Rizal Ramli: Kemiskinan Ladang Subur Radikalisme

Kamis, 14 Januari 2016 - 13:53 WIB
Rizal Ramli: Kemiskinan Ladang Subur Radikalisme
Rizal Ramli: Kemiskinan Ladang Subur Radikalisme
A A A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman Rizal Ramli menilai kemiskinan dan ketimpangan yang makin lebar di Tanah Air sejatinya berkorelasi terhadap tumbuh suburnya paham radikalisme di Indonesia.

Hal ini mengomentari terjadinya ledakan bom di Jalan MH Thamrin, Sarinah, Jakarta Pusat. Menurutnya, kemiskinan dan ketimpangan yang semakin meluas akan menjadi ladang subur untuk radikalisme.

"Seperti saya katakan, dulu enggak ada orang Indonesia berani melakukan bom bunuh diri. Sekarang berani. Nah biasanya, kalau kemiskinan meluas itu ladang subur untuk radikalisme. Ketimpangan meluas, itu ladang subur," ujarnya di Hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (14/1/2016).

Oleh sebab itu, sambung mantan Komisaris Utama BNI ini, pemerintah harus bekerja keras agar kemiskinan dan ketimpangan di Tanah Air semakin berkurang. Dengan begitu, radikalisme pun akan dapat berkurang dengan sendirinya.

"Jadi kita semua termasuk pemerintah harus kerja all out agar supaya kemiskinan itu berkurang. Ketimpangan berkurang," tandasnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin pada periode September 2015 mencapai 28,51 juta atau 11,13% dari total penduduk Indonesia. Kendati dibanding Maret 2015 angkanya terus menurun, namun jika dibanding periode September 2014 angkanya terus meningkat.

Kepala BPS Suryamin menyebutkan, pada periode September 2014 jumlah penduduk miskin masih sekitar 27,73 juta jiwa‎ atau 10,96% dari penduduk Indonesia. Dibanding September 2015, jumlah penduduk miskin meningkat sekitar 780 ribu jiwa.

Menurutnya, cukup tingginya lonjakan angka kemiskinan dibanding September 2014 lantaran harga komoditas beras yang cukup meningkat. Selain itu, pada periode tersebut gejolak perekonomian global belum terjadi.

"Harga beras meningkat, sehingga garis kemiskinan masih meningkat dibanding September 2014, dan gejolak perekonomian global juga belum terjadi pada September 2014," katanya di Gedung BPS, Jakarta, Senin 4 Januari 2015.
(kri)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4373 seconds (0.1#10.140)