JK Beberkan Solusi Kehidupan Tanpa Konflik

Minggu, 30 Agustus 2015 - 11:40 WIB
JK Beberkan Solusi Kehidupan...
JK Beberkan Solusi Kehidupan Tanpa Konflik
A A A
SEOUL - Meluasnya kawasan konflik di dunia saat ini salah satunya disebabkan kehidupan yang tidak bisa membangun harmoni sehingga menimbulkan konflik dan kesengsaraan.

Ketidaksetaraan dan ketidakharmonisan antarsesama justru akan membuat masyarakat di belahan dunia mana pun menderita. Hal itu dikatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dalam sambutannya saat menjadi pembicara kunci pada acara pemberian penghargaan Sunhak Peace Prize pada World Summit 2015 dan Sunhak Peace Prize Award di Seoul, Korea Selatan.

JK mengatakan, harmoni dan konflik dapat berakibat lebih buruk jika terdapat perbedaan ideologi di kawasan itu. Menurut dia, sebuah konflik hanya bisa diselesaikan dengan menggunakan perdamaian dan bukan senjata. “Kenapa di setiap wilayah tidak mudah menyelesaikan konflik? Karena, Anda tidak dapat menghentikan ideologi dan agama mereka hanya dengan menggunakan senjata.

Ini terjadi di mana pun dan kita semua belajar dari terorisme dan konflik antarnegara karena masyarakat membutuhkan satu hal yaitu hidup yang lebih baik,” tandas JK. Sunhak Peace Prize Award didirikan oleh Dr Hak Ja Han Moon, istri almarhum pendeta Sun Myung Moon. Penghargaan Sunhak merupakan cermin untuk melanjutkan warisan yang ditinggalkan oleh suaminya yang mendedikasikan seluruh hidupnya untuk mewujudkan perdamaian dunia, kemakmuran, dan keselarasan hidup berdampingan di mana manusia tumbuh sebagai One Family Under God.

Sunhak Peace Prize Award pada 2015 diberikan kepada Presiden Kiribati Anote Tong dan pelopor revolusi pangan Dr Modadugu V Gupta. Acara tersebut dihadiri oleh lebih dari seribu tamu kehormatan dari mancanegara dan digelar di Hotel Intercontinental, Seoul. Presiden Anote Tong menerima penghargaan karena karyanya dalam meningkatkan kesadaran global dari tingkat keparahan perubahan iklim dan mencari solusinya melalui dukungan masyarakat internasional.

Sementara Dr MV Gupta dinilai telah memelopori revolusi biru dan telah menginvestasikan seluruh hidupnya untuk mengembangkan budi daya sebagai alternatif solusi krisis pangan masa depan. Sementara itu, Presiden Kiribati Anote Tong mengatakan, Sunhak Peace Prize Award 2015 ini telah memberinya harapan besar.

Dunia telah mengambil pelajaran dari perjuangan dan penderitaan rakyatnya. Yang terpenting, menurut presiden yang memimpin 100.000 jiwa ini, Kiribati tidak ditinggalkan oleh dunia secara keseluruhan. Karena itu, dirinya mendedikasikan hidup untuk memastikan bahwa penduduknya dan seluruh orang di dunia yang memiliki kondisi seperti di negaranya tidak disisihkan dan ditinggalkan dunia.

“Perubahan iklim memengaruhi kita semua di berbagai tingkat keparahan. Tetapi, untuk orang saya dan semua orang yang tinggal di pulau-pulau Atoll, kita berada di garis depan bencana global. Dengan kemungkinan yang sangat nyata bahwa pulau-pulau kita mungkin tidak ada dalam abad ini karena hilang akibat bencana (tsunami),” sebutnya.

Laporan Wartawan KORAN SINDO
RARASATI SYARIEF
SEOUL
(bbg)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7207 seconds (0.1#10.140)