Hasto Prihatin dengan Kondisi Makam Pahlawan Malahayati di Aceh
A
A
A
ACEH - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) gencar melakukan konsolidasi ke daerah. Konsolidasi ke daerah itu dipimpin langsung oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDIP Hasto Kristiyanto.
Salah satu daerah yang dikunjungi adalah Provinsi Aceh. Dalam agenda itu, Hasto Kristiyanto menyempatkan diri berziarah ke makam Pahlawan Laksamana Malahayati di Kabupaten Aceh Besar.
"Kunjungan ke makam Laksamana Malahayati ini guna memberi penghormatan atas perjuangannya yang luar biasa di dalam melawan pemerintah kolonial Belanda," ujar Hasto, Sabtu (6/8/2016).
Dia merasa prihatin, kondisi makam yang kurang terawat. Padahal, kata dia, Laksamana Malahayati dan pahlawan bangsa lainnya sudah selayaknya mendapatkan tempat terhormat, dan menjadi sumber keteladanan.
Menurutnya, Malahayati merupakan kepala barisan pengawal rahasia istana dan panglima protokol kerajaan Aceh yang memimpin pasukan Inong Balai dengan kekuatan 2.000 orang. Dia menjelaskan, dalam duel satu lawan satu di atas kapal, Malahayati berhasil menewaskan Cornelis de Houtman pada tahun 1599. (Baca: Ketua DPR Minta Gelar Doktor HC Megawati Tak Dipermasalahkan)
Atas keberhasilannya itu, Malahayati mendapatkan gelar Laksamana. "Dalam era kekinian semangat itu dapat diwujudkan dengan meningkatkan daya saing nasional, kedaulatan dan keberdikarian bangsa, serta peningatan prestasi putra-putri terbaik bangsa baik di bidang olahraga, kebudayaan, pendidikan, dan bidang strategis lainnya," jelasnya.
Salah satu daerah yang dikunjungi adalah Provinsi Aceh. Dalam agenda itu, Hasto Kristiyanto menyempatkan diri berziarah ke makam Pahlawan Laksamana Malahayati di Kabupaten Aceh Besar.
"Kunjungan ke makam Laksamana Malahayati ini guna memberi penghormatan atas perjuangannya yang luar biasa di dalam melawan pemerintah kolonial Belanda," ujar Hasto, Sabtu (6/8/2016).
Dia merasa prihatin, kondisi makam yang kurang terawat. Padahal, kata dia, Laksamana Malahayati dan pahlawan bangsa lainnya sudah selayaknya mendapatkan tempat terhormat, dan menjadi sumber keteladanan.
Menurutnya, Malahayati merupakan kepala barisan pengawal rahasia istana dan panglima protokol kerajaan Aceh yang memimpin pasukan Inong Balai dengan kekuatan 2.000 orang. Dia menjelaskan, dalam duel satu lawan satu di atas kapal, Malahayati berhasil menewaskan Cornelis de Houtman pada tahun 1599. (Baca: Ketua DPR Minta Gelar Doktor HC Megawati Tak Dipermasalahkan)
Atas keberhasilannya itu, Malahayati mendapatkan gelar Laksamana. "Dalam era kekinian semangat itu dapat diwujudkan dengan meningkatkan daya saing nasional, kedaulatan dan keberdikarian bangsa, serta peningatan prestasi putra-putri terbaik bangsa baik di bidang olahraga, kebudayaan, pendidikan, dan bidang strategis lainnya," jelasnya.
(kur)