Hadiri Acara Ulama Banten, Kapolri Ajak Warga NU Jaga Negara
A
A
A
BANTEN - Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian menghadiri acara silaturahmi dan dialog kebangsaan bersama alim ulama dan warga Nahdlatul Ulama se-Banten di Pondok Pesantren An Nawawi Tanara, Kabupaten Serang.
Kapolri mengimbau warga nahdliyin untuk bersama-sama menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Baca Juga: GNPF MUI Dukung Sikap NU Bela Ma'ruf Amin )
Kapolri mengatakan, Nahdatul Ulama (NU) sejak dahulu sangat berperan penting memperjuangkan kemerdekan dari tangan penjajah dan menjaga bangsa Indonesia.
"Ada tiga elemen bangsa dalam menegakkan NKRI, yakni elemen nasionalis seperti Soekarno-Hatta yang konsisten merebut kemerdekaan. Kedua, unsur laskar pemuda yang menjadi cikal bakal TNI dan Polri. Ketiga, Islam mainstream, yakni NU dan Muhammadiyah,” kata Tito saat memberikan pemaparan di hadapan peserta dialog kebangsaan. Rabu (8/2/2017).
Menurut Kapolri, Islam saat ini menyatukan keberagaman di Indonesia. Ideologi Pancasila dinilai paling pas karena keberagamaan yang sudah menjadi luar biasa dalam kehidupan bernegara.
“Konflik paling berbahaya adalah konflik agama. Itu harus kita hindari. Sistem demokrasi membuka peluang kebebasan. Kebebasan yang terlalu kuat akan mengancam keamanan,” katanya.
Selain Kapolri, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin juga hadir dalam acara tersebut.
Kapolri mengimbau warga nahdliyin untuk bersama-sama menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). (Baca Juga: GNPF MUI Dukung Sikap NU Bela Ma'ruf Amin )
Kapolri mengatakan, Nahdatul Ulama (NU) sejak dahulu sangat berperan penting memperjuangkan kemerdekan dari tangan penjajah dan menjaga bangsa Indonesia.
"Ada tiga elemen bangsa dalam menegakkan NKRI, yakni elemen nasionalis seperti Soekarno-Hatta yang konsisten merebut kemerdekaan. Kedua, unsur laskar pemuda yang menjadi cikal bakal TNI dan Polri. Ketiga, Islam mainstream, yakni NU dan Muhammadiyah,” kata Tito saat memberikan pemaparan di hadapan peserta dialog kebangsaan. Rabu (8/2/2017).
Menurut Kapolri, Islam saat ini menyatukan keberagaman di Indonesia. Ideologi Pancasila dinilai paling pas karena keberagamaan yang sudah menjadi luar biasa dalam kehidupan bernegara.
“Konflik paling berbahaya adalah konflik agama. Itu harus kita hindari. Sistem demokrasi membuka peluang kebebasan. Kebebasan yang terlalu kuat akan mengancam keamanan,” katanya.
Selain Kapolri, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin juga hadir dalam acara tersebut.
(dam)