PKS: Pidato Jokowi Normatif!
A
A
A
JAKARTA - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sohibul Iman mengkritik pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo terkait laporan kinerja lembaga-lembaga negara selama setahun ke belakang.
Menurut Sohibul, pidato Presiden Jokowi terkesan normatif lantaran hanya menyampaikan pesan bernada motivasi bagi bangsa ini.
"Secara umum pidato ini normatif," kata Sohibul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (14/8/2015).
Sohibul juga menyoroti pernyataan Presiden yang menyebutkan Indonesia telah menyelesaikan konsolidasi demokrasi.
Menurut dia, pernyataan Presiden tersebut patut dipertanyakan karena hingga kini belum ada ciri-ciri dari berhasilnya konsolidasi demokrasi yang telah dilakukan bangsa ini.
"Ciri konsolidasi demokrasi itu lembaga negara mengalami kematangan. Kita merasakan lembaga negara belum mengalami kematangan institusional," kata Sohibul.
Menurut dia, konsolidasi institusi berhasil apabila masing-masing berjalan sesuai aturan.
"Apabila ada kasus aneh di suatu lembaga, menunjukkan belum ada kematangan di lembaga itu. Kalau lembaga belum matang agak sulit bagi saya mengatakan sudah mengalami konsolidasi demokrasi," tuturnya. (Baca: Jokowi Minta Lembaga Negara Kompak dan Saling Bersinergi)
Sohibul meminta Presiden Jokowi untuk melakukan konsolidasi di kalangan eksekutif dan memprakarsai koordinasi antaralembaga negara. "Kalau pemerintah bisa melakukan pematangan institusinya, dampaknya besar bagi negara ini," tuturnya.
PILIHAN:
Dibesarkan Media, Kritik Jokowi Dipertanyakan
Menurut Sohibul, pidato Presiden Jokowi terkesan normatif lantaran hanya menyampaikan pesan bernada motivasi bagi bangsa ini.
"Secara umum pidato ini normatif," kata Sohibul di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Jumat (14/8/2015).
Sohibul juga menyoroti pernyataan Presiden yang menyebutkan Indonesia telah menyelesaikan konsolidasi demokrasi.
Menurut dia, pernyataan Presiden tersebut patut dipertanyakan karena hingga kini belum ada ciri-ciri dari berhasilnya konsolidasi demokrasi yang telah dilakukan bangsa ini.
"Ciri konsolidasi demokrasi itu lembaga negara mengalami kematangan. Kita merasakan lembaga negara belum mengalami kematangan institusional," kata Sohibul.
Menurut dia, konsolidasi institusi berhasil apabila masing-masing berjalan sesuai aturan.
"Apabila ada kasus aneh di suatu lembaga, menunjukkan belum ada kematangan di lembaga itu. Kalau lembaga belum matang agak sulit bagi saya mengatakan sudah mengalami konsolidasi demokrasi," tuturnya. (Baca: Jokowi Minta Lembaga Negara Kompak dan Saling Bersinergi)
Sohibul meminta Presiden Jokowi untuk melakukan konsolidasi di kalangan eksekutif dan memprakarsai koordinasi antaralembaga negara. "Kalau pemerintah bisa melakukan pematangan institusinya, dampaknya besar bagi negara ini," tuturnya.
PILIHAN:
Dibesarkan Media, Kritik Jokowi Dipertanyakan
(dam)