Dua Tahun Jokowi-JK Jauh dari Harapan Publik, Ini Komentar Istana
A
A
A
JAKARTA - Tidak sedikit kalangan menilai duet Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) selama dua tahun ini masih jauh memenuhi harapan publik. Indikatornya bermacam-macam.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, untuk menilai kepuasan publik bukan dilihat dari performa dan sisi pemerintahan. "Yang melihat publik itu puas atau tidak, publik itu sendiri," ujar Pramono di kantornya, Jakarta, Rabu (19/10/2016).
Menurut Pramono, diakuinya awal pemerintahan Jokowi-JK sempat mengalami penurunan kepercayaan publik, ketika saat itu pemerintah menaikkan harga BBM. Namun di sisa akhir dalam kurun waktu dua tahun ini, kepercayaan publik kepada pemerintah kembali naik setelah program pembangunan mulai berjalan.
"Hampir semua lembaga survei menempatkan kepuasan publik terutama kepada presiden itu sekitar 66-68%," ungkapnya.
Dengan demikian, Pramono menilai kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-JK telah mengalami peningkatan yang signifikan. Problemnya, kata Pramono, sejak awal pemerintahan Jokowi-JK berada dalam posisi memulihkan kondisi ekonomi yang negatif, di mana hampir dampak ekonomi negatif dirasakan semua negara.
Politikus PDIP ini menambahkan, untuk mengukur kepuasan publik bisa diperoleh salah satunya dengan hasil survei dan riset yang sudah diumumkan.
"Kenapa itu dilakukan, karena ekonomi dunia sedang melambat dan alhamdulillah (ekonomi) Indonesia pada tahun ini bisa tumbuh 5,18 dibandingkan dengan kawasan kita relatif stabil dan cukup tinggi," pungkasnya.
Menanggapi hal ini, Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung mengatakan, untuk menilai kepuasan publik bukan dilihat dari performa dan sisi pemerintahan. "Yang melihat publik itu puas atau tidak, publik itu sendiri," ujar Pramono di kantornya, Jakarta, Rabu (19/10/2016).
Menurut Pramono, diakuinya awal pemerintahan Jokowi-JK sempat mengalami penurunan kepercayaan publik, ketika saat itu pemerintah menaikkan harga BBM. Namun di sisa akhir dalam kurun waktu dua tahun ini, kepercayaan publik kepada pemerintah kembali naik setelah program pembangunan mulai berjalan.
"Hampir semua lembaga survei menempatkan kepuasan publik terutama kepada presiden itu sekitar 66-68%," ungkapnya.
Dengan demikian, Pramono menilai kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-JK telah mengalami peningkatan yang signifikan. Problemnya, kata Pramono, sejak awal pemerintahan Jokowi-JK berada dalam posisi memulihkan kondisi ekonomi yang negatif, di mana hampir dampak ekonomi negatif dirasakan semua negara.
Politikus PDIP ini menambahkan, untuk mengukur kepuasan publik bisa diperoleh salah satunya dengan hasil survei dan riset yang sudah diumumkan.
"Kenapa itu dilakukan, karena ekonomi dunia sedang melambat dan alhamdulillah (ekonomi) Indonesia pada tahun ini bisa tumbuh 5,18 dibandingkan dengan kawasan kita relatif stabil dan cukup tinggi," pungkasnya.
(kri)