Bahas Dana Freddy Budiman, DPR-PPATK Gelar Rapat Tertutup
A
A
A
JAKARTA - Komisi III DPR menggelar pertemuan secara tertutup dengan pimpinan Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Kepala PPATK, Muhammad Yusuf mengatakan, ada beberapa hal yang akan disampaikan dalam pertemuan tersebut, salah satunya aliran dana terkait terpidana mati kasus narkoba, Freedy Budiman.
"Ada beberapa hal menarik, kita minta (pertemuan) tertutup karena ini rahasia mengenai aliran dana Freddy Budiman," ujar Yusuf di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (22/9/2016).
Menurut dia, PPATK menemukan isu terbaru terkait aliran dana jaringan narkoba Freddy Budiman sebesar Rp3,6 triliun. "Ya tapi ada isu baru yang kita sampaikan," ungkapnya.
Freddy Budiman telah dieksekusi mati pada 29 Juli 2016. Beberapa jam sebelum eksekusi, muncul pernyataan dari Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar yang mengungkapkan Freddy mengaku pernah memberi uang kepada oknum Polri, Badan Narkotika Nasional (BNN). (Baca juga: Diusut, Curhat Freddy Budiman Beri Rp90 M kepada Pejabat Polri)
Bahkan Freddy, seperti disampaikan Haris, mengaku pernah dibantu oleh oknum pejabat TNI. Haris mengakui pertemuan dengan Freddy terjadi pada 2014 silam di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. (Baca juga: Tim Investigasi Belum Temukan Aliran Dana Freddy Budiman ke Pejabat Polri)
Kepala PPATK, Muhammad Yusuf mengatakan, ada beberapa hal yang akan disampaikan dalam pertemuan tersebut, salah satunya aliran dana terkait terpidana mati kasus narkoba, Freedy Budiman.
"Ada beberapa hal menarik, kita minta (pertemuan) tertutup karena ini rahasia mengenai aliran dana Freddy Budiman," ujar Yusuf di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (22/9/2016).
Menurut dia, PPATK menemukan isu terbaru terkait aliran dana jaringan narkoba Freddy Budiman sebesar Rp3,6 triliun. "Ya tapi ada isu baru yang kita sampaikan," ungkapnya.
Freddy Budiman telah dieksekusi mati pada 29 Juli 2016. Beberapa jam sebelum eksekusi, muncul pernyataan dari Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) Haris Azhar yang mengungkapkan Freddy mengaku pernah memberi uang kepada oknum Polri, Badan Narkotika Nasional (BNN). (Baca juga: Diusut, Curhat Freddy Budiman Beri Rp90 M kepada Pejabat Polri)
Bahkan Freddy, seperti disampaikan Haris, mengaku pernah dibantu oleh oknum pejabat TNI. Haris mengakui pertemuan dengan Freddy terjadi pada 2014 silam di Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah. (Baca juga: Tim Investigasi Belum Temukan Aliran Dana Freddy Budiman ke Pejabat Polri)
(dam)