Jonan Tancap Gas

Selasa, 18 Oktober 2016 - 07:45 WIB
Jonan Tancap Gas
Jonan Tancap Gas
A A A
DENGAN mobil berpelat nomor RI 34, Ignasius Jonan bersama Arcandra Tahar langsung tancap gas menuju Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sesaat usai dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai menteri dan wakil menteri (wamen) ESDM di Istana Negara. Tanpa basa-basi duet mantan menteri perhubungan (menhub) dan mantan menteri ESDM itu langsung mengumpulkan sejumlah jajaran pejabat di lingkungan kementerian. Pertemuan singkat Jumat siang itu banyak yang menerjemahkan bahwa dua petinggi Kementerian ESDM tak sabar lagi untuk segera tancap gas.

Sebelum pelantikan nakhoda Kementerian ESDM pada Jumat siang pekan lalu, sempat mengundang teka-teki siapa gerangan yang akan dilantik Presiden Jokowi. Di media sosial sudah beredar salinan undangan berkop surat Menteri Sekretaris Negara RI tentang pelantikan menteri dan wamen ESDM, namun tak disebutkan siapa orangnya. Kontan berita spekulasi yang memunculkan sejumlah nama beredar liar di tengah masyarakat.

Menjelang pelantikan usai Jumatan dua nama resmi disebut yakni Ignasius Jonan untuk menduduki kursi menteri ESDM yang lowong sejak dua bulan lalu dan Arcandra Tahar tampil mendampingi mantan direktur utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) itu sebagai wamen ESDM. Jonan mengaku baru diberi tahu dua jam sebelum pelantikan.

Yang menarik, Presiden Jokowi menyebut dua pembantu barunya itu sebagai duet keras kepala. Mengapa orang nomor satu di negeri ini begitu percaya kepada dua putra bangsa yang sebelumnya diturunkan dari kursi Kabinet Kerja?

Alasannya, keduanya figur profesional yang berani dan punya potensi melakukan reformasi besar-besaran. Karena itu, Presiden Jokowi menyatakan pengangkatan menteri dan wamen ESDM jangan ditarik ke ranah politik lagi. Mereformasi sektor ESDM memang tidak mudah, tetapi Presiden berkeyakinan keduanya punya kemampuan yang memadai.

Menyadari betapa banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan pada sektor ESDM, jadi wajar saja duet Jonan-Arcandra segera tancap gas. Namun, ketika dicecar pertanyaan oleh awak media tentang detail program dalam jangka pendek, Jonan yang dikenal dengan gaya bicara ceplas-ceplos menjawab jujur bahwa dia belum memiliki prioritas rencana kerja jangka pendek.

Meski demikian, pria kelahiran Singapura 1963 itu usai serah terima jabatan menyatakan semua masalah harus diperhatikan untuk diselesaikan. Namun, yang menjadi perhatian khusus adalah peningkatan kemampuan teknis di Kementerian ESDM. Kalau bicara prioritas, semuanya prioritas dikerjakan. Harus duduk bersama dengan para pejabat yang ada di lingkungan ESDM untuk merumuskan program ke depan. Program yang sudah berjalan baik tinggal dilanjutkan.

Sejumlah PR yang sudah menghadang duet keras kepala itu di antaranya revisi Undang-Undang (UU) Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak Dan Gas (Migas), revisi UU Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batu Bara (Minerba), peningkatan produksi migas, proyek listrik 35.000 MW yang merayap, pengembangan energi baru terbarukan (EBT), pembangunan kilang minyak, dan penurunan harga gas industri, hingga pembersihan para mafia yang dikenal banyak bercokol di sektor migas. Namun, di antara segudang PR yang tidak gampang itu salah satu yang mendesak segera diselesaikan adalah menurunkan harga gas industri dalam jangka dua bulan ke depan sebagaimana dijanjikan Presiden Jokowi kepada pelaku industri. Masalah harga gas industri memang sangat ironis dibandingkan dengan harga gas sejenis yang lebih murah sejumlah negara tetangga. Padahal, Indonesia salah satu penghasil gas yang besar.

Karena menghadapi PR yang begitu berat yang diwariskan dari para pendahulunya, duet Jonan-Arcandra butuh dukungan semua pihak yang diharapkan dapat memberi warna baru di sektor ESDM. Sayang kalau kemampuan manajerial Jonan dan kemampuan teknis Arcandra sebagai sebuah kombinasi yang bagus tidak mendatangkan manfaat untuk kemajuan bangsa ini. Kita berharap tangan dingin Jonan yang telah mengubah wajah perkeretaapian menjadi sarana transportasi yang nyaman dapat menular pada sektor ESDM.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0593 seconds (0.1#10.140)