Kecelakaan Lalu Lintas Umumnya karena Human Error

Senin, 07 Desember 2015 - 08:44 WIB
Kecelakaan Lalu Lintas Umumnya karena Human Error
Kecelakaan Lalu Lintas Umumnya karena Human Error
A A A
JAKARTA - Kecelakaan lalu lintas (lalin) di Indonesia umumnya terjadi karena kesalahan manusiannya (human error), seperti kecelakaan yang terjadi di Tol Cikampek-Palimanan (Cipali).Pengamat transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Ellen Tangkudung, mengatakan kecelakaan di Tol Cipali diduga karena faktor human error.Sama halnya dengan kecelakaan sebelumnya yang pernah terjadi di tol yang baru diresmikan pada Juni 2015 ini. Dia yakin kecelakaan bukan karena kondisi infrastruktur tol, karena sudah sangat memadai.‎Praktisi transportasi dari Universitas Indonesia ini juga mengatakan, secara teknis Tol Cipali sudah memiliki kelayakan teknis yang sangat baik. Bentuk dan konstruksi jalan juga dianggap tidak membahayakan pengguna tol.Kontur jalan yang lurus, tidak ada tikungan curam atau tanjakan landai membuat tol itu aman untuk dilalui. Hanya saja, kondisi memang memerlukan konsentrasi yang tinggi bagi pengendara.“Kalau untuk infrastruktur tol sudah memadai,” kata dia, saat dihubungi wartawan, di Jakarta, Senin (7/12/2015).Namun demikian, Ellen mengatakan para pengemudi di ruas tol ini harus tetap hati-hati, waspada, dan dalam kondisi prima. Sebab, mayoritas jalur yang lurus juga secara psikologis justru berpotensi mengurangi kewaspadaan pengemudi.Kondisi yang fit disebutnya berpengaruh pada tingkat konsentrasi saat berkendara. Dalam kecelakaan yang terjadi Kamis, 3 Desember 2015, Ellen menduga sang sopir Elf melaju dalam kecepatan tinggi.Namun sopir tersebut diperkirakan kehilangan konsentrasi dan tidak bisa mengendalikan mobilnya. “Itu perkiraan kalau lihat dari dampak kecelakaan, kalau sebab pastinya tunggu penyelidikan polisi,” ujar Ellen.Terkait banyaknya kecelakaan, Ellen berharap bahwa pengemudi lebih memerhatikan kondisi tubuhnya. Keberadaan rest area di jalan tol juga mesti dimanfaatkan untuk melepas kelelahan agar kondisi kembali prima.Wakil Direktur Utama PT Lintas Marga Sedaya (LMS), Hudaya Arryanto, mengatakan pihaknya selaku pengelola jalan tol Cipali sangat prihatin dan berduka atas terjadinya musibah kecelakaan di KM 137 tersebut.Segera setelah kejadian tersebut petugas patroli dan rescue LMS serta Polisi Jalan Raya (PJR) langsung menanganinya dan mengevakuasi korban ke RS rujukan. Penyelidikan atas penyebab kecelakaan dilakukan oleh pihak kepolisian.Dari sisi infrastruktur, kondisi jalan dan perambuan di lokasi kejadian berfungsi baik dan lengkap. Tidak jauh dari lokasi kejadian terdapat pita penggaduh (rumble strips) untuk pengingat kecepatan, serta rest area (tempat peristirahatan) KM.130 untuk beristirahat.“Kami senantiasa mengimbau pengguna jalan tol untuk mematuhi rambu dan batas kecepatan, agar selamat dalam perjalanan," tutur Hudaya.‎Satu mobil Elf kecelakaan di Tol Cipali pada Kamis 3 Desember 2015 pagi. Sebanyak 11 orang tewas akibat peristiwa kecelakaan tunggal tersebut. Hingga saat ini, polisi masih menginvestigasi penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.Sopir diduga tak bisa mengendalikan kendaraannya hingga menabrak truk yang berada di depannya. "Elf hancur lebur, sementara truk yang ditabrak pada saat kami cek TKP sudah tidak ada di lokasi," kata Kabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Sulistyo Pudjo Hartono Sulistyo.Selain itu, human error juga terjadi saat kecelakaan antara KRL dengan Metro Mini di perlintasan KA Stasiun Angke, Jakarta Barat. Diduga sopir Metro Mini yang ugal-ugalan nekat menerobos perlintasan kereta.Polda Metro Jaya berhasil mengidentifikasi 18 korban tewas tabrakan maut yang melibatkan Metro Mini-Kereta Api di perlintasan Rel Angke, Tambora itu. Namun dua di antaranya masih menunggu pihak keluarga untuk memastikan identitasnya.Kabid Dokes Polda Metro Jaya Kombes Pol Musyafak mengatakan, dari hasil scientific identification dengan standar interpol didapatkan informasi terkait identitas korban."Kami melaksanaan identifikasi mulai dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB," katanya, kepada wartawan, Minggu 6 Desember 2015.Dari hasil identifikasi, korban ada 24 orang. Enam luka berat masih dirawat di Rumah Sakit Sumber Waras, Atmajaya dan Tarakan. Untuk korban meninggal dunia seluruhnya ada 18 orang.Identitas korban didapatkan dari pemeriksaan sekunder dan primer. Sementara dua korban yang sudah teridentifikasi dan belum bisa diumumkan identitasnya, sampai saat ini masih menunggu kedatangan pihak keluarga."Identitasnya kami dapatkan dari kawan dan tetangga, oleh karena itu kami masih menunggu pihak keluarga," tegasnya.Pilihan:Bantah Luhut, Menteri ESDM Lapor Jokowi Soal Skandal FreeportPolitikus Gerindra Kecewa Sikap MKD Usut Skandal Freeport
(maf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0478 seconds (0.1#10.140)