Trigana Air Tinggal Serpihan
A
A
A
JAYAPURA - Pesawat jenis ATR bernomor IL 257 milik Trigana Air yang hilang kontak sejak Minggu (16/8) dipastikan mengalami kecelakaan. Pesawat yang membawa 49 penumpang dengan lima orang kru tersebut ditemukan sudah hancur berkeping-keping.
Tim gabungan yang menyisir jalur darat kemarin petang telah tiba di lokasi dan menemukan serpihan pesawat Trigana. Lokasi jatuhnya pesawat tak jauh dari Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang. Namun, hingga tadi malam belum ada laporan tentang nasib penumpang dan kru pesawat.
”TKP sudah ditemukan oleh anggota atas nama Briptu Rino bersama delapan masyarakat setempat,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Patrige Renwarin tadi malam. Posisijatuhnya pesawat bisa ditempuh dengan berjalankaki selama tiga jam. Serpihan pesawat yang ditemukan tim gabungan berupa benda menyerupai baling- baling pesawat. Sebagian barang bukti sudah diamankan Polres Pegunungan Bintang, dan rencananya pagi ini akan dievakuasi.
”Temuan barang atau benda menyerupai baling-baling pesawat telah dikonfirmasikan ke salah satu anggota KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) Papua untuk lebih memastikan kebenaran bagian pesawat yang ditemukan,” katanya. Selain tim gabungan, warga di sekitar Kampung Oksob juga menemukan dua potong serpihan yang masing-masing berukuran 30x70 cm, diduga bagian dari pintu pesawat Trigana Air.
”Tadi sekitar pukul 16.15 WIT, masyarakat Kampung Oksob menemukan dua potong serpihan, lalu menyerahkan kepada pos terdepan,” kata Danrem 172/PWY Kolonel Inf Sugiono ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, kemarin sore. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo menduga pesawat tersebut hancur berkeping-keping setelah menabrak bukit.
”Dari foto yang berhasil diperoleholehtimudara, diperkirakanpesawatTriganaAirtersebut menabrak bukit dan hancur karena terlihat serpihan-serpihan kecil di sekitar bukit,” ujar dia. Upaya pencarian dan evakuasi korban dan Trigana Air yang jatuh di Kabupaten Pegunungan Bintang baru bisa dilakukan lewat darat. Sementara itu, pencarian dan evakuasi yang dilakukan lewat udara kemarin harus dihentikan karena cuaca tidak mendukung.
”Pencarian lewat udara sementara dihentikan karena jarak pandang tidak bagus, tapi kalau yang lewat darat tetap berjalan,” kata Kolonel Inf Sugiono ketika dihubungi dari Kota Jayapura kemarin sore. Pencarian dan evakuasi udara melibatkan dua pesawat, yakni pesawat Twin Otter milik Trigana dan pesawat milik AMA (Association Mission Aviation).
Pesawat Twin Otter sudah terbang pukul 06.35 WIT menuju Oksibil dengan membawa tim SAR yang terdiri atas anggota Paskhas TNI AU, personel dari Polda Papua, Kementerian Perhubungan, dan personel dari Basarnas Jayapura. Pesawat juga membawa berbagai peralatan penunjang, menyusul pesawat milik AMA.
Pesawat AMA sekitar pukul 08.00 WIT melaporkan melihat puing yang diduga Trigana di sekitar air terjun di Kampung Oksob. Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Yunus Wally mengungkapkan, pilot AMA melaporkan posisi jatuhnya pesawat sekitar 7 mil dari Oksibil. Berkat laporan inilah kemudian pencarian dan evakuasi difokuskan lokasi tersebut.
Tim SAR kemudian mengerahkan tim darat melibatkan 54 orang yang terdiri atas TNI, Polri, Basarnas, Perhubungan, Satpol PP setempat, warga, serta wakil dari Trigana. Dari Kementerian Perhubungan, Staf Khusus Bidang Keterbukaan Informasi Hadi M Djuraid membenarkan upaya pencarian dan evakuasi udara sekitar pukul 16.00 WIT dihentikan mengingat kondisi cuaca cukup berat.
Menurut dia, kondisi medan cukup berat karena lokasi tersebut merupakan kondisi perbukitan dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan ketinggian sekitar 8.500 kaki. ”Diperkirakan itu dinding bukit. Jarak dari Bandara Oksibil ke lokasi sekitar 12-14 kilometer,” ujar Hadi. Sebelumnya, pesawat yang dipiloti Kapten Hasanuddin dan kru pesawat atas nama Ariadin (flight officer ), Ika N dan Dita A (flight officer ), serta Mario (engineer ) hilang kontak dalam penerbangan Jayapura- Oksibil pada Minggu (16/8) pukul 14.55 WIT.
Pesawat yang dikemudikan Kapten Hasanuddin seharusnya menempuh perjalanan sekitar 55 menit. Dugaan sementara, pesawat jatuh setelah menabrak gunung. Di antara penumpang, terdapat 2 anak-anak dan 3 bayi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan agar jangan ada spekulasi apa pun yang disebarluaskan terkait kecelakaan pesawat Trigana Air di Papua.
