TNI AU Beli Peralatan Tempur Baru
A
A
A
BOYOLALI - Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) akan membeli sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) baru. Pembelian tersebut dilakukan untuk menggangtikan sejumlah alutsista yang memasuki masa pensiun.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriyatna mengatakan alutsista baru akan dibeli TNI AU diantaranya, pesawat tempur, helikopter VVIP, dan pesawat angkut dengan tonase besar.
Dia menjelaskan, pembelian dilakukan secara bertahap, mulai tahun 2015 hingga tahun 2019 mendatang. Menurutnya, pesawat tempur baru nanti akan menggantikan pesawat tempur F-5 Tiger yang memasuki usia pensiun.
“Kita akan datangkan pesawat baru secara bertahap hingga nantinya membentuk satu skuadron baru,” jelas Agus usai pelantikan dan pembacaan janji prasetya perwira Setukpa TNI AU, di Pangkalan Udara Adi Soemarmo Boyolali, Jumat (20/11/2015).
Sementara itu, pembelian helikopter VVIP untuk kepresidenan, kata dia dilakukan, karena helikopter sebelumnya Super Puma produksi tahun 1980 usia termasuk tua.
“Kita juga beli pesawat angkut BE-200 Buatan Rusia, nantinya pesawat angkut itu akan digunakan untuk pemadaman api di hutan saat kebakaran terjadi,” tegasnya.
Baca: Indonesia Berpotensi Picu Ketegangan di Laut China Selatan.
Indonesia di Pusaran Konflik Laut China Selatan.
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriyatna mengatakan alutsista baru akan dibeli TNI AU diantaranya, pesawat tempur, helikopter VVIP, dan pesawat angkut dengan tonase besar.
Dia menjelaskan, pembelian dilakukan secara bertahap, mulai tahun 2015 hingga tahun 2019 mendatang. Menurutnya, pesawat tempur baru nanti akan menggantikan pesawat tempur F-5 Tiger yang memasuki usia pensiun.
“Kita akan datangkan pesawat baru secara bertahap hingga nantinya membentuk satu skuadron baru,” jelas Agus usai pelantikan dan pembacaan janji prasetya perwira Setukpa TNI AU, di Pangkalan Udara Adi Soemarmo Boyolali, Jumat (20/11/2015).
Sementara itu, pembelian helikopter VVIP untuk kepresidenan, kata dia dilakukan, karena helikopter sebelumnya Super Puma produksi tahun 1980 usia termasuk tua.
“Kita juga beli pesawat angkut BE-200 Buatan Rusia, nantinya pesawat angkut itu akan digunakan untuk pemadaman api di hutan saat kebakaran terjadi,” tegasnya.
Baca: Indonesia Berpotensi Picu Ketegangan di Laut China Selatan.
Indonesia di Pusaran Konflik Laut China Selatan.
(kur)