Perkuat Pertahanan, TNI Siap Tempatkan Pesawat Tempur di Biak

Senin, 02 Mei 2016 - 05:06 WIB
Perkuat Pertahanan,...
Perkuat Pertahanan, TNI Siap Tempatkan Pesawat Tempur di Biak
A A A
BIAK - Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menegaskan akan menempatkan pesawat tempur di Biak, Papua.

Langkah ini untuk memperkuat pertahanan sekaligus menjadikan pulau-pulau terluar sebagai “kapal induk” yang mendukung kebijakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.

“Di Biak ini kosong tidak ada pesawat tempur padahal landasan sudah ada, jadi kita akan membuat pangkalan-pangkalan baru dengan memanfaatkan bangunan yang telah ada,” ujar Gatot saat meninjau pangakalan udara dan pangkalan laut Biak, akhir pekan lalu.

Menurut dia, keamanan wilayah laut dan udara harus benar-benar terjaga apabila Indonesia ingin menjadi poros maritim dunia. “Kunci dari poros maritim ini adalah menguasai lautan dan udara,” tegasnya.

Gatot mengatakan, selama ini kekuatan angkatan udara terfokus di Pulau Jawa. Untuk itu, pesawat tempur yang selama ini terpusat di beberapa kota, seperti di Madiun, Jawa Timur dan Makassar, Sulawesi Selatan akan dipindahkan ke Biak.

“Agar jumlahnya rata karena kita tidak bisa memprediksi musuh akan datang dari mana. Pasti musuh mencari peluang dengan cara melihat daerah kosong yang tidak ada pertahanannya. Oleh karena itu kita isi,” ujarnya.

Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini mengakui potensi Indonesia yang kaya pulau perlu dimanfaatkan menjadi kapal induk.

Pembentukan pulau sebagai kapal induk merupakan upaya untuk menjaga dan melindungi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari berbagai ancaman.

“Kita tidak butuh kapal induk, pulau-pulau kita jadikan kapal induk. Kalau di sini bisa kita letakkan pesawat tempur, pesawat transportasi, kemudian kapal-kapal, dan juga logistik, terus apa bedanya pulau ini dengan kapal induk untuk menjaga wilayah nusantara. Daripada kita beli kapal induk, berapa harganya ? Lebih baik pulau-pulau yang ada, kita buat (sebagai markas militer),” tuturnya.

Untuk mewujudkan pulau-pulau terluar tersebut menjadi "kapal induk" yang akan menjadi basis pertahanan Indonesia maka proses pembangunan pulau-pulau tersebut segera dilakukan dalam waktu dekat.

“Saya sih maunya cepat-cepat supaya angkatan perang kita siap dengan segala kemungkinan,” ujarnya.

Gatot mengakui, kunjungannya selama empat hari ke Papua bertujuan untuk menyusun Rencana Pembangunan Kekuatan (Renbangkuat TNI) sekaligus merupakan bagian dari peninjauan pembangunan dermaga di Pulau Kaimana, Mako Lantamal Sorong.

Dengan demikian, kata Gatot, akan ada dua dermaga yang digunakan untuk bersandar kapal besar dan kecil di pulau tersebut yang berguna untuk menjaga keamanan negara.

“Ini semuanya sedang kita hitung, setelah itu saya paparkan kepada pemerintah. Nah kita tunggu pemerintah bagaimana," ujarnya.

Gatot menyebutkan, beberapa pulau terluar yang akan diperkuat menjadi ujung tombak keamanan Indonesia, yakni Pulau Alor, Biak, Lirang, Wetar, Motorai, dan Pulau Natuna untuk wilayah bagian barat serta Pulau Saumlaki-Selaru di bagian timur karena berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik yang menjadi lalu lintas laut utama perdagangan menuju Australia.

“Biak itu paling ujung. Contohnya Natuna terdepan di wilayah Barat, Biak di timur langsung menghadap ke Pasifik, Morotai di Utara, Saumlaki di wilayah Selatan,” ujar Gatot.

Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama Wieko Sofyan mengakui Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan memperkuat unsur pertahanan di wilayah perbatasan.

Wieko mengaku, TNI AU masih mempersiapkan alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang akan ditempatkan di pulau tersebut. “Alutsista yang akan memperkuat masih dalam perencanaan. Masih disiapkan, harapannya dalam waktu dekat sudah bisa dimulai,” ujarnya.
(dam)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0953 seconds (0.1#10.140)