Alasan Perindo Malaysia Bantu Pulangkan 31 TKI ke Tanah Air
A
A
A
MALAYSIA - Partai Persatuan Indonesia (Perindo) siap memulangkan 31 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke Tanah Air. Rencananya, Jumat 30 Desember 2016, para 31 pahlawan devisa negara ini ditambah empat orang anak-anak akan kembali ke Indonesia tanpa mengeluarkan biaya sepeser pun alias gratis.
Ketua Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) Partai Perindo, Muhammad Tohong Hasibuan menjelaskan, para TKI ini awalnya melaporkan masalah yang mereka hadapi, seperti lari dari majikan, tidak dibayar majikan, ataupun mendapatkan siksaan. Setelah melapor, mereka pun dikumpulkan di tempat penampungan (shelter) yang ada di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
"Jadi ini di shelter KBRI banyak WNI yang lari, tertipu, enggak dibayar majikan, mereka melapor dan ditampung di shelter ini," kata Tohong di KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (29/12/2016).
Menurut Tohong, para TKI yang memiliki masalah ini diberikan kebebasan untuk berkegiatan di dalam lingkungan KBRI, seperti diberikan berbagai pelatihan sampai membantu berjualan di kantin KBRI.
"Mereka semua bebas berkegiatan asal masih di KBRI, soalnya mereka benar-benar dijaga," jelas Tohong.
Tohong menambahkan, mereka ditampung sembari menyelesaikan urusan mereka sebelum dipulangkan. Bahkan, banyak TKI yang harus menunggu hingga dua tahun di shelter untuk bisa dipulangkan ke Indonesia.
"Ada dua tahun di sini belum bisa urus kepulangan. Ada yang menunggu penyelesaian kasus, ada juga yang belum ada uang untuk pulang," ucap Tohong.
Berangkat dari berbagai masalah inilah, Partai Perindo membantu proses pemulangan mereka ke Tanah Air. Partai Perindo, lanjut Tohong, membiayai semua proses pemulangan sehingga mereka tak harus mengeluarkan uang untuk bisa berkumpul dengan keluarga mereka di Indonesia.
"Nah berangkat dari situ Perindo coba bantu kepulangan ini," ujarnya.
Ketua Dewan Perwakilan Luar Negeri (DPLN) Partai Perindo, Muhammad Tohong Hasibuan menjelaskan, para TKI ini awalnya melaporkan masalah yang mereka hadapi, seperti lari dari majikan, tidak dibayar majikan, ataupun mendapatkan siksaan. Setelah melapor, mereka pun dikumpulkan di tempat penampungan (shelter) yang ada di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI).
"Jadi ini di shelter KBRI banyak WNI yang lari, tertipu, enggak dibayar majikan, mereka melapor dan ditampung di shelter ini," kata Tohong di KBRI, Kuala Lumpur, Malaysia, Kamis (29/12/2016).
Menurut Tohong, para TKI yang memiliki masalah ini diberikan kebebasan untuk berkegiatan di dalam lingkungan KBRI, seperti diberikan berbagai pelatihan sampai membantu berjualan di kantin KBRI.
"Mereka semua bebas berkegiatan asal masih di KBRI, soalnya mereka benar-benar dijaga," jelas Tohong.
Tohong menambahkan, mereka ditampung sembari menyelesaikan urusan mereka sebelum dipulangkan. Bahkan, banyak TKI yang harus menunggu hingga dua tahun di shelter untuk bisa dipulangkan ke Indonesia.
"Ada dua tahun di sini belum bisa urus kepulangan. Ada yang menunggu penyelesaian kasus, ada juga yang belum ada uang untuk pulang," ucap Tohong.
Berangkat dari berbagai masalah inilah, Partai Perindo membantu proses pemulangan mereka ke Tanah Air. Partai Perindo, lanjut Tohong, membiayai semua proses pemulangan sehingga mereka tak harus mengeluarkan uang untuk bisa berkumpul dengan keluarga mereka di Indonesia.
"Nah berangkat dari situ Perindo coba bantu kepulangan ini," ujarnya.
(kri)