Panglima TNI Ungkap Ancaman Luar Biasa yang Dihadapi RI
A
A
A
JAKARTA - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyampaikan sambutan dalam Rapat Pimpinan (Rapim) TNI 2017 dan Perwira Tinggi Polri.
Gatot menyatakan, Rapim ini penting dan strategis dilakukan untuk menyikapi kompetisi global memperebutkan energi, pangan, dan air, seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kompetisi global berubah jadi konspirasi. Ini jadi ancaman luar biasa," kata Gatot di Aula Gedung Gatot Subroto, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (16/1/2017).
Gatot menjelaskan, kebijakan Presiden Jokowi dalam mengatasi kompetisi global dianggapnya solusi. Menurutnya, Jokowi telah mencantumkan kebijakan negara maritim dengan program tol laut, pantai laut, yang memaksimalkan geografis untuk program swasembada pangan yang dilakukan Menteri Pertanian (Mentan).
"Bapak (Jokowi) dulu menyatakan jika dalam lima tahun tidak swasembada pangan, saya akan dicopot, sekarang saya (masih) Panglima TNI," ungkapnya.
Gatot menganggap, program yang dicanangkan Jokowi dinilai sesuai visi Indonesia yang berdaulat. Maka itu, TNI mengaku siap mengawal program-program tersebut.
Di TNI sendiri kata Gatot, penggunaan anggaran dinilai tepat sasaran. Bahkan dia menyebut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani pernah mengatakan, meski diberikan uang banyak, namun anggaran di TNI tidak habis-habis.
Menurutnya daya serap TNI tahun 2016, mencapai 99,01 persen. Diakuinya, dana yang 9 persen lainnya dicadangkan jika ada penambahan proses atau pergantian jabatan.
Gatot menyebutkan, serapan anggaran TNI bisa dikatakan mencapai 100 persen. Gatot mengaku jajaran TNI dan Polri siap mendukung program pembangunan nasional yang dicanangkan Presiden.
"Ada titipan dari Bapak KSAD, karena hampir frustasi, karena petani sering ditipu, dibeli dengan harga rendah. Kami izin melayangkan sentra pelayanan padi terpadu. Jika dicanangkan, petani akan lebih sejahtera. Kami siap menerima petunjuk bapak (Jokowi)," pungkasnya.
Gatot menyatakan, Rapim ini penting dan strategis dilakukan untuk menyikapi kompetisi global memperebutkan energi, pangan, dan air, seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Kompetisi global berubah jadi konspirasi. Ini jadi ancaman luar biasa," kata Gatot di Aula Gedung Gatot Subroto, Mabes TNI Cilangkap, Jakarta, Senin (16/1/2017).
Gatot menjelaskan, kebijakan Presiden Jokowi dalam mengatasi kompetisi global dianggapnya solusi. Menurutnya, Jokowi telah mencantumkan kebijakan negara maritim dengan program tol laut, pantai laut, yang memaksimalkan geografis untuk program swasembada pangan yang dilakukan Menteri Pertanian (Mentan).
"Bapak (Jokowi) dulu menyatakan jika dalam lima tahun tidak swasembada pangan, saya akan dicopot, sekarang saya (masih) Panglima TNI," ungkapnya.
Gatot menganggap, program yang dicanangkan Jokowi dinilai sesuai visi Indonesia yang berdaulat. Maka itu, TNI mengaku siap mengawal program-program tersebut.
Di TNI sendiri kata Gatot, penggunaan anggaran dinilai tepat sasaran. Bahkan dia menyebut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani pernah mengatakan, meski diberikan uang banyak, namun anggaran di TNI tidak habis-habis.
Menurutnya daya serap TNI tahun 2016, mencapai 99,01 persen. Diakuinya, dana yang 9 persen lainnya dicadangkan jika ada penambahan proses atau pergantian jabatan.
Gatot menyebutkan, serapan anggaran TNI bisa dikatakan mencapai 100 persen. Gatot mengaku jajaran TNI dan Polri siap mendukung program pembangunan nasional yang dicanangkan Presiden.
"Ada titipan dari Bapak KSAD, karena hampir frustasi, karena petani sering ditipu, dibeli dengan harga rendah. Kami izin melayangkan sentra pelayanan padi terpadu. Jika dicanangkan, petani akan lebih sejahtera. Kami siap menerima petunjuk bapak (Jokowi)," pungkasnya.
(maf)