Dianggap Pendapat Pribadi, Penulis Buku Jokowi Undercover Ditahan
A
A
A
JAKARTA - Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri menetapkan penulis buku berjudul Jokowi Undercover, Bambang Tri sebagai tersangka kasus dugaan pencemaran nama baik terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Resmi berstatus tersangka, Bambang langsung ditahan di Polda Metro Jaya. "Telah dilakukan penahanan (terhadap Bambang Tri) setelah dilakukan pemeriksaan pasca penangkapan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Pol Rikwanto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (31/12/2016).
Rikwanto menjelaskan Bareskrim menetapkan tersangka dan menahan Bambang karena yang bersangkutan tidak mempunyai dokumen pendukung terkait tuduhan pemalsuan data Jokowi saat pengajuan sebagai capres di KPU seperti ditulis dalam bukunya.
Menurut dia, tuduhan dan sangkaan yang dimuat pada Buku Jokowi Undercover dan media sosial semua didasarkan atas sangkaan pribadi tersangka.
"Analisa fotometrik yang diungkap tidak didasari keahlian apapun, namun hanya persepsi dan perkiraan tersangka pribadi," ucap Rikwanto.
Selanjutnya, kata dia, motif tersangka menulis buku Jokowi Undercover didasarkan atas kepentingan tersangka untuk menulis buku yang menarik dan mendapatkan perhatian masyarakat.
"Perbuatan tersangka menebarkan kebencian kepada keturunan PKI yang tidak tau menahu tentang peristiwa G 30 S PKI Madiun 1948 dan 1965," ungkapnya.
Dia menambahkan, Bambang dianggap telah menebarkan kebencian kepada kelompok masyarakat yang bekerja di dunia pers terkait pernyataan pada halaman 105 yang menyatakan Jokowi-Jusuf Kalla adalah pemimpin yang muncul dari dan dengan keberhasilan media massa melakukan kebohongan kepada rakyat.
Atas perbuatannya, kata Rikwanto, Bambang Tri dipersangkakan melanggar Pasal 16 UU Nomor 40 tahun 2008, yang menyatakan setiap orang yang dengan sengaja menunjukkan kebencian atau rasa benci kepada orang lain berdasarkan diskriminasi ras dan etnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2, atau angka 3, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000dan Pasal 28 ayat 2 UU ITE dengan uraian.
Resmi berstatus tersangka, Bambang langsung ditahan di Polda Metro Jaya. "Telah dilakukan penahanan (terhadap Bambang Tri) setelah dilakukan pemeriksaan pasca penangkapan," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigadir Jenderal Polisi Pol Rikwanto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (31/12/2016).
Rikwanto menjelaskan Bareskrim menetapkan tersangka dan menahan Bambang karena yang bersangkutan tidak mempunyai dokumen pendukung terkait tuduhan pemalsuan data Jokowi saat pengajuan sebagai capres di KPU seperti ditulis dalam bukunya.
Menurut dia, tuduhan dan sangkaan yang dimuat pada Buku Jokowi Undercover dan media sosial semua didasarkan atas sangkaan pribadi tersangka.
"Analisa fotometrik yang diungkap tidak didasari keahlian apapun, namun hanya persepsi dan perkiraan tersangka pribadi," ucap Rikwanto.
Selanjutnya, kata dia, motif tersangka menulis buku Jokowi Undercover didasarkan atas kepentingan tersangka untuk menulis buku yang menarik dan mendapatkan perhatian masyarakat.
"Perbuatan tersangka menebarkan kebencian kepada keturunan PKI yang tidak tau menahu tentang peristiwa G 30 S PKI Madiun 1948 dan 1965," ungkapnya.
Dia menambahkan, Bambang dianggap telah menebarkan kebencian kepada kelompok masyarakat yang bekerja di dunia pers terkait pernyataan pada halaman 105 yang menyatakan Jokowi-Jusuf Kalla adalah pemimpin yang muncul dari dan dengan keberhasilan media massa melakukan kebohongan kepada rakyat.
Atas perbuatannya, kata Rikwanto, Bambang Tri dipersangkakan melanggar Pasal 16 UU Nomor 40 tahun 2008, yang menyatakan setiap orang yang dengan sengaja menunjukkan kebencian atau rasa benci kepada orang lain berdasarkan diskriminasi ras dan etnis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 huruf b angka 1, angka 2, atau angka 3, dipidana dengan pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau denda paling banyak Rp500.000.000dan Pasal 28 ayat 2 UU ITE dengan uraian.
(dam)