PKB: Isu SARA Ganggu Perekonomian

Minggu, 22 Januari 2017 - 16:26 WIB
PKB: Isu SARA Ganggu Perekonomian
PKB: Isu SARA Ganggu Perekonomian
A A A
JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menegaskan menolak berbagai bentuk tindakan yang mempertentangkan suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA), intoleransi, serta radikalisme.

PKB menilai ketiga hal tersebut telah menghantam urat nadi perekonomian nasional. "Ketegasan posisi ini menjadi semakin mendesak guna melindungi perekonomian rakyat. PKB sebagai partai modern, pembela Pancasila menolak dengan tegas segala bentuk sentimen SARA, intoleransi, serta radikalisme agama, " kata Ketua Umum DPP PKB Abdul Muhaimin Iskandar di Jakarta, Minggu (22/1/2017).

Menurut Muhaimin, sikap tegas terhadap ketiga sentimen itu penting sebagai upaya melindungi perekonomian nasional.

Ajakan penarikan uang besar-besaran (rush money), boikot Sari Roti dan fitnah serbuan tenaga kerja asing asal China dinilainya sebagai sentimen terhadap laju pertumbuhan ekonomi.

"Dampak terhadap berita-berita seperti itu menyebabkan dunia usaha dan dunia keuangan was-was. Itu artinya urat nadi ekonomi nasional tengah dibidik untuk dihancurkan, " ujar pria yang biasa disapa Cak Imin itu.

Dia menambahkan, bergejolaknya pasar keuangan Indonesia dimulai pada bulan November 2016. Saat itu muncul dua sentimen negatif.

Pertama, terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat. Kedua, merebaknya sentimen SARA menyusul kasus tuduhan penistaan agama terhadap Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).

"Akibatnya rupiah melemah cukup dalam, dibandingkan mata uang negara lain di kawasan. Tak hanya itu, sejak awal November 2016 dana investor asing hengkang dari pasar saham (Rp18 triliun) maupun obligasi (Rp24 triliun), " ucapnya.

Cak Imin menuturkan, sentimen SARA dan radikalisme agama mulai secara riil menghantam sektor bisnis dan dunia keuangan saat mencuatnya isu rush money dan boikot Sari Roti.

"Kedua isu tersebut sempat menekan pergerakan saham kedua perusahaan, yang mencerminkan kekhawatiran investor akan dampak negatif dari isu tersebut terhadap pendapatan dan kinerja perusahaan, " kata Cak Imin.

Untuk mengetahui seberapa parah dampak isu negatif tersebut, kata dia, PKB menggelar diskusi panel pada Senin 23 Januari 2017 pagi yang mengangkat tema SARA, Radikalisme dan Prospek Ekonomi 2017 di Gedung CIMB Niaga, Jakarta.

Adapun pembicara dalam diskusi itu, yakni Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Tenaga Kerja Muhammad Hanif Dhakiri, Chairman Indonesia Chamber of Commerce in China (INACHAM) Liky Sutikno, ekonom Faisal Basri dan, pengusaha yang juga Staf Ahli Wakil Presiden Sofjan Wanandi.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8720 seconds (0.1#10.140)