GIIAS dan Ekonomi Nasional

Sabtu, 13 Agustus 2016 - 09:04 WIB
GIIAS dan Ekonomi Nasional
GIIAS dan Ekonomi Nasional
A A A
PAMERAN automotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2016 yang dibuka mulai Kamis (11/8) terlihat begitu meriah. Para peserta pameran begitu antusias memamerkan berbagai teknologi dan produk mereka kepada masyarakat. Gelaran tahunan ini diharapkan mampu menjadi salah satu pendorong menggeliatnya perekonomian nasional yang hingga kini belum membaik.

Kemeriahan ajang GIIAS tahun ini sekaligus menunjukkan bahwa dunia industri automotif Tanah Air masih bisa berkembang di tengah pelambatan ekonomi global. Bahkan ajang GIIAS ini juga sebagai bukti kuat bahwa Indonesia mempunyai industri automotif nasional yang kuat dan memiliki kans bagus untuk terus tumbuh dan berkembang. Berita ini tentu cukup menggembirakan bagi kemajuan ekonomi bangsa ini.

GIIAS 2016 ini diyakini tak kalah pamor dengan gelaran yang sama tahun lalu baik secara jumlah peserta maupun produk hingga teknologi-teknologi yang dihadirkan. GIIAS 2016 diikuti oleh total 361 stan peserta pameran dari pelaku industri automotif Indonesia, termasuk 31 merek kendaraan dari APM yang terdiri atas 25 merek kendaraan penumpang dan 6 merek kendaraan komersial. Hampir seluruh merek ternama dunia ikut ambil bagian dalam ajang bergengsi ini mulai Toyota, Honda, Nissan, Mazda, Mitsubishi, Mercedes-Benz, BMW, Audi, Land Lover hingga Chevrolet.

Luas lahan pameran yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Tangerang Selatan, Banten, pada 11-21 Agustus 2016 ini juga ditambah. Pada 2015, pameran automotif terbesar di Asia Tenggara ini menggunakan tanah seluas 91.000 meter persegi, sedangkan untuk GIIAS 2016 panitia menggunakan tanah seluas 96.577 meter persegi.

Karena itu GIIAS tahun ini diyakini lebih menarik dan lebih meriah. Maka tak berlebihan jika panitia menargetkan jumlah pengunjung tahun ini hingga 500.000 orang. Sebagai perbandingan untuk GIIAS 2015 jumlah pengunjung 451.645 orang dan mencatat transaksi penjualan 19.380 unit kendaraan senilai Rp5,77 triliun.

Kesuksesan ajang GIIAS ini nantinya tidak saja akan meningkatkan potensi industri automotif itu sendiri. Namun dampak yang ditimbulkan oleh pameran automotif ini juga memiliki multiplier effect yang besar bagi ekonomi nasional secara umum. Misalnya dengan munculnya industri-industri komponen pendukung.

Pameran ini pada gilirannya akan terus menggerakkan roda perekonomian, terutama dengan menggairahkan pasar domestik serta meningkatkan potensi ekspor produk automotif dari Indonesia. Apalagi saat ini memang sudah banyak agen pemegang merek (APM) yang menanamkan investasi dengan membangun pabriknya di Indonesia seperti sudah dilakukan Toyota, Daihatsu, Nissan hingga Mitsubishi.

Hadirnya produk automotif di daerah-daerah juga mampu memberikan kontribusi yang positif bagi menggeliatnya ekonomi daerah yang pada gilirannya bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sana. Karena itu pemerintah sebagai regulator harus terus menciptakan iklim yang positif bagi kemajuan industri automotif nasional.

Hadirnya mobil nasional sebagai identitas dan kebanggaan bangsa sebenarnya penting untuk diwujudkan. Namun kalau mau berpikir realistis, kita sudah terlambat untuk membangun mobil nasional. Indonesia lebih baik fokus untuk menjadikan basis produksi automotif seperti dilakukan Thailand. Selain bisa digunakan untuk memenuhi pasar lokal yang masih sangat besar, produk-produknya juga bisa diekspor. Dengan kondisi politik yang stabil dan SDM yang berkualitas, Indonesia sebenarnya punya kans yang besar untuk merebut basis produksi mobil dari Thailand.

Dan potensi untuk membangun Indonesia menjadi basis produksi automotif dunia masih sangat terbuka lebar. Apalagi saat ini angka produksi mobil di Tanah Air sudah menembus angka hampir 2 juta unit. Dan produk yang diekspor sudah menembus angka 100.000 unit mobil. Dengan potensi yang dimiliki Indonesia tersebut, kita harus terus mempromosikan di dunia internasional bahwa Indonesia punya potensi yang bagus bagi industri automotif.

Targetnya adalah makin banyak merek automotif dunia yang berinvestasi membangun pabriknya di Indonesia. Selain akan membuka banyak lapangan kerja, hadirnya investasi ini juga akan menambah pendapatan negara yang pada gilirannya akan menggenjot perekonomian nasional.



(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5986 seconds (0.1#10.140)