Anak Penderita Gizi Buruk Tubuhnya Cenderung Pendek
A
A
A
JAKARTA - Pengurus Pusat Lembaga Kesehatan Nahdatul Ulama (PPLK NU) melakukan upaya untuk mencegah stunting di masyarakat.
Stunting atau anak kekurangan gizi sehingga tubuhnya pendek ini jadi problem di tanah air yang mengancam generasi bangsa.
Supervisor Program Stunting yang juga Sekretaris Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini mengatakan, stunting atau pendek dibandingkan anak seusianya adalah perwujudan dari masalah kurang gizi kronis yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Anak yang stunting tidak hanya memiliki fisik yang lebih pendek dibanding anak-anak sehat, tetapi fungsi kognitifnya pun terganggu. Akibatnya, prestasi sekolah pun tidak maksimal.
"Anak penderita stunting adalah anak yang gagal tumbuh. Implikasinya, mereka memiliki kemampuan kognitif dan daya saing yang lemah. Ini akan membawa kita kepada masalah yang lebih besar lagi, yaitu kemiskinan," kata Anggia pada Sosialisasi Stunting di kantor PBNU, Jakarta, Sabtu 22 Agustus 2015.
Menurutnya, untuk mencegah stunting perlu kunjungan ke pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kehamilan, minum pil zat besi selama kehamilan serta menjaga kecukupan asupan gizi selama kehamilan.
Dia menyebut, program bantuan keuangan bagi keluarga sangat miskin seperti PKH (Program Keluarga Harapan) diharapkan dapat membantu pemenuhan makanan dan pelayanan kesehatan.
"Namun agar informasi mengenai pencegahan stunting ini semakin masif, NU akhirnya menggandeng para ulama yang tergabung dalam Forum Ulama Peduli Gizi untuk memberikan sosialisasi pada masyarakat akan bahaya stunting," ungkapnya.
Stunting atau anak kekurangan gizi sehingga tubuhnya pendek ini jadi problem di tanah air yang mengancam generasi bangsa.
Supervisor Program Stunting yang juga Sekretaris Umum PP Fatayat NU Anggia Ermarini mengatakan, stunting atau pendek dibandingkan anak seusianya adalah perwujudan dari masalah kurang gizi kronis yang berlangsung dalam jangka waktu yang lama.
Anak yang stunting tidak hanya memiliki fisik yang lebih pendek dibanding anak-anak sehat, tetapi fungsi kognitifnya pun terganggu. Akibatnya, prestasi sekolah pun tidak maksimal.
"Anak penderita stunting adalah anak yang gagal tumbuh. Implikasinya, mereka memiliki kemampuan kognitif dan daya saing yang lemah. Ini akan membawa kita kepada masalah yang lebih besar lagi, yaitu kemiskinan," kata Anggia pada Sosialisasi Stunting di kantor PBNU, Jakarta, Sabtu 22 Agustus 2015.
Menurutnya, untuk mencegah stunting perlu kunjungan ke pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan kehamilan, minum pil zat besi selama kehamilan serta menjaga kecukupan asupan gizi selama kehamilan.
Dia menyebut, program bantuan keuangan bagi keluarga sangat miskin seperti PKH (Program Keluarga Harapan) diharapkan dapat membantu pemenuhan makanan dan pelayanan kesehatan.
"Namun agar informasi mengenai pencegahan stunting ini semakin masif, NU akhirnya menggandeng para ulama yang tergabung dalam Forum Ulama Peduli Gizi untuk memberikan sosialisasi pada masyarakat akan bahaya stunting," ungkapnya.
(maf)