Bangun Mimpi dengan Teknologi

Jum'at, 28 Agustus 2015 - 08:46 WIB
Bangun Mimpi dengan Teknologi
Bangun Mimpi dengan Teknologi
A A A
Apakah bangsa ini telah merdeka seutuhnya? Memang benar bangsa ini telah merdeka dari keterjajahan fisik dari penjajah masa lampau.

Kenyataannya, hingga saat ini bangsa kita masih banyak memiliki ketergantungan terhadapasing, terutamadalam teknologi. Hal ini menyebabkan bangsa kita tidak bebas hidup di tanah kelahirannya sendiri. Bangsa kita merupakan bangsa yang besar. Bangsa yang berdiri pada ribuan pulau yang beraneka ragam suku, budaya, dan ras.

Bangsa yang memiliki sumber daya yang melimpah, alam maupun manusia. Bangsa yang memiliki potensi maju yang besar. Sayang, bangsa kita ini memiliki sedikit kepercayaan satu sama lain untuk membangun negara ini menjadi lebih baik. Tentu masih jelas dalam ingatan kita peristiwa 17 tahun yang lalu di mana sebuah karya besar anak bangsa harus terhenti di tengah jalan karena krisis moneter yang melanda.

Pesawat N250, pesawat bermesin turboprop yang didesain dan diproduksi oleh PT Dirgantara Indonesia (dahulu bernama IPTN) harus mangkrak di tengah jalan karena pemerintah selanjutnya tidak merestui keberlanjutan proyek besar tersebut. Padahal, proyek tersebut telah mencapai 80% dalam keberjalanannya.

Pesawat N250 telah melakukan first flight pada 1995 dan telah melakukan perbaikan komponen yang diperlukan untuk memenuhi standar regulasi dan sertifikasi dunia. Sangat disayangkan memang, sebuah karya besar anak bangsa harus terhenti di tengah jalan karena uang.

Dalam pidato kunjungan ke Garuda Indonesia pada 2013, BJ Habibie pernah menyampaikan bahwa beliau meminta uang USD500 juta kepada pemerintah dan Pesawat N250 akan mengalahkan pesawat ATR, Bombardier, Dornier, Embraer, dan kita tidak perlu bergantung pada negara mana pun. Namun, bangsa kita kala itu masih kurang percaya diri dalam mengambil keputusan untuk melanjutkan proyek besar tersebut.

Hingga saat ini masih banyak orang yang beranggapan bahwa proyek pesawat N250 adalah keegoisan BJ Habibie semata. Mereka berpikir bahwa untuk apa kita sok membuat pesawat, namun dalam sektor lainnya masih perlu perbaikan. Namun, pernahkah kita berpikir bahwa jika kita telah mampu menciptakan suatu teknologi yang mutakhir tersebut, kita tidak perlu bergantung pada negara orang dan bisa menghemat pengeluaran hingga miliaran, bahkan triliunan dolar.

Kasus di atas merupakan contoh kecil dari ketidakpercayaan bangsa ini terhadap anak-anak hebat yang dimilikinya dalam menciptakan teknologi untuk kemandirian bangsa. Masih banyak kasus-kasus lainnya. Namun, kita tidak boleh berhenti di sini. Teruslah berkarya hingga karyamu diterima bangsa, di dalam maupun luar.

Kita harus percaya bahwa anak-anak bangsa ini mampu membangun mimpi dengan teknologi untuk memerdekakan Indonesia dalam arti sesungguhnya.

YULIS AMANAH TRI ROHMAHWATI
Mahasiswi Jurusan Aeronotika dan Astronotika Institut Teknologi Bandung
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4952 seconds (0.1#10.140)