Saran Yusril dalam Menjaga NKRI dari Ancaman Disintegrasi Bangsa
A
A
A
JAKARTA - Sebuah peribahasa lama, hujan emas di negeri orang, hujan batu di negeri sendiri, tetaplah ada di sini, di negeri ini. Bisa menjadi pelajaran bahwa bagaimanapun senangnya hidup di negeri orang, masih lebih senang hidup di negeri sendiri.
Peribahasa itu dikatakan pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, di akun Twitter @Yusrilihza_Mhd, dalam merespons bahaya disintegrasi yang masih menjadi ancaman keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Karena itu walaupun kita berbeda pendapat, janganlah kita memandang sesama saudara sebangsa sebagai musuh. Tetaplah kita bersatu," kicau Yusril, Senin (22/2/2016).
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini mengingatkan, bahwa kritikan dan masukan baik kepada personal maupun kelompok, harus dijadikan bahan perbaikan.
"Setiap kritik haruslah dipandang sisi positifnya untuk melakukan perbaikan. Negara ini milik semua komponen bangsa tanpa kecuali. Renungkanlah, jaga persatuan, jangan kita berpecah belah," tandasnya.
Pilihan:
Tradisi Warok dan Gemblak Salah Satu Sejarah LGBT
Peribahasa itu dikatakan pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra, di akun Twitter @Yusrilihza_Mhd, dalam merespons bahaya disintegrasi yang masih menjadi ancaman keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Karena itu walaupun kita berbeda pendapat, janganlah kita memandang sesama saudara sebangsa sebagai musuh. Tetaplah kita bersatu," kicau Yusril, Senin (22/2/2016).
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini mengingatkan, bahwa kritikan dan masukan baik kepada personal maupun kelompok, harus dijadikan bahan perbaikan.
"Setiap kritik haruslah dipandang sisi positifnya untuk melakukan perbaikan. Negara ini milik semua komponen bangsa tanpa kecuali. Renungkanlah, jaga persatuan, jangan kita berpecah belah," tandasnya.
Pilihan:
Tradisi Warok dan Gemblak Salah Satu Sejarah LGBT
(maf)