PPATK Temui Jokowi Bahas Global Summit Antipendanaan Teroris
A
A
A
JAKARTA - Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) M Yusuf menemui Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara. Kehadiran PPATK untuk melaporkan rencana kegiatan Global Summit tentang antipendanaan terorisme.
Kegiatan itu rencananya akan dilaksanakan pada 8-11 Agustus di Denpasar, Bali. "Di mana ada 23 negara ikut dan tanggal 10 kita minta beliau (presiden) berkenaan hadir untuk memberikan keynote speech," kata Yusuf di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/7/2016).
Dalam kegiatan itu juga akan melibatkan sejumlah kementerian dari 23 negara. Pertemuan itu sekaligus akan dihadiri sebanyak 25 Kepala PPATK seluruh dunia.
Selain melaporkan soal kegiatan tersebut, Yusuf mengaku juga menjelaskan mengenai hasil penelusuran dan kontribusinya di sektor pajak.
"Sekarang sudah kita beri banyak laporan inisiatif kami ada 166 laporan kemudian yang disikapi oleh pajak separuh dapat 2,1 T," ujarnya.
Ia menjelaskan, tekait inisiatif pajak, pihaknya sedang menunggu 109 progres kontribusi yang akan dikejar untuk memberi masukan kepada negara.
"Kemudian penunggak pajak dan juga transaksi kita terima per hari itu ada yang namanya laporan transaksi tunai, kita sampel untuk pungut pajaknya," tandasnya.
Kegiatan itu rencananya akan dilaksanakan pada 8-11 Agustus di Denpasar, Bali. "Di mana ada 23 negara ikut dan tanggal 10 kita minta beliau (presiden) berkenaan hadir untuk memberikan keynote speech," kata Yusuf di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (25/7/2016).
Dalam kegiatan itu juga akan melibatkan sejumlah kementerian dari 23 negara. Pertemuan itu sekaligus akan dihadiri sebanyak 25 Kepala PPATK seluruh dunia.
Selain melaporkan soal kegiatan tersebut, Yusuf mengaku juga menjelaskan mengenai hasil penelusuran dan kontribusinya di sektor pajak.
"Sekarang sudah kita beri banyak laporan inisiatif kami ada 166 laporan kemudian yang disikapi oleh pajak separuh dapat 2,1 T," ujarnya.
Ia menjelaskan, tekait inisiatif pajak, pihaknya sedang menunggu 109 progres kontribusi yang akan dikejar untuk memberi masukan kepada negara.
"Kemudian penunggak pajak dan juga transaksi kita terima per hari itu ada yang namanya laporan transaksi tunai, kita sampel untuk pungut pajaknya," tandasnya.
(maf)