Komisi I Nilai Bang Yos Belum Maksimal Sebagai Kepala BIN
A
A
A
JAKARTA - Lantaran masih terjadi aksi teror di Tanah Air, kinerja Sutiyoso alias Bang Yos sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dianggap belum maksimal. Terakhir, teror bom bunuh diri terjadi di halaman Mapolresta Solo, Jawa Tengah.
Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari mengungkapkan, anggota Komisi I DPR mengharapkan BIN mampu mempertajam kemampuannya, sehingga mampu mengantisipasi seluruh teror yang akan terjadi.
"Kembali lagi ketika masih ada teror terjadi, kejahatan terjadi, berarti intelijen masih belum bisa maksimal," ujar Abdul Kharis saat dihubungi wartawan, Jumat (15/7/2016). Kinerja BIN dianggap perlu ditingkatkan jika masih kecolongan dengan aksi teror.
Dia berpendapat, jika mampu menggagalkan seluruh rencana terorisme, maka kinerja BIN dianggap sukses. "Kalau kejahatan itu tidak terjadi mampu diantisipasi oleh intelijen, itu baru intelijen sukses. Kalau masih terjadi berarti intelijen masih gagal," ucapnya.
Rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat mantan Kepala Badan Narkotika Nasional Gories Mere sebagai Staf Khusus Presiden bidang Intelijen dianggapnya sebagai bukti kinerja Sutiyoso selama ini dipertanyakan.
"Saya kira di Indonesia seluruh lembaga intelijen itu dikoordinasikan oleh BIN dan BIN dipimpin oleh seorang Kepala BIN dalam hal ini Pak Sutiyoso. Mestinya presiden gampang tinggal panggil Kepala BIN kalau untuk urusan intelijen, tidak perlu lah dibentuk orang atau untuk menangani ini," pungkas politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.
Ketua Komisi I DPR Abdul Kharis Almasyhari mengungkapkan, anggota Komisi I DPR mengharapkan BIN mampu mempertajam kemampuannya, sehingga mampu mengantisipasi seluruh teror yang akan terjadi.
"Kembali lagi ketika masih ada teror terjadi, kejahatan terjadi, berarti intelijen masih belum bisa maksimal," ujar Abdul Kharis saat dihubungi wartawan, Jumat (15/7/2016). Kinerja BIN dianggap perlu ditingkatkan jika masih kecolongan dengan aksi teror.
Dia berpendapat, jika mampu menggagalkan seluruh rencana terorisme, maka kinerja BIN dianggap sukses. "Kalau kejahatan itu tidak terjadi mampu diantisipasi oleh intelijen, itu baru intelijen sukses. Kalau masih terjadi berarti intelijen masih gagal," ucapnya.
Rencana Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat mantan Kepala Badan Narkotika Nasional Gories Mere sebagai Staf Khusus Presiden bidang Intelijen dianggapnya sebagai bukti kinerja Sutiyoso selama ini dipertanyakan.
"Saya kira di Indonesia seluruh lembaga intelijen itu dikoordinasikan oleh BIN dan BIN dipimpin oleh seorang Kepala BIN dalam hal ini Pak Sutiyoso. Mestinya presiden gampang tinggal panggil Kepala BIN kalau untuk urusan intelijen, tidak perlu lah dibentuk orang atau untuk menangani ini," pungkas politikus Partai Keadilan Sejahtera ini.
(kri)