Fahri Hamzah Bicara Pencitraan, Parlemen, Hambalang hingga Moral

Senin, 21 Maret 2016 - 09:17 WIB
Fahri Hamzah Bicara...
Fahri Hamzah Bicara Pencitraan, Parlemen, Hambalang hingga Moral
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengungkapkan keresahan atas fenomena yang terjadi di Republik Indonesia (RI). Dari sudut pandangnya, ada fenomena yang tidak biasa atas situasi yang saat ini tengah terjadi di Indonesia.

Hal itu dijabarkan Fahri di akun Twitter pribadinya, @Fahrihamzah. Berikut sejumlah kicauan Fahri yang dikutip Sindonews, Senin (21/3/2016).

Dalam bisnis citra itu ada uang besar. Pemburu citra sama dengan pemburu rente.

Tapi lebih fatal karena di dalamnya ada pengkhianatan kepada rakyat. Disuruh kerja malah bersolek.

Nanti kalau parlemen mengkritik dijawab dengan "Ayo kerja jangan kritik melulu".

Dia lupa bahwa parlemen di manapun di seluruh dunia ya kerja dengan mengkritik. Justru kalau diam atau saban hari memuji pemerintah, namanya bukan parlemen.

Parlemen dalam presidensialisme adalah oposisi. Karena mereka dipilih dengan paket yang berbeda dari eksekutif.

Demikian juga kampus, mereka adalah penyelenggara kebebasan akademik. Mereka Harus didengar. Karena suara mereka netral.

Soal Hambalang itu sederhana, ada orang tidak bermoral terima suap. Soal moral urusan dia pribadi. Dia juga sudah dibui.

Urusan kita adalah urusan publik, yaitu kekayaan negara. Coba lihat bangunan mangkrak itu, tembok berlumut, baja bertumpuk berkarat, AC dan furnitur rusak.

(Baca juga: Tanggapan Fahri Hamzah Terkait Kunjungan Jokowi ke Hambalang)

Negara akan rugi 2,5 triliun rupiah.Coba dengar jumlah uang itu: Dua setengah triliun rupiah! Uang itu cukup untuk membiayai beberapa Kabupaten di Indonesia kasih makan jutaan orang!

Kalian sudah puas karena ada yang dipenjara, kepuasan kalian terlalu mahal Bung! Seolah kerugian negara dan uang rakyat tidak penting, yang penting moral seseorang hancur!

Untuk itukah negara ini kalian selenggarakan? Negara diselenggarakan untuk kepentingan publik. REPUBLIK dari kata Latin RES PUBLICA artinya urusan publik.

Saya melihat aset mangkrak di seluruh Indonesia dengan miris. Triliunan rupiah hancur tanpa makna di belakang hingar bingar moralitas pejabat yang juga hancur.

Mereka bahagia karena berhasil menghibur rakyat belasan tahun. Tapi saya sedih karena harta negara sia-sia. Mari kita luruskan jalannya negara untuk publik, bukan untuk kepuasan dan popularitas aparat.
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1265 seconds (0.1#10.140)