PBNU: Hari Lahir Pancasila 1 Juni Sudah Final
A
A
A
PASURUAN - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengharapkan pemerintah untuk menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj saat berpidato pada Apel Akbar Hari Lahir NU ke-93 di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu 30 April 2016 malam menegaskan Pancasila sebagai karya besar pendiri bangsa sebagai sesuatu yang tidak bisa dipungkiri. “Hari lahir Pancasila itu 1 Juni sudah final,” kata Said.
Said Aqil mengungkapkan kendati mayoritas beragama Islam, namun Indonesia sangat berbeda dengan negara-negara Timur Tengah.
Dia menjelaskan sejak runtuhnya kekhalifahan Islam pada 1924, muncul berbagai negara di Timur Tengah. Kendati demikian, sambung dia, negara-negara di Timur Tengah tidak pernah berhasil menyatukan kaum nasionalis dengan para ulama. Hal itu berbeda dengan pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari yang justru memadukan agama dengan nasionalisme.
Oleh karena itu, lanjut dia, kalangan Nahdliyin menjadi sangat akrab dengan ungkapan hubhul wathan minal iman atau cinta Tanah Air merupakan bagian dari iman.
“Itu bukan hadis, itu dari Kiai Hasyim Asy’ari,” katanya.
Kemudian, Said menyerahkan hasil kajian akademik PBNU tentang sejarah kelahiran Pancasila ke Megawati. Melalui hasil kajian itu, NU berharap pemerintah segera menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
Acara tersebut juga diisi dengan penayangan video pidato Bung Karno tentang rumusan Pancasila di hadapan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.
Turut hadir dalam apel tersebut Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Wakil Gubernur DKI Djarot S Hidayat.
Sementara itu, Ketua PWNU Jatim Kiai KH Hasan Mutawakkil Alallah menegaskan komitmen NU untuk terus menjaga Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.
Muttawakkil mengatakan singkatan empat pilar bangsa itu sesuai dengan ingkatan PBNU. Dia menegaskan bagi NU, cinta kepada Tanah Air bukan sekadar slogan.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj saat berpidato pada Apel Akbar Hari Lahir NU ke-93 di Pandaan, Pasuruan, Jawa Timur, Sabtu 30 April 2016 malam menegaskan Pancasila sebagai karya besar pendiri bangsa sebagai sesuatu yang tidak bisa dipungkiri. “Hari lahir Pancasila itu 1 Juni sudah final,” kata Said.
Said Aqil mengungkapkan kendati mayoritas beragama Islam, namun Indonesia sangat berbeda dengan negara-negara Timur Tengah.
Dia menjelaskan sejak runtuhnya kekhalifahan Islam pada 1924, muncul berbagai negara di Timur Tengah. Kendati demikian, sambung dia, negara-negara di Timur Tengah tidak pernah berhasil menyatukan kaum nasionalis dengan para ulama. Hal itu berbeda dengan pendiri NU, KH Hasyim Asy’ari yang justru memadukan agama dengan nasionalisme.
Oleh karena itu, lanjut dia, kalangan Nahdliyin menjadi sangat akrab dengan ungkapan hubhul wathan minal iman atau cinta Tanah Air merupakan bagian dari iman.
“Itu bukan hadis, itu dari Kiai Hasyim Asy’ari,” katanya.
Kemudian, Said menyerahkan hasil kajian akademik PBNU tentang sejarah kelahiran Pancasila ke Megawati. Melalui hasil kajian itu, NU berharap pemerintah segera menetapkan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
Acara tersebut juga diisi dengan penayangan video pidato Bung Karno tentang rumusan Pancasila di hadapan sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 1 Juni 1945.
Turut hadir dalam apel tersebut Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, Ketua PWNU Jatim KH Hasan Mutawakkil Alallah, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Wakil Gubernur DKI Djarot S Hidayat.
Sementara itu, Ketua PWNU Jatim Kiai KH Hasan Mutawakkil Alallah menegaskan komitmen NU untuk terus menjaga Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945.
Muttawakkil mengatakan singkatan empat pilar bangsa itu sesuai dengan ingkatan PBNU. Dia menegaskan bagi NU, cinta kepada Tanah Air bukan sekadar slogan.
(dam)