Hanya Bisa Menangis Melihat Kloter Terakhir Diberangkatkan
A
A
A
Kelompok Terbang (Kloter) 17 calon jamaah haji embarkasi Medan sudah diberangkat pada Selasa (8/9). Kloter 17 adalah kloter terakhir yang diberangkatkan dan dilepas Pelaksana tugas (PLT) Gubernur Sumatera Utara T Erry Nuradi di Bandara Internasional Kualanamu.
Namun, di balik itu semua ada kesedihan yang mendalam dirasakan Zulkhairani Harahap, 60. Calhaj asal Asahan yang masuk Kloter 7 hingga kloter terakhir diberangkatkan, ternyata belum juga dapat menuju Tanah Suci. Permasalahannya visa miliknya belum juga selesai dibuat di Kedutaan Besar (Kedubes) Arab Saudi di Jakarta.
Saat ini Zulkhairani Harahap harus ikhlas menunggu visa selesai dan dibuat. Zulkhairani Harahap pun harus lebih lama lagi menginap di Gedung Hijr Ismail, Asrama Haji Medan. ”Setiap hari, kami hanya bisa menyaksikan bus-bus yang membawa para calhaj dari Asrama Haji Medan menuju Bandara Kualanamu.
Tanpa terasa, air mata kami pun menetes menyaksikan keberangkatan mereka. Air mata kami sudah kering. Mengapa nasib kami seperti ini. Belum ada informasi yang jelas kapan kami diberangkatkan,” ucap Zulkhairani Harahap saat ditemui KORAN SINDO di Asrama Haji Medan, Selasa (8/9).
Zulkhairani Harahap adalah seorang dari 45 calhaj embarkasi Medan yang ditunda keberangkatannya ke Tanah Suci karena masalah visa. Sebanyak 45 calhaj diminta panitia haji tetap menginap di asrama sambil menunggu visanya jadi. Mereka terlihat ada yang duduk di teras masjid dan sebagian lagi duduk di tempat-tempat yang nyaman sembari berharap visa mereka cepat selesai.
”Lihatlah hari ini, kloter terakhir saja sudah berangkat. Kami yang berasal dari Kloter 7 belum juga diberangkatkan dan bahkan belum tahu kapan diberangkatkan. Kami sudah 12 hari di asrama,” ungkapnya. Walau sudah ada kabar bahwa para calhaj itu akan diberangkatkan paling lama pada 17 September mendatang, kabar itu belum mampu menyejukkan hati para duyufurrahman itu.
Tetap saja, mereka berkeinginan diberangkatkan lebih awal, lebih cepat sebelum 17 September. Zulkhairani Harahap mengaku sudah membuat paspor sebagai syarat membuat visa sebulan sebelum musim haji. ”Kebetulan saya tinggal di Asahan, jadi saya buat paspornya di Tanjung Balai,” sebutnya.
Zulkhairani juga merasa khawatir karena perbekalan obat-obatan yang dibawanya dari Asahan juga mulai habis. ”Kebetulan saya memiliki penyakit rematik, jadi obat-obatnya sudah mau habis,” ujarnya. Permasalahan baru pun muncul. Secara otomatis para calhaj yang ditunda keberangkatannya itu akan memiliki ketua regu dan yang berbeda.
Selain itu, selama berada di Tanah Suci, para calhaj telat berangkat juga tidak digabung dengan kloter semula, melainkan dengan kloter embarkasi lain. ”Inilah masalah yang kami hadapi. Kami berharap, Allah memberikan kemudahan bagi kami untuk menunaikan ibadah haji dan menjadi haji yang mabrur,” paparnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sumut, Tohar Bayoangin menjelaskan, seluruh calhaj seluruhnya akan diberangkat pada 17 September. ”Anggota Komite III DPD sudah mengunjungi para calhaj dan langsung menelepon menteri agama menanyakan kepastian kapan para calhaj itu diberangkatkan. Jawaban dari menteri agama, mereka akan diberangkatkan paling lama 17 September bersama embarkasi Banjarmasin atau Banda Aceh,” tutur Tohar.
