Turunkan Harga Pangan

Selasa, 03 Mei 2016 - 11:56 WIB
Turunkan Harga Pangan
Turunkan Harga Pangan
A A A
PEMERINTAH ingin membikin cerita baru seputar harga kebutuhan pokok menyambut bulan puasa dan Lebaran nanti. Seperti apa gerangan cerita yang ingin disajikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada masyarakat? Pada rapat kabinet terbatas pekan lalu yang membahas kesiapan pemerintah menghadapi bulan puasa dan Lebaran tahun ini, Presiden Jokowi berharap harga pangan turun.

Karena itu, para pembantu Presiden yang terkait langsung dengan penyediaan pangan diminta bekerja maksimal untuk membuat cerita soal harga pangan yang berbeda dengan bulan puasa dan Lebaran sebelumnya. Dengan penuh semangat Presiden Jokowi tak ingin kenaikan harga pangan sepanjang bulan puasa dan Lebaran yang sudah menjadi rutinitas terulang lagi. Tahun ini pemerintah bertekad menjungkirbalikkan harga alias turun.

Selain membahas bagaimana cara menurunkan harga pangan pada bulan puasa dan Lebaran, rapat kabinet terbatas yang digelar di Istana Negara juga menyoroti kelancaran arus lalu lintas, terutama kemacetan di gerbang tol saat arus mudik dan balik Lebaran. Presiden Jokowi mengaku sudah memberi pekerjaan rumah khusus kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PURR) Basuki Hadimuljono bagaimana memecahkan persoalan rutin itu yang berulang setiap tahun.

Seharusnya masalah ini bisa diatasi karena sudah menjadi persoalan klasik dari tahun ke tahun. Karena itu, berbagai aspek harus dibenahi secara berbarengan, mulai dari peningkatan pelayanan, keselamatan, dan kenyamanan bagi masyarakat menjadi perhatian utama.

Kembali pada soal harga pangan terutama beras, pemerintah optimistis bisa mengendalikan harga karena bulan puasa dan Lebaran kali ini bertepatan dengan panen raya. Sedangkan harga daging sapi, Presiden Jokowi sudah mewanti-wanti tidak boleh melewati level Rp80.000 per kilogram. Rapat menyambut Ramadan, sebagaimana disampaikan Sekretaris Kabinet Pramono Anung, sengaja digelar lebih cepat dari biasanya agar para pembantu Presiden punya banyak waktu untuk mengendalikan harga.

Arahan Presiden Jokowi sangat jelas dan tegas misalnya soal perizinan pada kementerian atau lembaga yang mempersulit dan memperlambat untuk menurunkan harga pangan, maka tidak ada toleransi kepada pimpinan kementerian atau lembaga. Konsekuensinya adalah siap diganti alias dicopot. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengutip pernyataan Presiden Jokowi, "Tidak boleh bermain-main yang berkaitan dengan ketersediaan kebutuhan masyarakat menyambut bulan Ramadan," yang disampaikan seusai rapat kabinet terbatas tersebut.

Menanggapi tantangan Presiden Jokowi soal penurunan harga pangan terutama beras pada Ramadan, Direktur Utama Bulog Djarot Kusumayakti tak gentar. Permintaan Presiden tersebut sudah menjadi tugas dan kewenangan Bulog untuk menjaga harga beras. Pihak Bulog mengklaim jumlah stok beras saat ini mencapai 1,75 ton yang tersebar di gudang Bulog seluruh Indonesia. Hanya, Djarot Kusumayakti tak berani menjamin apakah harga beras pada bulan puasa dan Lebaran nanti akan turun. Namun, dia berusaha setidaknya menjaga harga pada level Rp8.500 untuk beras termurah.

Tanggapan senada juga dilontarkan Menteri Pertanian (Mentan) Amran Sulaiman. Selain stok beras aman hingga Ramadan, musim panen tahun ini juga seputar Juli sehingga untuk mengamankan stok tak perlu khawatir. Lalu, bagaimana dengan harga daging sapi yang dipatok Presiden Jokowi tak lebih dari Rp80.000 per kilogram? Mentan Amran hanya menjawab normatif bahwa kuncinya bagaimana memotong rantai pasok distribusi. Namun, Mentan Amran yang juga dikenal sebagai pengusaha optimistis bulan ini penurunan harga daging sapi mulai terealisasi.

Tekad Presiden Jokowi menurunkan harga pangan pada Ramadan diamini Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo yang menilai bukan tidak mungkin direalisasikan. Dengan catatan, ketersediaan pangan yang memadai, kelancaran distribusi pangan, dan komunikasi yang baik antara berbagai pihak berkepentingan. Kita berharap tekad Presiden Jokowi membuat cerita tersendiri soal harga pangan pada bulan puasa dan Lebaran nanti hendaknya tidak mengulang cerita lama. Selama ini cerita lama soal kenaikan harga pangan pada Ramadan oleh penguasa sebelumnya masih ditoleransi sepanjang kenaikan harga pangan tak melebihi 5%.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7005 seconds (0.1#10.140)