Anak Ongen Kirim Surat Terbuka untuk Pemimpin ASEAN dan Obama

Selasa, 16 Februari 2016 - 02:04 WIB
Anak Ongen Kirim Surat...
Anak Ongen Kirim Surat Terbuka untuk Pemimpin ASEAN dan Obama
A A A
JAKARTA - Anak dan keluarga Yulian Paonganan alias Ongen, yang menjadi tersangka terkait kicauannya di Twitter mengirimkan surat terbuka kepada Pemimpin ASEAN dan Presiden AS Barack Obama. Mereka meminta kasus yang dialami Ongen atas sikap kritisnya terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) di media sosial mendapatkan perhatian dari dunia internasional.

Dalam keterangan tertulisnya yang diterima Sindonews pada Senin 15 Februari 2016 malam, ‎berikut petikan surat terbuka yang disampaikan anak dan keluarga Ongen:

Presiden Obama dan para pemimpin Negara ASEAN izinkan kami
menyampaikan rasa hormat saya untuk Anda semua yang sedang berkumpul dalam acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Amerika Serikat di Sunnylands, Rancho Mirage, California, Amerika Serikat, pada 15-16 Februari 2016.

Melalui surat terbuka ini, kami warga negara Indonesia ingin
menyampaikan kepada para pemimpin negara ASEAN dan Amerika Serikat setelah Pemilihan Presiden 2014 terjadi, situasi baru yang sama sekali tidak terduga dimana demokrasi di Indonesia alami kemerosotan akibat penggunaan kekuasaan sebagai kekuatan yang mengubah mengubah hukum menjadi ancaman demokrasi dan meneror masyarakatnya.

Kepolisian Indonesia salah satu penegak hukum yang paling sulit menyesuaikan diri dengan proses demokrasi di Indonesia. Bongkar pasang dan mencari jenderal polisi yang profesional dan bersih sejak tahun 1998 adalah problem yang belum terpecahkan.Kepolisian selalu menjadi sorotan dan sumber masalah terutama soal pemberantasan korupsi.

Setelah Pemilihan 2014 muncul beruntun kriminalisasi dan politisasi antar penegak hukum seperti kasus yang penangkapan dan penahanan pimpinan KPK hingga yang menimpa ayah saya DR Y Paonganan warga negara biasa yang bersikap kritis terhadap Presiden Joko Widodo yang berujung pada penangkapan dan penahanan serta penggunaan pasal hukum yang salah dan dipaksakan.

Kami menganggap tindakan-tindakan yang dilakukan oleh kepolisian terhadap pimpinan KPK maupun ayah kami DR Y Paonganan memiliki tujuan-tujuan politik tersendiri yang tidak sama dengan tujuan penegakan hukum yang berdasar aturan hukum yang ada.

Pemerintahan kami saat ini di bawah kepemimpinan Joko Widodo alergi terhadap kritik dan kembali mendekati masa suram Indonesia di masa lalu dimana hukum menjadi instrumen politik yang melanggar HAM universal. Pasal 9 deklarasi umum Hak asasi Manusia menentukan bahwa “tiada seorangpun boleh ditangkap, ditahan, atau dibuang secara sewenang-wenang”.

Presiden Obama dan para pemimpin Negara ASEAN mungkin sudah mengetahui kondisi hukum dan ancaman Demokasi dan HAM di Indonesia. Kasus yang menimpa ayah saya sebetulnya masalah dalam negeri kami sendiri, tetapi Presiden kami tidak mau mendengar kritik masyarakatnya malah diam di saat ada warga negaranya yang dirampas kemerdekaannya. Kami sudah 62 hari kehilangan ayah yang sangat kami cintai karena ditangkap, ditahan secara sewenang-wenang.

Karena itu kepada Anda semua yang hadir dalam pertemuan memiliki kewajiban yang sama seperti kami rakyat Indonesia untuk mengingatkan Presiden kami yang hadir di pertemuan itu agar memegang teguh apa yang sudah tertera pada pasal 9 deklarasi umum HAM.

Kami tidak semata memperjuangkan pembebasan ayah Kami, tetapi Kami ingin semua agenda yang dibicarakan di sana bisa terwujud nantinya di Indonesia sehingga tidak sia-sia. Semua agenda kerja sama ASEAN atau ASEAN dan Amerika serikat bisa terjalin seperti selama ini apabila demokrasi dan hal fundamental HAM sudah tidak lagi menjadi masalah serta aparat hukum bekerja dengan tujuan hukum dan keadilan. Kerjasama politik dan ekonomi itu syaratnya adalah kepastian hukum.

Semoga sepulangnya dari pertemuan itu, Presiden kami berubah pikiran dan mencoba menjadi pemimpin yang menghormati persoalah fundamental dalam demokrasi, hukum dan HAM. Cukup sudah ayah kami menjadi korban kriminalisasi terakhir. Kami ingin menyambut kepulangan ayah kami dihalaman depan tempat biasa kami berkumpul bersama. Tak ada dendam sedikitpun dari kami kepada pemerintah yang sudah mengambil hak kemerdekaan sebagai manusia. Kami memaafkan, tapi kami tidak akan melupakan.


Salam.
Children and Family of Yulian Paonganan
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7869 seconds (0.1#10.140)