Hapus Citra RI sebagai Penghasil Sampai Laut, Ini Upaya Bakamla
A
A
A
JAKARTA - Badan Keamanan Laut (Bakamla) berkomitmen untuk mengurangi pencemaran sampah plastik di laut.
Selain untuk menjaga ekosistem laut, upaya ini sekaligus untuk menghapus citra Indonesia sebagai penghasil sampah laut kedua terbesar di dunia setelah China.
"Bakamla akan berupaya mengurangi sampah plastik di laut. Apalagi, laut merupakan sumber mata pencaharian nelayan," ujar Sekretaris Utama (Sestama) Bakamla Laksama Pertama Maritim, Dicky R Munaf, Rabu 10 Februari 2016.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) 2015, Indonesia menghasilkan sekitar 187,2 juta ton sampah plastik pertahun di bawah China yang menghasilkan 262,9 juta ton.
Sedangkan pada peringkat ketiga diduduki Filiphina 83,4 juta ton, Vietnam 55,9 juta ton dan Sri Lanka sebanyak 14,6 juta ton sampah.
"Sampah plastik ini sangat berbahaya karena tidak dapat didaur ulang, sehingga membahayakan ekosistem di laut karena bisa menghilangkan oksigen bagi ikan. Tugas pokok Bakamla selain menjaga keamanan laut juga ekosistem laut," katanya.
Dicky mengungkapkan saat ini Tim Sosialisasi Kebersihan Laut Bakamla telah dibentuk.
Dalam waktu dekat, tim tersebut akan melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat pesisir bersamaan dengan sosialisasi Life Jacket.
"Kita sosialisasi ke masyarakat untuk tidak buang sampah ke laut. Kita akan action di laut. Bagaimana lakukan pembersihan, dan bagaimana regulasi bagi kapal pembuang sampah," ujarnya.
PILIHAN:
Akhir Februari, Empat Super Tucano Tiba di Indonesia
Selain untuk menjaga ekosistem laut, upaya ini sekaligus untuk menghapus citra Indonesia sebagai penghasil sampah laut kedua terbesar di dunia setelah China.
"Bakamla akan berupaya mengurangi sampah plastik di laut. Apalagi, laut merupakan sumber mata pencaharian nelayan," ujar Sekretaris Utama (Sestama) Bakamla Laksama Pertama Maritim, Dicky R Munaf, Rabu 10 Februari 2016.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) 2015, Indonesia menghasilkan sekitar 187,2 juta ton sampah plastik pertahun di bawah China yang menghasilkan 262,9 juta ton.
Sedangkan pada peringkat ketiga diduduki Filiphina 83,4 juta ton, Vietnam 55,9 juta ton dan Sri Lanka sebanyak 14,6 juta ton sampah.
"Sampah plastik ini sangat berbahaya karena tidak dapat didaur ulang, sehingga membahayakan ekosistem di laut karena bisa menghilangkan oksigen bagi ikan. Tugas pokok Bakamla selain menjaga keamanan laut juga ekosistem laut," katanya.
Dicky mengungkapkan saat ini Tim Sosialisasi Kebersihan Laut Bakamla telah dibentuk.
Dalam waktu dekat, tim tersebut akan melakukan sosialisasi kepada seluruh masyarakat pesisir bersamaan dengan sosialisasi Life Jacket.
"Kita sosialisasi ke masyarakat untuk tidak buang sampah ke laut. Kita akan action di laut. Bagaimana lakukan pembersihan, dan bagaimana regulasi bagi kapal pembuang sampah," ujarnya.
PILIHAN:
Akhir Februari, Empat Super Tucano Tiba di Indonesia
(dam)