Ditangkap Densus Saat Menggendong Anak, Wandi Pasrah

Jum'at, 18 November 2016 - 16:52 WIB
Ditangkap Densus Saat Menggendong Anak, Wandi Pasrah
Ditangkap Densus Saat Menggendong Anak, Wandi Pasrah
A A A
JAKARTA - Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror menangkap seorang pria di Kalideres, Jakarta Barat, Jumat (18/11/2016).

Pria itu bernama Wandi Supandi alias Abu Sama (39). Dia ditangkap saat berada di sebuah minimarket di Kampung Pangkalan, RT 01/07, Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, Jumat.

Saat ditangkap, Wandi sedang menggendong anaknya. Dia tidak melakukan perlawanan. Selang beberapa jam, Wandi digiring petugas ke Mabes Polri untuk penyidikan.

Ketua RT setempat, Supriatna mengakui adanya peristiwa tersebut dan sempat menimbulkan kehebohan. Kemudian, kata dia, petugas membawa Wandi ke rumahnya di ujung gang.

Rumah itu berwarna hijau dengan jendela putih kusam. Pagarnya tidak tinggi dan sudah dipenuhi lumut di tiap sisinya. Beberapa plafon rumah tampak sudah jebol, diantara ada yang menggantung.

Rumah Wandi terkesan tidak terawat. Di depan rumah, terdapat pohon belimbing dengan daun rimbun menutupi sebagian atap rumah.

Tak lama anggota Densus berpakaian lengkap dengan senjata datang. Penggeledahan dilakukan sekitar dua jam, tak lama, petugas keluar membawa sejumlah benda berkardus.

"Ada banyak buku yang dibawa. Yang saya sempat lihat hanya buku Abu Bakar Baasyir tentang jihad, lalu ada pula buku berjudul Senyum di Balik Jeruji," kata Supriatna.

Selain beberapa buku, petugas juga membawa beberapa bungkus paku, kabel dan beberapa pipa paralon yang diduga bahan pembuatan bom.

Terdapat pula selembar formulir pengajian bernama Fi'ah. Dalam formulir itu, Wandi diketahui mempunyai nama lain yakni, Abu Sama. "Formulir itu juga dibawa oleh yang menggeledah," kata Supriatna.

Usai penggeledahan Polsek Kalideres sempat memasang garis polisi di rumah tersebut. Tapi kemudian dilepas sekitar pukul 14.00.

Supriatna melanjutkan, rumah yang digeledah itu merupakan rumah pribadi Wandi. Rumah itu peninggalan orangtua Wandi. Setelah orangtuanya meninggal, rumah itu kemudian dihuni Wandi bersama dengan istri dan empat anaknya.

Teman masa kecil Wandi, Amin Hidayat mengatakan, temannya berperangai baik dan pendiam, tidak memiliki sikap aneh. Menurut dia, sikap Wandi berubah setelah bekerja di pabrik kabel sejak lima tahun lalu. "Dia kemudian menjadi aneh," ucap Amin.

Keanehan ini terlihat dari cara berpakaian yang kerap menggunakan jubah. Sementara untuk janggutnya yang panjang, Amin mengatakan sudah sejak dulu Wandi berpenampilan seperti itu.

Menjelang tahun kedua setelah bekerja. Wandi kemudian keluar dari pabrik tersebut dan berjualan kaus kaki. Selain itu, menjelang hari raya Islam, seperti Idul Fitri, Beberapa tetangganya tak pernah bertemunya. Di rumah hanya terlihat istrinya saja.

"Paling saya hanya ketemu istrinya saja. Kalau ditanya, kata istrinya Wandi sedang ikut pengajian entah dimana," ucap Amin.

Istri Wandi, Alfiah (39) kecewa dengan penangkapan suaminya. Sebab sejak ditangkap pagi tadi, suaminya sulit ditemui, meskipun kantor Polsek sudah disambanginya.

Saat bertemu wartawan, wajah Alfiah terlihat memerah dan terkesan marah. "Jadi gini toh cara polisi menangkap. Enggak jelas," teriak Alfiah, sembari menggendong anaknya.

Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Kalideres, AKP Khoiri mengakui adanya penangkapan oleh Densus 88. "Simpatisan ISIS katanya," ucap Khoiri.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6785 seconds (0.1#10.140)