Lokomotif Perubahan dari Daerah

Jum'at, 12 Agustus 2016 - 16:46 WIB
Lokomotif Perubahan...
Lokomotif Perubahan dari Daerah
A A A
SUDAH sejak lama DKI Jakarta, atau biasa disebut “pusat” dianggap sebagai lokomotif penarik pertumbuhan negeri ini. Bahkan kerap pula konsep itu diterima secara taken for granted, seperti selalu benar bahwa Indonesia ini baru bisa maju jika ditarik dengan sepenuh tenaga dari pusat dan semua daerah akan mengikutinya.

Perkembangan beberapa tahun belakangan ini menunjukkan bahwa pertumbuhan itu mulai tersebar. Bila berkaca pada angka sumbangan ekonomi, DKI Jakarta sebagai pusat masih merupakan motor penggerak, tetapi daerah-daerah mulai menunjukkan sumbangsih yang kian signifikan.

Bahkan, perkembangan paling mutakhir nama-nama para kepala daerah selalu ada dalam bursa kepemimpinan nasional. Pembuktian dalam keberhasilan masing-masing kepala daerah dalam memimpin menjadi jaminan bagi para pemilih dalam pemilu di tingkat nasional.

Presiden negeri ini pun memulai karier politiknya sebagai kepala daerah yang bisa mencapai level politik tertinggi. Lalu, apa saja syarat yang perlu ada dari seorang kepala daerah yang ingin menjadi lokomotif perubahan bagi daerahnya? Pertama, inovatif.

Kepala daerah harus mampu membuat hal-hal baru untuk kemajuan daerahnya. Kepala daerah yang baik bukan sekadar administrator yang berusaha menjalankan semua aturan yang ada dengan baik. Dia harus bisa mengoptimalkan potensi daerahnya dengan tetap memperhatikan peraturan yang ada.

Kedua, leadership. Seperti namanya, pemimpin yang baik adalah yang mampu menjadi orang yang berdiri di depan dan mengarahkan para bawahan dan rakyatnya untuk menuju kondisi yang lebih baik.

Dalam teori kepemimpinan yang paling dasar, pemimpin yang berhasil haruslah seseorang yang memiliki visi dan misi yang jelas dan tahu cara untuk mencapai visi dan misinya tersebut. Pemimpin haruslah terpaku pada visi dan misi yang sudah ditentukan, namun haruslah fleksibel dalam mencapainya.

Ketiga, mengutamakan partisipasi publik. Pemimpin bukanlah orang yang seenaknya menentukan segala hal terkait daerah yang dipimpinnya tanpa mempertimbangkan keinginan rakyatnya. Pemimpin yang baik harus merangkul publik dengan cara mendorong partisipasi publik untuk turut serta dalam pembangunan.

Sudah bukan masanya lagi pemimpin bergaya otoriter dengan pemikiran ala Raja Perancis Louis XVI “lletat cetat cest moi “.

Keempat, pemerataan ekonomi. Masalah yang satu ini selalu menjadi hal serius di Indonesia. Pertumbuhan ekonomi adalah mimpi semua daerah, namun pemimpin yang baik harus menekankan pada pertumbuhan ekonomi yang berkualitas dan merata. Jangan sampai kepala daerah dan orang sekelilingnya tinggal di istana megah, sementara banyak rakyatnya tinggal di gubuk derita.

Kelima, mengupayakan terobosan. Kita mafhum bahwa kepala daerah kerap segan melakukan terobosan karena takut tersandung masalah korupsi. Karena itu, kepala daerah yang membuat terobosan baik wajib diapresiasi.

Keenam, komunikasi publik. Alur komunikasi yang terbangun dengan baik dengan publik perlu dibangun untuk menyampaikan kesuksesan yang dicapai dan target yang sedang dikejar. Tujuannya tentu bukan sekadar menyombongkan diri, namun untuk memperkuat dukungan masyarakat yang diperlukan dalam pembangunan daerah.

Ketujuh, manajemen SDM. Sebagai pemimpin, kepala daerah tidak bisa selalu mengeluhkan SDM aparatur daerahnya. Dia harus bisa mengoptimalkan SDM yang tersedia dan menggantinya jika ada yang dianggap tidak tepat. Menjadikan problem SDM sebagai alasan bukan jalan keluar dalam masalah di daerah.

Kedelapan, transparansi anggaran. Setiap pemimpin daerah harus sadar bahwa anggaran daerah yang dipimpinnya adalah milik rakyat, bukan milik pribadinya. Karena itu, sekalipun diberikan kuasa untuk menggunakan anggaran, tetap kepala daerah harus bertanggung jawab kepada rakyatnya.

Cara untuk mempertanggungjawabkannya adalah transparansi anggaran. Dengan transparansi maka ada jaminan lebih baik anggaran akan digunakan untuk sebesar-besar kepentingan rakyat.

Tentu sangat sulit bagi pemimpin untuk memenuhi semuanya, namun harus ada usaha untuk mencapainya demi menjadikan daerah sebagai lokomotif kemajuan negeri ini.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0695 seconds (0.1#10.140)