Jokowi meminta semua pihak memberikan kesempatan kepada tim KNKT untuk bekerja mencari penyebab kecelakaan. ”Saya berharap tidak ada spekulasi apapun yang disebarluaskan kecuali dari otoritas yang kita tunjuk untuk menghindari kesimpangsiuran informasi tentang penyebab kecelakaan,” kata Presiden Jokowi setelah upacara penurunan bendera di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin.
Sementara itu, Mabes Polri tadi malam mengirim tim Disaster Victim Identification (DVI) ke Jayapura, Papua untuk diperbantukan mengidentifikasi penumpang dan kru pesawat Trigana. Kapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw mengungkapkan, Mabes Polri memperbantukan tiga anggota DVI. Polda Papua sendiri juga menyiapkan lima petugas DVI. ”Di antara petugas DVI, ada yang ahli gigi, dan DNA. Mereka akan disiagakan di Jayapura karena belum dipastikan jenazah akan di bawa ke mana,” katanya.
Empat Pegawai PT Pos Indonesia
Manajemen Kantor Pos Indonesia Regional XI Papua memastikan empat pegawainya termasuk dalam daftar penumpang pesawat Trigana Air. Deputi Operasi Bisnis Pos Indonesia Kantor Regional XI Papua Albertus Supriyanto mengungkapkan, pegawai dimaksud adalah Agustinus Luarmase, Yustinus Hurulean, MN Aragai, dan Teguh Warisman Menurut dia, nama Teguh sebelumnya tertulis Dewa Putu Raka, tapi yang bersangkutan tidak berangkat.
Supriyanto menuturkan, keempat orang tersebut yang terbang menggunakan pesawat tipe ATR 42 hendak ke Oksibil untuk menjalankan tugas membagikan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS). Rencananya, pembagian dilakukan setelah upacara peringatan kemerdekaan di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Menteri BUMN Rini Soemarno menyampaikan rasa prihatinnya terkait keberadaan pegawai PT Pos Indonesia dalam pesawat Trigana Air yang mengalami musibah. Rini pun berharap agar tim SAR segera menemukan pesawat dan seluruh penumpang selamat.
”Kami tentu akan memberikan dukungan moral atas berbagai kegiatan untuk menemukan pesawat itu. Kami juga segera berkoordinasi untuk karyawan Pos itu,” ujarnya.
Ichsan amin/ ilham safutra/ andik sismanto/ant
Tim gabungan yang menyisir jalur darat kemarin petang telah tiba di lokasi dan menemukan serpihan pesawat Trigana. Lokasi jatuhnya pesawat tak jauh dari Kampung Oksob, Distrik Okbape, Kabupaten Pegunungan Bintang. Namun, hingga tadi malam belum ada laporan tentang nasib penumpang dan kru pesawat.
”TKP sudah ditemukan oleh anggota atas nama Briptu Rino bersama delapan masyarakat setempat,” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Patrige Renwarin tadi malam. Posisijatuhnya pesawat bisa ditempuh dengan berjalankaki selama tiga jam. Serpihan pesawat yang ditemukan tim gabungan berupa benda menyerupai baling- baling pesawat. Sebagian barang bukti sudah diamankan Polres Pegunungan Bintang, dan rencananya pagi ini akan dievakuasi.
”Temuan barang atau benda menyerupai baling-baling pesawat telah dikonfirmasikan ke salah satu anggota KNKT (Komite Nasional Keselamatan Transportasi) Papua untuk lebih memastikan kebenaran bagian pesawat yang ditemukan,” katanya. Selain tim gabungan, warga di sekitar Kampung Oksob juga menemukan dua potong serpihan yang masing-masing berukuran 30x70 cm, diduga bagian dari pintu pesawat Trigana Air.
”Tadi sekitar pukul 16.15 WIT, masyarakat Kampung Oksob menemukan dua potong serpihan, lalu menyerahkan kepada pos terdepan,” kata Danrem 172/PWY Kolonel Inf Sugiono ketika dihubungi dari Kota Jayapura, Papua, kemarin sore. Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI FHB Soelistyo menduga pesawat tersebut hancur berkeping-keping setelah menabrak bukit.
”Dari foto yang berhasil diperoleholehtimudara, diperkirakanpesawatTriganaAirtersebut menabrak bukit dan hancur karena terlihat serpihan-serpihan kecil di sekitar bukit,” ujar dia. Upaya pencarian dan evakuasi korban dan Trigana Air yang jatuh di Kabupaten Pegunungan Bintang baru bisa dilakukan lewat darat. Sementara itu, pencarian dan evakuasi yang dilakukan lewat udara kemarin harus dihentikan karena cuaca tidak mendukung.
”Pencarian lewat udara sementara dihentikan karena jarak pandang tidak bagus, tapi kalau yang lewat darat tetap berjalan,” kata Kolonel Inf Sugiono ketika dihubungi dari Kota Jayapura kemarin sore. Pencarian dan evakuasi udara melibatkan dua pesawat, yakni pesawat Twin Otter milik Trigana dan pesawat milik AMA (Association Mission Aviation).
