Ketegangan Arab Saudi - Iran Rugikan Negara Berpenduduk Muslim
A
A
A
MEMANASNYA hubungan antara Kerajaan Arab Saudi dan Republik Islam Iran, menyusul eksekusi mati ulama Syiah Nimr al-Nimr bersama 47 tahanan lainnya di Arab Saudi, telah menimbulkan gelombang reaksi yang berbahaya di sejumlah negara di kawasan Timur Tengah. Bahkan, kita menyaksikan demonstrasi besar-besaran dari Teheran ke Beirut yang mengutuk eksekusi tersebut serta menuntut pembubaran pemerintah Arab Saudi.
Hubungan diplomatik kedua negara dibekukan hari Minggu (3/1/2016) setelah diplomat kedua belah pihak diusir pulang, sementara para pemimpin kedua negara saling mengecam, menambah ketegangan yang semakin membara di kawasan yang seharusnya memancarkan kedamaian serta rahmat bagi semesta alam.
Pertikaian ini yang diperkirakan masih berlanjut dapat mempengaruhi stabilitas di kawasan itu, bahkan di banyak negara lain. Karena ketegangan antara kaum Sunni dan Syiah masih terus terjadi, begitu juga konflik sektarian di Timur Tengah ikut mengganggu stabilitas dunia global.
Melihat kondisi dan situasi itu, saya menyerukan kepada pemerintah dan kelompok-kelompok masyarakat di Arab Saudi dan Iran untuk segera menghentikan pernyataan, manuver, atau kegiatan apa pun yang berpotensi memperkeruh keadaan. Eskalasi ketegangan ini hanya akan merugikan kedua belah pihak, bahkan merugikan negara-negara berpenduduk muslim di dunia.
Sejalan dengan amanat Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan “… ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”, maka saya menyerukan agar Pemerintah Republik Indonesia mengambil inisiatif untuk menggerakkan negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam mengupayakan terciptanya suasana kondusif demi terbangunnya kembali ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama Islam), ukhuwah wathoniyah (persaudaraan sebangsa dan setanah air), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan) antara dua negara anggota OKI yang tengah bertikai itu.
Arab Saudi dan Iran adalah dua negara sahabat yang sama pentingnya bagi Indonesia, mengingat posisi serta peran mereka dalam pergaulan internasional serta hubungan diplomatik yang sudah berlangsung lama dengan Indonesia. Saya mendesak dua negara yang sedang bertikai itu secepatnya melakukan rekonsiliasi demi menjaga stabilitas kawasan Timur Tengah serta hubungan antara sesama negara berpenduduk muslim yang semestinya memberikan keteladanan tentang nilai-nilai Islam yang cinta damai dan menebarkan Islam rahmatan lil alamin.
Kepada sesama negara anggota OKI, saya menyerukan untuk menahan diri dan memberikan kontribusi positif guna menjalin kembali tali persaudaraan antarsesama negara berpenduduk muslim agar dapat berdampak positif bagi terciptanya tata dunia baru yang lebih tenteram, adil, dan sejahtera.
Kepada segenap komponen bangsa serta warga Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri, saya juga menyerukan agar turut menjaga stabilitas dan keharmonisan hubungan antarsesama warga serta tidak terpancing isu apa pun yang berpotensi merusak kerukunan sosial. Semua kejadian ini menyadarkan kita betapa pentingnya melestarikan dan mengamalkan Pancasila dengan semangat gotong-royong sebagai fondasi yang kuat untuk tetap tegaknya negara kesatuan sebagai tanah tumpah darah kita yang harus tetap aman, tenteram, rukun dan damai.
IRMAN GUSMAN
Ketua DPD RI
Hubungan diplomatik kedua negara dibekukan hari Minggu (3/1/2016) setelah diplomat kedua belah pihak diusir pulang, sementara para pemimpin kedua negara saling mengecam, menambah ketegangan yang semakin membara di kawasan yang seharusnya memancarkan kedamaian serta rahmat bagi semesta alam.
Pertikaian ini yang diperkirakan masih berlanjut dapat mempengaruhi stabilitas di kawasan itu, bahkan di banyak negara lain. Karena ketegangan antara kaum Sunni dan Syiah masih terus terjadi, begitu juga konflik sektarian di Timur Tengah ikut mengganggu stabilitas dunia global.
Melihat kondisi dan situasi itu, saya menyerukan kepada pemerintah dan kelompok-kelompok masyarakat di Arab Saudi dan Iran untuk segera menghentikan pernyataan, manuver, atau kegiatan apa pun yang berpotensi memperkeruh keadaan. Eskalasi ketegangan ini hanya akan merugikan kedua belah pihak, bahkan merugikan negara-negara berpenduduk muslim di dunia.
Sejalan dengan amanat Pembukaan UUD 1945 yang menyatakan “… ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”, maka saya menyerukan agar Pemerintah Republik Indonesia mengambil inisiatif untuk menggerakkan negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI) dalam mengupayakan terciptanya suasana kondusif demi terbangunnya kembali ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama Islam), ukhuwah wathoniyah (persaudaraan sebangsa dan setanah air), dan ukhuwah insaniyah (persaudaraan kemanusiaan) antara dua negara anggota OKI yang tengah bertikai itu.
Arab Saudi dan Iran adalah dua negara sahabat yang sama pentingnya bagi Indonesia, mengingat posisi serta peran mereka dalam pergaulan internasional serta hubungan diplomatik yang sudah berlangsung lama dengan Indonesia. Saya mendesak dua negara yang sedang bertikai itu secepatnya melakukan rekonsiliasi demi menjaga stabilitas kawasan Timur Tengah serta hubungan antara sesama negara berpenduduk muslim yang semestinya memberikan keteladanan tentang nilai-nilai Islam yang cinta damai dan menebarkan Islam rahmatan lil alamin.
Kepada sesama negara anggota OKI, saya menyerukan untuk menahan diri dan memberikan kontribusi positif guna menjalin kembali tali persaudaraan antarsesama negara berpenduduk muslim agar dapat berdampak positif bagi terciptanya tata dunia baru yang lebih tenteram, adil, dan sejahtera.
Kepada segenap komponen bangsa serta warga Indonesia, baik di dalam maupun di luar negeri, saya juga menyerukan agar turut menjaga stabilitas dan keharmonisan hubungan antarsesama warga serta tidak terpancing isu apa pun yang berpotensi merusak kerukunan sosial. Semua kejadian ini menyadarkan kita betapa pentingnya melestarikan dan mengamalkan Pancasila dengan semangat gotong-royong sebagai fondasi yang kuat untuk tetap tegaknya negara kesatuan sebagai tanah tumpah darah kita yang harus tetap aman, tenteram, rukun dan damai.
IRMAN GUSMAN
Ketua DPD RI
(hyk)