Tragedi Masjidilharam,65 Tewas
A
A
A
MEKKAH - Musibah terjadi di Mekkah kemarin. Sebuah crane proyek perluasan Masjidilharam ambruk dihantam badai dan jatuh di lokasi kerumunan jamaah yang sedang tawaf. Otoritas pertahanan sipil Arab Saudi menyatakan, sedikitnya 65 orang meninggal, satu di antaranya jamaah haji asal Indonesia.
Laporan menyebutkan pula 154 orang terluka dalam peristiwa ini, termasuk 20 WNI. Menurut informasi, crane tersebut jatuh dari lantai 3 di areal Bab Malik pada pukul 17.45 waktu setempat. Kejadian ini menimbulkan kepanikan ratusan ribu orang yang sedang melaksanakan tawaf.
Otoritas setempat langsung menutup areal tersebut. Belasan ambulans hilir mudik di lokasi untuk mengevakuasi para korban. Meski belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Arab Saudi, kabar musibah ini cepat menyebar karena banyak jamaah yang mengirimkan foto-foto situasi di lokasi lewat media sosial. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, sejauh ini sekitar 20 jamaah Indonesia terluka dan satu orang meninggal.
Petugas sedang menyisir di lokasi untuk memastikan jika ada lagi jamaah WNI yang korban. Adapun para korban sudah ditangani pihak Rumah Sakit King Faisal. ”Mudah-mudahan tidak ada korban lagi. Saya segera menuju Mekkah untuk memantau langsung kondisi di sana dan di Masjidilharam,” ujarnya. Adapun korban meninggal bernama Masnauli Hasibuan yang berasal dari Kloter 9 Embarkasi Medan. Jenazahnya sudah dievakuasi kepemondokannya disektor 4.
Korban meninggal karena tertimpa material bangunan Masjidilharam. Petugas haji Indonesia yang bertugas di sektor khusus Masjidilharam mengungkapkan, crane yang ambruk itu berada di belakang tempat tawaf lantai dua dan tiga. ”Jamaah panik dan berlarian. Ada yang terpeleset dan jatuh. Saya saat ini sedang mengevakuasi sembilan jamaah,” kata kepala Sektor Khusus Slamet Budiyono melalui sambungan bravo, sejenis handy talkie.
Sementara itu, Nuraini Ahmad, 63, jamaah Kloter 31 Jakarta, baru mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, sekitar pukul 18.00 Waktu Arab Saudi (WAS), badai pasir sedang terjadi di Jeddah. Jamaah diminta bertahan di bandara menunggu badai berhenti. ”Panitia haji meminta kami menunggu,” ucapnya tadi malam. Kemarin hujan es dan angin kencang melanda Kota Mekkah mulai pukul 17.10 waktu Arab Saudi hingga malam hari. Badai juga mengakibatkan dua tiang bendera di Kantor Misi Haji Indonesia roboh.
Petir menghiasi langit dan gemuruh terdengar di Kota Mekkah. Air menggenangi jalanan di Kota Makkah hingga kemacetan di jalanan tidak terhindarkan. Suara klakson bercampur hujan, gemuruh, dan kilat. ”Di daerah bawah itu pasti sudah banjir. Ini karena kita di atas saja,” ujar seorang pemukim bernama Saifullah. Kepala Seksi Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Ahmad Abdullah Yunus langsung memerintahkan pintu Kantor Daker Mekkah ditutup.
”Langsung ditutup biar kacanya enggak pecah,” katanya. Kondisi yang sama terjadi di pemondokan nomor 627 di wilayah Syisyah yang berjarak sekitar 4 kilometer dari Masjidilharam. Pintu dan kaca berderit diterjang angin kencang. Petugas Panitia Ibadah Haji (PPIH) Cholid mengatakan, jamaah yang sedang menunggu di Terminal Syib Amir langsung dibawa ke dalam kontainer dan bus. ”Ada sekitar 15 orang di dalam kontainer, termasuk tiga petugas,” ujarnya.
Terminal Syib Amir, yang berjarak sekitar 200 meter dari Masjidilharam, langsung ditutup. Terminal ini merupakan satu dari tiga terminal di sekitar Masjidilharam yang menjadi lokasi jamaah Indonesia menunggu bus Shalawat yang akan mengantar ke pemondokan. Informasidiperoleh KORAN SINDO, hujan yang terjadi kemarin merupakan hujan ketujuh kalinya yang melanda Mekkah sejak akhir bulan lalu.
Pemukim lain, Sarman Sarga Yusuf, 46, menjelaskan, bahwa hujan deras sering terjadi saat peralihan musim panas ke musim dingin. Bedanya, hujan kali ini disertai petir dan hujan deras. ”Biasanya enggak seperti ini. Pernah terjadi seperti ini pada tahun 1997 lalu,” katanya.
