23 Nama Calon Dubes Baru Dinilai Bagi-bagi Kue Kekuasaan
A
A
A
JAKARTA - Penunjukkan 23 calon duta besar (dubes) dianggap bernuansa politik. Pasalnya, bagi-bagi kekuasaan ala Presiden Joko Widodo (Jokowi) terlihat dalam penempatan sejumlah tokoh di 23 negara itu.
Mulai dari mantan menteri, tim sukses, pengamat politik, hingga anggota dewan pertimbangan presiden (wantimpres) masuk dalam daftar 23 calon dubes baru itu.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, dalam politik selalu bicara apa, siapa, dapat apa, dan bagaimana. Menurutnya, penempatan 23 calon dubes itu lebih kental aroma bagi kue kekuasaan.
"Nampak sekali nama-nama yang cukup dikenal publik, posisinya, dan pembelaan opininya selama ini di ruang opini media mainstream, sudah rahasia umum," kata Pangi saat dihubungi wartawan, Minggu (27/11/2016).
Yang penting menurut dia, 23 calon dubes itu bisa membangun akselerasi hubungan bilateral dan bekerja yang lebih baik sebagai wakil Indonesia.
"Bagi publik bagaimana prinsip suksesi duta besar, prinsip profesional, dan proporsi, trayek 'the right man in the right place' menempatkan seseorang sesuai pengalaman, kinerja dan kapasitas serta kapabel dalam meningkat hubungan kerja sama dengan negara lain," ucapnya.
Dia menambahkan, sebaiknya semangat pergantian dubes itu lebih pada semangat perbaikan kinerja dibandingkan semangat bagi-bagi kekuasaan. Adapun 23 nama calon dubes yang beredar adalah:
Ambassadors Post for 2016:
1. Tokyo - Arifin Tasrif
2. Athena - Ferry Adamhar
3. Bogota - Priyo Iswanto
4. Canberra - Kristiarto Legowo
5. Dili - Sahat Sitorus
6. Jenewa - Hasan Kleib
7. Kabul - Mayjen Dr Ir Arief Rachman (Unhan)
8. Kolombo - Ngurah Ardiyasa
9. Kiev - Prof Dr Yuddy Chrisnandi (mantan Menpan)
10. Manama - Nur Syahrir Rahardjo
11. Roma - Esti Andayani
12. Seoul - Umar Hadi
13. Wina - Darmansjah Djumala
14. New Delhi - Arto Suryodipuro
15. Dhaka - Rina Soemarno
16. Amman - Andy Rachmianto
17. Bratislava - Wieke Adiwoso
18. Dar Es Salam - Prof Radar Pardede
19. Wellington - Tantowi Yahya (Golkar)
20. Zagreb - Komjen (Pol) Sjahroedin
21. Astana - Rachmat Pramono
22. Tunis - Ikrar Nusa Bhakti (peneliti)
23. Kuala Lumpur - Rusdi Kirana (wantimpres/pengusaha)
Mulai dari mantan menteri, tim sukses, pengamat politik, hingga anggota dewan pertimbangan presiden (wantimpres) masuk dalam daftar 23 calon dubes baru itu.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, dalam politik selalu bicara apa, siapa, dapat apa, dan bagaimana. Menurutnya, penempatan 23 calon dubes itu lebih kental aroma bagi kue kekuasaan.
"Nampak sekali nama-nama yang cukup dikenal publik, posisinya, dan pembelaan opininya selama ini di ruang opini media mainstream, sudah rahasia umum," kata Pangi saat dihubungi wartawan, Minggu (27/11/2016).
Yang penting menurut dia, 23 calon dubes itu bisa membangun akselerasi hubungan bilateral dan bekerja yang lebih baik sebagai wakil Indonesia.
"Bagi publik bagaimana prinsip suksesi duta besar, prinsip profesional, dan proporsi, trayek 'the right man in the right place' menempatkan seseorang sesuai pengalaman, kinerja dan kapasitas serta kapabel dalam meningkat hubungan kerja sama dengan negara lain," ucapnya.
Dia menambahkan, sebaiknya semangat pergantian dubes itu lebih pada semangat perbaikan kinerja dibandingkan semangat bagi-bagi kekuasaan. Adapun 23 nama calon dubes yang beredar adalah:
Ambassadors Post for 2016:
1. Tokyo - Arifin Tasrif
2. Athena - Ferry Adamhar
3. Bogota - Priyo Iswanto
4. Canberra - Kristiarto Legowo
5. Dili - Sahat Sitorus
6. Jenewa - Hasan Kleib
7. Kabul - Mayjen Dr Ir Arief Rachman (Unhan)
8. Kolombo - Ngurah Ardiyasa
9. Kiev - Prof Dr Yuddy Chrisnandi (mantan Menpan)
10. Manama - Nur Syahrir Rahardjo
11. Roma - Esti Andayani
12. Seoul - Umar Hadi
13. Wina - Darmansjah Djumala
14. New Delhi - Arto Suryodipuro
15. Dhaka - Rina Soemarno
16. Amman - Andy Rachmianto
17. Bratislava - Wieke Adiwoso
18. Dar Es Salam - Prof Radar Pardede
19. Wellington - Tantowi Yahya (Golkar)
20. Zagreb - Komjen (Pol) Sjahroedin
21. Astana - Rachmat Pramono
22. Tunis - Ikrar Nusa Bhakti (peneliti)
23. Kuala Lumpur - Rusdi Kirana (wantimpres/pengusaha)
(maf)