Motif Ledakan di Samarinda Ingin Adu Domba Umat Beragama
A
A
A
JAKARTA - Kalangan DPR mengecam peledakan di depan salah satu rumah ibadah di Kota Samarinda, Kalimantan Timut (Kaltim). Ledakan tersebut selain mengakibatkan satu balita atas nama Intan Olivia Marbun (2,5 tahun) meninggal dunia juga menyebabkan beberapa balita lainnya mengalami luka.
Anggota Komisi VIII DPR Khatibul Umum Wiranu mengatakan, aksi pengeboman salah satu rumah ibadah itu tidak berperikemanusiaan, tidak beradab, dan bertentangan dengan ajaran agama. Tindakan mereka juga bertentangan dengan Pancasila.
"Pelaku dan perencana tindakan pengeboman ini jelas punya motif adu domba antarpemeluk agama yang berbeda. Membuat situasi sosial masyarakat saling curiga, dan bisa menciptakan konflik sosial yang lebih luas," ujar Khatibul dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Senin (13/11/2016).
Maka itu, politikus Partai Demokrat ini meminta pihak kepolisian dan aparat penegak hukum lainnya segera memproses para pelaku dan pembuat skenario peledakan tersebut. Mereka, kata dia harus dihukum seberat-beratnya sesuai undang-undang antiterorisme serta undang-undang lain yang berlaku.
"Aparat penegak hukum harus menemukan jejaring, mata rantai kelompok ini secara tuntas, agar tidak terjadi aksi pengeboman di tempat-tempat lain," ucapnya. (Baca: Balita Korban Ledakan di Samarinda Akhirnya Meninggal Dunia)
Dia mengingatkan, pemerintah seharusnya bisa mengantisipasi teror seperti ini. Menurutnya, pemerintah harus melakukan pendekatan persuasif, serta pendidikan keagamaan yang benar agar tidak bermunculan para pelaku peledakan yang sama akibat salah memahami ajaran keyakinan yang dianutnya.
"Aksi teror yang kembali mengemuka menjadi pekerjaan pemerintah harus segera dituntaskan," katanya.
Anggota Komisi VIII DPR Khatibul Umum Wiranu mengatakan, aksi pengeboman salah satu rumah ibadah itu tidak berperikemanusiaan, tidak beradab, dan bertentangan dengan ajaran agama. Tindakan mereka juga bertentangan dengan Pancasila.
"Pelaku dan perencana tindakan pengeboman ini jelas punya motif adu domba antarpemeluk agama yang berbeda. Membuat situasi sosial masyarakat saling curiga, dan bisa menciptakan konflik sosial yang lebih luas," ujar Khatibul dalam siaran pers yang diterima SINDOnews, Senin (13/11/2016).
Maka itu, politikus Partai Demokrat ini meminta pihak kepolisian dan aparat penegak hukum lainnya segera memproses para pelaku dan pembuat skenario peledakan tersebut. Mereka, kata dia harus dihukum seberat-beratnya sesuai undang-undang antiterorisme serta undang-undang lain yang berlaku.
"Aparat penegak hukum harus menemukan jejaring, mata rantai kelompok ini secara tuntas, agar tidak terjadi aksi pengeboman di tempat-tempat lain," ucapnya. (Baca: Balita Korban Ledakan di Samarinda Akhirnya Meninggal Dunia)
Dia mengingatkan, pemerintah seharusnya bisa mengantisipasi teror seperti ini. Menurutnya, pemerintah harus melakukan pendekatan persuasif, serta pendidikan keagamaan yang benar agar tidak bermunculan para pelaku peledakan yang sama akibat salah memahami ajaran keyakinan yang dianutnya.
"Aksi teror yang kembali mengemuka menjadi pekerjaan pemerintah harus segera dituntaskan," katanya.
(kur)