DICKY IRAWAN
Medan
Namun, di balik itu semua ada kesedihan yang mendalam dirasakan Zulkhairani Harahap, 60. Calhaj asal Asahan yang masuk Kloter 7 hingga kloter terakhir diberangkatkan, ternyata belum juga dapat menuju Tanah Suci. Permasalahannya visa miliknya belum juga selesai dibuat di Kedutaan Besar (Kedubes) Arab Saudi di Jakarta.
Saat ini Zulkhairani Harahap harus ikhlas menunggu visa selesai dan dibuat. Zulkhairani Harahap pun harus lebih lama lagi menginap di Gedung Hijr Ismail, Asrama Haji Medan. ”Setiap hari, kami hanya bisa menyaksikan bus-bus yang membawa para calhaj dari Asrama Haji Medan menuju Bandara Kualanamu.
Tanpa terasa, air mata kami pun menetes menyaksikan keberangkatan mereka. Air mata kami sudah kering. Mengapa nasib kami seperti ini. Belum ada informasi yang jelas kapan kami diberangkatkan,” ucap Zulkhairani Harahap saat ditemui KORAN SINDO di Asrama Haji Medan, Selasa (8/9).
Zulkhairani Harahap adalah seorang dari 45 calhaj embarkasi Medan yang ditunda keberangkatannya ke Tanah Suci karena masalah visa. Sebanyak 45 calhaj diminta panitia haji tetap menginap di asrama sambil menunggu visanya jadi. Mereka terlihat ada yang duduk di teras masjid dan sebagian lagi duduk di tempat-tempat yang nyaman sembari berharap visa mereka cepat selesai.
”Lihatlah hari ini, kloter terakhir saja sudah berangkat. Kami yang berasal dari Kloter 7 belum juga diberangkatkan dan bahkan belum tahu kapan diberangkatkan. Kami sudah 12 hari di asrama,” ungkapnya. Walau sudah ada kabar bahwa para calhaj itu akan diberangkatkan paling lama pada 17 September mendatang, kabar itu belum mampu menyejukkan hati para duyufurrahman itu.
Tetap saja, mereka berkeinginan diberangkatkan lebih awal, lebih cepat sebelum 17 September. Zulkhairani Harahap mengaku sudah membuat paspor sebagai syarat membuat visa sebulan sebelum musim haji. ”Kebetulan saya tinggal di Asahan, jadi saya buat paspornya di Tanjung Balai,” sebutnya.
Zulkhairani juga merasa khawatir karena perbekalan obat-obatan yang dibawanya dari Asahan juga mulai habis. ”Kebetulan saya memiliki penyakit rematik, jadi obat-obatnya sudah mau habis,” ujarnya. Permasalahan baru pun muncul. Secara otomatis para calhaj yang ditunda keberangkatannya itu akan memiliki ketua regu dan yang berbeda.
Selain itu, selama berada di Tanah Suci, para calhaj telat berangkat juga tidak digabung dengan kloter semula, melainkan dengan kloter embarkasi lain. ”Inilah masalah yang kami hadapi. Kami berharap, Allah memberikan kemudahan bagi kami untuk menunaikan ibadah haji dan menjadi haji yang mabrur,” paparnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Sumut, Tohar Bayoangin menjelaskan, seluruh calhaj seluruhnya akan diberangkat pada 17 September. ”Anggota Komite III DPD sudah mengunjungi para calhaj dan langsung menelepon menteri agama menanyakan kepastian kapan para calhaj itu diberangkatkan. Jawaban dari menteri agama, mereka akan diberangkatkan paling lama 17 September bersama embarkasi Banjarmasin atau Banda Aceh,” tutur Tohar.
DICKY IRAWAN
Medan
(bbg)