Wakatobi Tuan Rumah Konferensi Pemerintah Daerah Sedunia
A
A
A
JAKARTA - Indonesia akan menjadi tuan rumah pertemuan pemerintah daerah sedunia 5-7 September di Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Konferensi ini akan membuat Deklarasi Wakatobi yang akan menjadi rujukan kebijakan PBB.
Sekjen United Cities and Local Goverment (UCLG) Asia Pasifik Bernandia Irawati Tjandradewi mengatakan, UCLG yang dibentuk 1913 di Belanda akan menyelengggarakan Asia Pasific Conference on Local Goverment Voices Toward HABITAT III on a New Urban Agenda.
Konferensi ini akan membahas permasalahan perkotaan 30 tahun ke depan. Wakatobi dipilih sebagai lokasi konferensi karena sudah mendunia sebagai objek wisata kelautan.
"Hasil dari konferensi ini akan dibawa ke konferensi PBB HABITAT III bertema Housing and Sustainable Urban Development di Quito, Ekuador Oktober 2016," katanya di Jakarta, Selasa 1 September 2015 kemarin.
Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir dalam konferensi ini. Selain itu akan ada juga para pembicara yakni President UCLG yang juga Gubernur Jeju, Korea Won, Hee-Ryong; Co President UCLG yang juga Gubernur Guangzhou, China Cen Jianhua; Wali Kota Kazan, Rusia Ilsur Metshin; Wali Kota Daejeon, Korea Ryu Soo-Hyun; Wali Kota Catbalogan, Filipina Stephany Uy Tany, Wali Kota Cebu, Filipina Michael Rama dan Gubernur Bangkok Sukhumband Paribrata.
Sementara Bupati Wakatobi Hugua menambahkan, suara bupati dan wali kota yang hadir dalam konferensi ini akan menjadi referensi kebijakan seluruh pimpinan negara dan akan menjadi dokumen yang penting dibahas di konferensi PBB Oktober 2016 nanti. Sidang paripurna konferensi tersebut akan fokus pada tiga hal yakni masyarakat rendah karbon, tata kelola pemerintahan yang baik dan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
"54,1 % masyarakat bermukim di perkotaan dan sisanya didesa. Betapa ketidakseimbangan terjadi. Kalau tiidak segera diantisipasi maka masalah dollar bukan masalah ekonomi semata, tapi karena dunia yang tidak seimbang," jelasnya.
Menurut Hugua, terpilihnya Wakatobi menjadi tuan rumah konferensi akan menjadi keuntungan tersendiri. Sebab meski Waktobi sudah menjadi pusat segitiga karang dunia yang memiliki 750 spesies dari 850 spesies di bumi namun wisata baharinya belum memberi kontribusi.
Sekjen United Cities and Local Goverment (UCLG) Asia Pasifik Bernandia Irawati Tjandradewi mengatakan, UCLG yang dibentuk 1913 di Belanda akan menyelengggarakan Asia Pasific Conference on Local Goverment Voices Toward HABITAT III on a New Urban Agenda.
Konferensi ini akan membahas permasalahan perkotaan 30 tahun ke depan. Wakatobi dipilih sebagai lokasi konferensi karena sudah mendunia sebagai objek wisata kelautan.
"Hasil dari konferensi ini akan dibawa ke konferensi PBB HABITAT III bertema Housing and Sustainable Urban Development di Quito, Ekuador Oktober 2016," katanya di Jakarta, Selasa 1 September 2015 kemarin.
Presiden Joko Widodo dijadwalkan hadir dalam konferensi ini. Selain itu akan ada juga para pembicara yakni President UCLG yang juga Gubernur Jeju, Korea Won, Hee-Ryong; Co President UCLG yang juga Gubernur Guangzhou, China Cen Jianhua; Wali Kota Kazan, Rusia Ilsur Metshin; Wali Kota Daejeon, Korea Ryu Soo-Hyun; Wali Kota Catbalogan, Filipina Stephany Uy Tany, Wali Kota Cebu, Filipina Michael Rama dan Gubernur Bangkok Sukhumband Paribrata.
Sementara Bupati Wakatobi Hugua menambahkan, suara bupati dan wali kota yang hadir dalam konferensi ini akan menjadi referensi kebijakan seluruh pimpinan negara dan akan menjadi dokumen yang penting dibahas di konferensi PBB Oktober 2016 nanti. Sidang paripurna konferensi tersebut akan fokus pada tiga hal yakni masyarakat rendah karbon, tata kelola pemerintahan yang baik dan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan.
"54,1 % masyarakat bermukim di perkotaan dan sisanya didesa. Betapa ketidakseimbangan terjadi. Kalau tiidak segera diantisipasi maka masalah dollar bukan masalah ekonomi semata, tapi karena dunia yang tidak seimbang," jelasnya.
Menurut Hugua, terpilihnya Wakatobi menjadi tuan rumah konferensi akan menjadi keuntungan tersendiri. Sebab meski Waktobi sudah menjadi pusat segitiga karang dunia yang memiliki 750 spesies dari 850 spesies di bumi namun wisata baharinya belum memberi kontribusi.
(hyk,ars)