Laporan Wartawan Koran Sindo
Sunu Hastoro F
Mekkah
Laporan menyebutkan pula 154 orang terluka dalam peristiwa ini, termasuk 20 WNI. Menurut informasi, crane tersebut jatuh dari lantai 3 di areal Bab Malik pada pukul 17.45 waktu setempat. Kejadian ini menimbulkan kepanikan ratusan ribu orang yang sedang melaksanakan tawaf.
Otoritas setempat langsung menutup areal tersebut. Belasan ambulans hilir mudik di lokasi untuk mengevakuasi para korban. Meski belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Arab Saudi, kabar musibah ini cepat menyebar karena banyak jamaah yang mengirimkan foto-foto situasi di lokasi lewat media sosial. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengatakan, sejauh ini sekitar 20 jamaah Indonesia terluka dan satu orang meninggal.
Petugas sedang menyisir di lokasi untuk memastikan jika ada lagi jamaah WNI yang korban. Adapun para korban sudah ditangani pihak Rumah Sakit King Faisal. ”Mudah-mudahan tidak ada korban lagi. Saya segera menuju Mekkah untuk memantau langsung kondisi di sana dan di Masjidilharam,” ujarnya. Adapun korban meninggal bernama Masnauli Hasibuan yang berasal dari Kloter 9 Embarkasi Medan. Jenazahnya sudah dievakuasi kepemondokannya disektor 4.
Korban meninggal karena tertimpa material bangunan Masjidilharam. Petugas haji Indonesia yang bertugas di sektor khusus Masjidilharam mengungkapkan, crane yang ambruk itu berada di belakang tempat tawaf lantai dua dan tiga. ”Jamaah panik dan berlarian. Ada yang terpeleset dan jatuh. Saya saat ini sedang mengevakuasi sembilan jamaah,” kata kepala Sektor Khusus Slamet Budiyono melalui sambungan bravo, sejenis handy talkie.
Sementara itu, Nuraini Ahmad, 63, jamaah Kloter 31 Jakarta, baru mendarat di Bandara King Abdul Aziz Jeddah, sekitar pukul 18.00 Waktu Arab Saudi (WAS), badai pasir sedang terjadi di Jeddah. Jamaah diminta bertahan di bandara menunggu badai berhenti. ”Panitia haji meminta kami menunggu,” ucapnya tadi malam. Kemarin hujan es dan angin kencang melanda Kota Mekkah mulai pukul 17.10 waktu Arab Saudi hingga malam hari. Badai juga mengakibatkan dua tiang bendera di Kantor Misi Haji Indonesia roboh.
Petir menghiasi langit dan gemuruh terdengar di Kota Mekkah. Air menggenangi jalanan di Kota Makkah hingga kemacetan di jalanan tidak terhindarkan. Suara klakson bercampur hujan, gemuruh, dan kilat. ”Di daerah bawah itu pasti sudah banjir. Ini karena kita di atas saja,” ujar seorang pemukim bernama Saifullah. Kepala Seksi Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Ahmad Abdullah Yunus langsung memerintahkan pintu Kantor Daker Mekkah ditutup.
”Langsung ditutup biar kacanya enggak pecah,” katanya. Kondisi yang sama terjadi di pemondokan nomor 627 di wilayah Syisyah yang berjarak sekitar 4 kilometer dari Masjidilharam. Pintu dan kaca berderit diterjang angin kencang. Petugas Panitia Ibadah Haji (PPIH) Cholid mengatakan, jamaah yang sedang menunggu di Terminal Syib Amir langsung dibawa ke dalam kontainer dan bus. ”Ada sekitar 15 orang di dalam kontainer, termasuk tiga petugas,” ujarnya.
Terminal Syib Amir, yang berjarak sekitar 200 meter dari Masjidilharam, langsung ditutup. Terminal ini merupakan satu dari tiga terminal di sekitar Masjidilharam yang menjadi lokasi jamaah Indonesia menunggu bus Shalawat yang akan mengantar ke pemondokan. Informasidiperoleh KORAN SINDO, hujan yang terjadi kemarin merupakan hujan ketujuh kalinya yang melanda Mekkah sejak akhir bulan lalu.
Pemukim lain, Sarman Sarga Yusuf, 46, menjelaskan, bahwa hujan deras sering terjadi saat peralihan musim panas ke musim dingin. Bedanya, hujan kali ini disertai petir dan hujan deras. ”Biasanya enggak seperti ini. Pernah terjadi seperti ini pada tahun 1997 lalu,” katanya.
Laporan Wartawan Koran Sindo
Sunu Hastoro F
Mekkah
(ars)