Ketua BURT: Anggaran Rp1,6 T Gedung Baru DPR Masih Asumsi
A
A
A
JAKARTA - Ketua Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR Roem Kono mengungkapkan pihaknya akan mengkaji secara teknis anggaran Rp1,6 triliun untuk pembangunan tujuh mega proyek DPR.
Kendati demikian, dia menilai, anggota DPR sangat membutuhkan ruang kerja. Pasalnya, saat ini ruang kerja anggota dewan sudah tidak lagi cukup jika menampung tenaga ahli dan staf ahli anggota DPR.
"Saya kira kebutuhan ruangan pasti ruangan sekarang tidak cukup. Ya harus membangun dong. Kalau tidak membangun, gimana menambah ruangan?" ujar Roem Kono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/8/2015).
Politikus Partai Golkar itu mengaku tidak mengetahui apakah proyek tersebut akan membangun gedung baru atau hanya merenovasi ruangan anggota dewan.
"Itu lagi dikaji, insya Allah mudah-mudahan satu dua bulan selsai, dengan kesekjenan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan konsultan," ucap Roemkono.
Menurutnya, anggaran Rp1,6 triliun masih menjadi asumsi. Anggaran tersebut masih akan dihitung kembali. "Nanti dihitung kembali apakah Rp1,6 triliun atau Rp1,2 triluin, itu tergantung hasil kajian. Itu masih dihitung," tutup Roemkono.
PILIHAN:
OC Kaligis Kalah di Praperadilan, Ini Tanggapan KPK
Agus Hermanto: Komunikasi Pemerintahan Jokowi Paling Jelek
Kendati demikian, dia menilai, anggota DPR sangat membutuhkan ruang kerja. Pasalnya, saat ini ruang kerja anggota dewan sudah tidak lagi cukup jika menampung tenaga ahli dan staf ahli anggota DPR.
"Saya kira kebutuhan ruangan pasti ruangan sekarang tidak cukup. Ya harus membangun dong. Kalau tidak membangun, gimana menambah ruangan?" ujar Roem Kono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/8/2015).
Politikus Partai Golkar itu mengaku tidak mengetahui apakah proyek tersebut akan membangun gedung baru atau hanya merenovasi ruangan anggota dewan.
"Itu lagi dikaji, insya Allah mudah-mudahan satu dua bulan selsai, dengan kesekjenan Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan konsultan," ucap Roemkono.
Menurutnya, anggaran Rp1,6 triliun masih menjadi asumsi. Anggaran tersebut masih akan dihitung kembali. "Nanti dihitung kembali apakah Rp1,6 triliun atau Rp1,2 triluin, itu tergantung hasil kajian. Itu masih dihitung," tutup Roemkono.
PILIHAN:
OC Kaligis Kalah di Praperadilan, Ini Tanggapan KPK
Agus Hermanto: Komunikasi Pemerintahan Jokowi Paling Jelek
(kri)