan, Elia Massa Manik.

Sebelumnya Elia sudah mengendalikan sejumlah perusahaan di antaranya PT Kertas Basuki Rachmat Indonesia dan PT Elnusa Tbk. Dirut PT Krakatau Steel, Sukandar.

Sebelum menduduki puncak jabatan di perusahaan baja pelat merah itu, Sukandar sempat menjabat direktur keuangan. Bidang keuangan adalah keahliannya dan pernah menjabat sebagai Vice President and Corporate Head, Citibank cabang Surabaya.

Selanjutnya, mantan Dirut Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin. Karir Budi di bidang keuangan yang kini tercatat sebagai staf khusus Menteri BUMN sangat meyakinkan. Diawali di Bank Bali sebagai GM Electronic Banking bahkan sempat bergabung di ABN Amro Bank Indonesia.

Tanpa bermaksud mendahului hasil RUPS penetapan Dirut Pertamina, nama Elia Massa Manik bila tidak ada perubahan tinggal menunggu ketuk palu. Pria yang mengawali karir di PT Indofood Sukses Makmur Tbk tidak begitu akrab di telinga publik namun bukan berarti minim prestasi.

Elia telah menjadi dewa penyelamat di PT Elnusa Tbk. Benarkah? Sebagaimana dikutip sejumlah media massa, Elia hanya membutuhkan waktu sekitar 2,5 tahun atau dari Juni 2011 hingga Mei 2014 berhasil menghindarkan Elnusa dari kebangkrutan. Namun, Elia hengkang dari perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki Pertamina saat mulai pulih.

Sementara itu, tugas Elia di BUMN Perkebunan termasuk tidak gampang. Oleh Menteri BUMN dia ditugaskan menyehatkan 14 perusahaan perkebunan dengan karyawan 139 ribu.

Selain itu, kabarnya Elia memang dekat dengan Menteri BUMN karena pernah bermitra menggarap sebuah perusahaan sepeda motor namun kurang mendapat respons di pasar.

Mengapa pergantian Dirut Pertamina mendapat perhatian serius dari publik? Tentu tidak terlepas dari peristiwa pencopotan mendadak dua petinggi perusahaan pelat merah itu sebelumnya.

Kedua petinggi yakni dirut dan wakil dirut terjadi ”persaingan” dalam pembuatan kebijakan sehingga lahir istilah telah lahir ”matahari kembar” di Pertamina. Celakanya, ”matahari kembar” itu nyaris membakar perusahaan yang sedang berkinerja baik sepanjang sejarah.

Faktanya, laba bersih Pertamina tercatat USD 2,83 miliar atau setara Rp 37 triliun pada kuartal ketiga 2016 atau naik sekitar 209% dibandingkan periode yang sama pada 2015. Disaat kinerja Pertamina kinclong pemegang saham justru membentuk pos wakil dirut yang kemudian menjadi masalah karena muncul ”matahari kembar”.

Sekarang, mari kita sambut babak baru kepemimpinan di BUMN yang selama ini menjadi kebanggaan anak negeri. Siapa pun yang terpilih nanti betul-betul adalah pilihan yang tepat tidak hanya profesional mengurus badan usaha apalagi seperti Pertamina tetapi juga punya integritas yang tidak diragukan.

Di sisi lain, kuasa pemegang saham dalam hal ini Kementerian BUMN juga harus memberi kepercayaan penuh kepada direksi yang bertanggung jawab terhadap operasional perusahaan.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5516 seconds (0.1#10.140)