Tantowi: Pokomen Go Ancam Keamanan Informasi
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya menilai, permainan Pokomen Go bisa mengancam keamanan informasi. Hal itu dianggapnya perlu dipahami bersama, khususnya masyarakat yang keranjingan dengan game berbasis android yang memanfaatkan Global Positioning System (GPS) ini.
"Dia (Pokemon Go) kan memakai kamera, dengan kamera itu dia bisa melakukan penginderaan terhadap tempat-tempat tertentu secara real time," ujarnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/7/2016).
Dia mengakui memang jika Pokemon Go dimainkan di rumah tidak membahayakan. "Tapi kalau yang main itu pejabat pemerintah, misal petugas BIN, Polri, TNI, saya enggak bicara jenderalnya, tapi staf-staf di bawahnya itu, ikut tren kemudian main, dicarilah Pokemon itu ke instalasi-instalasi yang kita anggap rahasia," jelas politikus Partai Golkar ini.
"Ingat, setiap aplikasi ada yang punya, siapa yang punya? Mari kita cari tahu bersama, ketika itu terbuka, maka dia bisa melihat oh ini informasi yang saya perlukan," ungkapnya.
Maka itu, Tantowi merasa hal itu perlu diwaspadai bersama. Dikhawatirkan, seorang pemain Pokemon Go dimanfaatkan untuk mengindera tempat-tempat yang selama ini tidak bisa dijangkau dari Google Earth maupun Google Maps.
"Misal ke Pejaten, dia bissa masuk ke Pejaten, Mabes TNI, dia bisa masuk ke Istana, ini kita harus waspadai," imbuhnya.
Namun, dia tidak melarang siapapun untuk bermain Pokomen Go. Terlebih, dia juga mengaku memiliki aplikasi game tersebut. Dia juga mengakui memang Pokemon Go itu mengasyikan karena menantang.
"Kalau tidak kenapa puluhan juta orang memainkan itu?" ucapnya. Dia pun tak sepakat jika ada larangan bermain Pokomen Go di Komplek Parlemen. "Saya rasa belum perlu," pungkasnya.
"Dia (Pokemon Go) kan memakai kamera, dengan kamera itu dia bisa melakukan penginderaan terhadap tempat-tempat tertentu secara real time," ujarnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (20/7/2016).
Dia mengakui memang jika Pokemon Go dimainkan di rumah tidak membahayakan. "Tapi kalau yang main itu pejabat pemerintah, misal petugas BIN, Polri, TNI, saya enggak bicara jenderalnya, tapi staf-staf di bawahnya itu, ikut tren kemudian main, dicarilah Pokemon itu ke instalasi-instalasi yang kita anggap rahasia," jelas politikus Partai Golkar ini.
"Ingat, setiap aplikasi ada yang punya, siapa yang punya? Mari kita cari tahu bersama, ketika itu terbuka, maka dia bisa melihat oh ini informasi yang saya perlukan," ungkapnya.
Maka itu, Tantowi merasa hal itu perlu diwaspadai bersama. Dikhawatirkan, seorang pemain Pokemon Go dimanfaatkan untuk mengindera tempat-tempat yang selama ini tidak bisa dijangkau dari Google Earth maupun Google Maps.
"Misal ke Pejaten, dia bissa masuk ke Pejaten, Mabes TNI, dia bisa masuk ke Istana, ini kita harus waspadai," imbuhnya.
Namun, dia tidak melarang siapapun untuk bermain Pokomen Go. Terlebih, dia juga mengaku memiliki aplikasi game tersebut. Dia juga mengakui memang Pokemon Go itu mengasyikan karena menantang.
"Kalau tidak kenapa puluhan juta orang memainkan itu?" ucapnya. Dia pun tak sepakat jika ada larangan bermain Pokomen Go di Komplek Parlemen. "Saya rasa belum perlu," pungkasnya.
(kri)