Yusril Tegaskan Disintegrasi Bangsa Tetap Jadi Ancaman NKRI
A
A
A
JAKARTA - Pakar hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra mengatakan, yang paling bahaya dihadapi Negara Indonesia adalah adanya ancamanan disintergrasi bangsa.
"Bahaya disintegrasi masih tetap menjadi ancaman bagi bangsa dan negara kita," kata Yusril di akun Twitter @Yusrilihza_Mhd, Senin (22/2/2016).
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini menjelaskan di samping faktor internal, ada saja bangsa dan negara lain yang tidak senang dengan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Karena itu nasionalisme harus tetap kita jaga dan pelihara. Jangan lengah dan jangan mudah terprovokasi," tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Rektor Universitas Indonesia (UI) Bambang Wibawarta menjelaskan, dunia pendidikan menjadi sasaran empuk paham radikalisme. Isu terorisme telah menjadi fenomena global yang meresahkan masyarakat dunia.
"Terorisme merupakan salah satu bentuk kejahatan terkejam yang dilakukan tanpa belas kasihan. Korban tewas juga tidak sedikit dan mendatangkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga korban atas kehilangan seketika," kata Bambang, di Depok, Kamis 12 Februari 2016.
"Tujuan terorisme tidak lain adalah untuk mendatangkan teror atau ketakutan pada masyarakat. Sehingga penanganan atas tindak pidana terorisme perlu mendapat perhatian khusus guna memberikan kebijakan yang holistik, baik pencegahan dan penindakannya," imbuhnya.
Pilihan:
Tradisi Warok dan Gemblak Salah Satu Sejarah LGBT
"Bahaya disintegrasi masih tetap menjadi ancaman bagi bangsa dan negara kita," kata Yusril di akun Twitter @Yusrilihza_Mhd, Senin (22/2/2016).
Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) ini menjelaskan di samping faktor internal, ada saja bangsa dan negara lain yang tidak senang dengan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Karena itu nasionalisme harus tetap kita jaga dan pelihara. Jangan lengah dan jangan mudah terprovokasi," tandasnya.
Sebelumnya, Wakil Rektor Universitas Indonesia (UI) Bambang Wibawarta menjelaskan, dunia pendidikan menjadi sasaran empuk paham radikalisme. Isu terorisme telah menjadi fenomena global yang meresahkan masyarakat dunia.
"Terorisme merupakan salah satu bentuk kejahatan terkejam yang dilakukan tanpa belas kasihan. Korban tewas juga tidak sedikit dan mendatangkan kesedihan yang mendalam bagi keluarga korban atas kehilangan seketika," kata Bambang, di Depok, Kamis 12 Februari 2016.
"Tujuan terorisme tidak lain adalah untuk mendatangkan teror atau ketakutan pada masyarakat. Sehingga penanganan atas tindak pidana terorisme perlu mendapat perhatian khusus guna memberikan kebijakan yang holistik, baik pencegahan dan penindakannya," imbuhnya.
Pilihan:
Tradisi Warok dan Gemblak Salah Satu Sejarah LGBT
(maf)