Pesawat Twin Otter sudah terbang pukul 06.35 WIT menuju Oksibil dengan membawa tim SAR yang terdiri atas anggota Paskhas TNI AU, personel dari Polda Papua, Kementerian Perhubungan, dan personel dari Basarnas Jayapura. Pesawat juga membawa berbagai peralatan penunjang, menyusul pesawat milik AMA.
Pesawat AMA sekitar pukul 08.00 WIT melaporkan melihat puing yang diduga Trigana di sekitar air terjun di Kampung Oksob. Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Yunus Wally mengungkapkan, pilot AMA melaporkan posisi jatuhnya pesawat sekitar 7 mil dari Oksibil. Berkat laporan inilah kemudian pencarian dan evakuasi difokuskan lokasi tersebut.
Tim SAR kemudian mengerahkan tim darat melibatkan 54 orang yang terdiri atas TNI, Polri, Basarnas, Perhubungan, Satpol PP setempat, warga, serta wakil dari Trigana. Dari Kementerian Perhubungan, Staf Khusus Bidang Keterbukaan Informasi Hadi M Djuraid membenarkan upaya pencarian dan evakuasi udara sekitar pukul 16.00 WIT dihentikan mengingat kondisi cuaca cukup berat.
Menurut dia, kondisi medan cukup berat karena lokasi tersebut merupakan kondisi perbukitan dengan kemiringan sekitar 45 derajat dengan ketinggian sekitar 8.500 kaki. ”Diperkirakan itu dinding bukit. Jarak dari Bandara Oksibil ke lokasi sekitar 12-14 kilometer,” ujar Hadi. Sebelumnya, pesawat yang dipiloti Kapten Hasanuddin dan kru pesawat atas nama Ariadin (flight officer ), Ika N dan Dita A (flight officer ), serta Mario (engineer ) hilang kontak dalam penerbangan Jayapura- Oksibil pada Minggu (16/8) pukul 14.55 WIT.
Pesawat yang dikemudikan Kapten Hasanuddin seharusnya menempuh perjalanan sekitar 55 menit. Dugaan sementara, pesawat jatuh setelah menabrak gunung. Di antara penumpang, terdapat 2 anak-anak dan 3 bayi. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginginkan agar jangan ada spekulasi apa pun yang disebarluaskan terkait kecelakaan pesawat Trigana Air di Papua.
Jokowi meminta semua pihak memberikan kesempatan kepada tim KNKT untuk bekerja mencari penyebab kecelakaan. ”Saya berharap tidak ada spekulasi apapun yang disebarluaskan kecuali dari otoritas yang kita tunjuk untuk menghindari kesimpangsiuran informasi tentang penyebab kecelakaan,” kata Presiden Jokowi setelah upacara penurunan bendera di Istana Merdeka, Jakarta, kemarin.
Sementara itu, Mabes Polri tadi malam mengirim tim Disaster Victim Identification (DVI) ke Jayapura, Papua untuk diperbantukan mengidentifikasi penumpang dan kru pesawat Trigana. Kapolda Papua Brigjen Pol Paulus Waterpauw mengungkapkan, Mabes Polri memperbantukan tiga anggota DVI. Polda Papua sendiri juga menyiapkan lima petugas DVI. ”Di antara petugas DVI, ada yang ahli gigi, dan DNA. Mereka akan disiagakan di Jayapura karena belum dipastikan jenazah akan di bawa ke mana,” katanya.
Empat Pegawai PT Pos Indonesia
Manajemen Kantor Pos Indonesia Regional XI Papua memastikan empat pegawainya termasuk dalam daftar penumpang pesawat Trigana Air. Deputi Operasi Bisnis Pos Indonesia Kantor Regional XI Papua Albertus Supriyanto mengungkapkan, pegawai dimaksud adalah Agustinus Luarmase, Yustinus Hurulean, MN Aragai, dan Teguh Warisman Menurut dia, nama Teguh sebelumnya tertulis Dewa Putu Raka, tapi yang bersangkutan tidak berangkat.
Supriyanto menuturkan, keempat orang tersebut yang terbang menggunakan pesawat tipe ATR 42 hendak ke Oksibil untuk menjalankan tugas membagikan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS). Rencananya, pembagian dilakukan setelah upacara peringatan kemerdekaan di Kabupaten Pegunungan Bintang.
Menteri BUMN Rini Soemarno menyampaikan rasa prihatinnya terkait keberadaan pegawai PT Pos Indonesia dalam pesawat Trigana Air yang mengalami musibah. Rini pun berharap agar tim SAR segera menemukan pesawat dan seluruh penumpang selamat.
”Kami tentu akan memberikan dukungan moral atas berbagai kegiatan untuk menemukan pesawat itu. Kami juga segera berkoordinasi untuk karyawan Pos itu,” ujarnya.
Ichsan amin/ ilham safutra/ andik sismanto/ant
(ars)