Meningkatkan Kesejahteraan Veteran
A
A
A
Usia 70 tahun bukan usia yang singkat dalam menapaki kehidupan berbangsa dan bernegara. Begitu banyak persoalan bangsa yang hingga kini belum terselesaikan.
Janji kemerdekaan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat belum kunjung juga tercapai. Sebagai elemen penting bangsa, keberadaan kaum veteran tentu harus diperhatikan. Bagaimanapun mereka telah berjasa mengantarkan bangsa menuju pada kemerdekaan. Era tentu sudah berganti. Meski begitu, semangat nasionalisme tidak akan pernah padam dalam jiwa para veteran.
Sungguh generasi sekarang harus belajar pada mereka, jangan sampai rasa memiliki bangsa ini luntur oleh gerusan modernisasi dan pemikiran individualistik yang semakin mencengkeram kuat. Nilai-nilai kejuangan, kesederhanaan, rela berkorban, dan mengutamakan kepentingan yang lebih besar tentu menjadi keteladanan yang sungguh berarti.
Negara ini didirikan atas semangat kebersamaan dan kerakyatan. Karena itu, kesejahteraan tidak boleh hanya dinikmati sebagian kecil kalangan. Presiden Jokowi sesuai dengan visi, misi, dan program kerja ingin mewujudkan Trisakti dan Nawacita. Ini menjadi momentum untuk menggugah kesadaran kita bersama, menempatkan veteran pada posisi yang mulia dengan mencakup seluruh aspek kelayakannya.
Seperti bagaimana tunjangan dan dana kehormatan yang diberikan negara sebagai bentuk keberpihakan pada mereka. Pada usia mereka yang memasuki senja, sudah sepantasnya dapat menikmati hidup dengan tenang, tenteram, dan sejahtera. Organisasi veteran yakni LVRI yang terdapat di berbagai daerah juga harus diperhatikan.
Melalui wadah ini, para veteran dapat berorganisasi senantiasa memberikan kontribusi kepada bangsa.Dukungan anggaran untuk dapat menjalankan roda organisasi misalnya untuk membangun dan merawat kantor sekretariat LVRI, untuk mengadakan kegiatan sosial, untuk mengadakan seminar dan diskusi kebangsaan, dan banyak hal lain yang bisa dilakukan.
Belum lama ini, sekolah menyelenggarakan masa orientasi untuk mengenalkan siswa baru terkait lingkungan sekolah dan keindonesiaan. Sungguh disayangkan masih terjadi praktik orientasi yang melenceng dari semangatnya. Bukankah mengenalkan sejarah perjuangan bangsa dengan mengundang para veteran sebagai saksi hidup dapat menjadi jalan untuk menumbuhkan kecintaan pada Indonesia.
Bukan terbatas pada pelajaran sejarah secara tekstual di buku-buku pelajaran. Ini bahkan menjadi jalan mempererat hubungan kaum muda dengan kaum tua di mana kini rasa menghormati itu kurang dapat dirasakan.
Perayaan HUT RI bukan hanya seremonial, lebih dari itu, ihwal substantif harus dikedepankan. Maka itu, sejarah menjadi pembelajaran yang begitu berharga untuk menapaki perjalanan bangsa ke depan. Merdeka!
RINGGA ARIF WH
Mahasiswa Sosiologi Universitas Gadjah Mada
Janji kemerdekaan untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat belum kunjung juga tercapai. Sebagai elemen penting bangsa, keberadaan kaum veteran tentu harus diperhatikan. Bagaimanapun mereka telah berjasa mengantarkan bangsa menuju pada kemerdekaan. Era tentu sudah berganti. Meski begitu, semangat nasionalisme tidak akan pernah padam dalam jiwa para veteran.
Sungguh generasi sekarang harus belajar pada mereka, jangan sampai rasa memiliki bangsa ini luntur oleh gerusan modernisasi dan pemikiran individualistik yang semakin mencengkeram kuat. Nilai-nilai kejuangan, kesederhanaan, rela berkorban, dan mengutamakan kepentingan yang lebih besar tentu menjadi keteladanan yang sungguh berarti.
Negara ini didirikan atas semangat kebersamaan dan kerakyatan. Karena itu, kesejahteraan tidak boleh hanya dinikmati sebagian kecil kalangan. Presiden Jokowi sesuai dengan visi, misi, dan program kerja ingin mewujudkan Trisakti dan Nawacita. Ini menjadi momentum untuk menggugah kesadaran kita bersama, menempatkan veteran pada posisi yang mulia dengan mencakup seluruh aspek kelayakannya.
Seperti bagaimana tunjangan dan dana kehormatan yang diberikan negara sebagai bentuk keberpihakan pada mereka. Pada usia mereka yang memasuki senja, sudah sepantasnya dapat menikmati hidup dengan tenang, tenteram, dan sejahtera. Organisasi veteran yakni LVRI yang terdapat di berbagai daerah juga harus diperhatikan.
Melalui wadah ini, para veteran dapat berorganisasi senantiasa memberikan kontribusi kepada bangsa.Dukungan anggaran untuk dapat menjalankan roda organisasi misalnya untuk membangun dan merawat kantor sekretariat LVRI, untuk mengadakan kegiatan sosial, untuk mengadakan seminar dan diskusi kebangsaan, dan banyak hal lain yang bisa dilakukan.
Belum lama ini, sekolah menyelenggarakan masa orientasi untuk mengenalkan siswa baru terkait lingkungan sekolah dan keindonesiaan. Sungguh disayangkan masih terjadi praktik orientasi yang melenceng dari semangatnya. Bukankah mengenalkan sejarah perjuangan bangsa dengan mengundang para veteran sebagai saksi hidup dapat menjadi jalan untuk menumbuhkan kecintaan pada Indonesia.
Bukan terbatas pada pelajaran sejarah secara tekstual di buku-buku pelajaran. Ini bahkan menjadi jalan mempererat hubungan kaum muda dengan kaum tua di mana kini rasa menghormati itu kurang dapat dirasakan.
Perayaan HUT RI bukan hanya seremonial, lebih dari itu, ihwal substantif harus dikedepankan. Maka itu, sejarah menjadi pembelajaran yang begitu berharga untuk menapaki perjalanan bangsa ke depan. Merdeka!
RINGGA ARIF WH
Mahasiswa Sosiologi Universitas Gadjah Mada
(ftr)