Bangun Desa Selamatkan Kota
A
A
A
MUHAMMAD FADHIL
Mahasiswa Teknik Penerbangan,
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung
Sudah menjadi hal yang wajar bagi para penduduk yang tinggal di perkotaan besar seperti Jakarta dan sekitarnya bahwa banyak orang yang berada di sana merupakan pendatang.
Urbanisasi sudah menjadi masalah selama beberapa dekade ke belakang. Magnet perkotaan memang sangat kuat. Namun, halinisudahdi luar batas normal. Daya topang kotakota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya sudah melewati batas. Pada arus mudik tahun ini diperkirakan akan ada 70.000 pendatang baru di Jakarta dan sebagian besar merupakan tenaga kerja tanpa keahlian.
Kita tidak bisa melarang penduduk desa untuk pergi ke kota. Kita juga tidak bisa mencampakkan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Sudah menjadi hal yang wajar bahwa perdesaan Indonesia tidak menawarkan sesuatu yang menarik untuk penduduknya.
Hal ini karena fokus pembangunan ada di perkotaan karena memang di sanalah banyak orang tinggal. Pemerintah bisa melakukan pembangunan desa dengan fokus tertentu, tidak harus membangun semua fasilitas secara simultan, namun membangun satu aspek secara maksimal yang nanti bisa menarik investor untuk membangun fasilitas lain.
Kita bisa ambil contoh dengan pembangunan infrastruktur transportasi. Banyak desadesa di Sumatera yang menghasilkan hasil perkebunan yang melimpah. Dengan ada infrastruktur transportasi yang mumpuni dan modern, hasil perkebunan akan terserap ke berbagai daerah dan investor tertarik untuk menanam modal di sektor perkebunan, dan akan membuka lapangan pekerjaan baru.
Contoh yang lain yaitu bidang pariwisata. Pemerintah dapat membangun infrastruktur dan fasilitas pariwisata yang modern di desa-desa di Sulawesi, yang akan menarik wisatawan, dan membuat investor tertarik untuk membangun fasilitas pariwisata lain seperti hotel dan pusat perbelanjaan yang akan menyerap banyak warga lokal.
Mahasiswa Teknik Penerbangan,
Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung
Sudah menjadi hal yang wajar bagi para penduduk yang tinggal di perkotaan besar seperti Jakarta dan sekitarnya bahwa banyak orang yang berada di sana merupakan pendatang.
Urbanisasi sudah menjadi masalah selama beberapa dekade ke belakang. Magnet perkotaan memang sangat kuat. Namun, halinisudahdi luar batas normal. Daya topang kotakota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya sudah melewati batas. Pada arus mudik tahun ini diperkirakan akan ada 70.000 pendatang baru di Jakarta dan sebagian besar merupakan tenaga kerja tanpa keahlian.
Kita tidak bisa melarang penduduk desa untuk pergi ke kota. Kita juga tidak bisa mencampakkan orang-orang yang berada di bawah garis kemiskinan. Sudah menjadi hal yang wajar bahwa perdesaan Indonesia tidak menawarkan sesuatu yang menarik untuk penduduknya.
Hal ini karena fokus pembangunan ada di perkotaan karena memang di sanalah banyak orang tinggal. Pemerintah bisa melakukan pembangunan desa dengan fokus tertentu, tidak harus membangun semua fasilitas secara simultan, namun membangun satu aspek secara maksimal yang nanti bisa menarik investor untuk membangun fasilitas lain.
Kita bisa ambil contoh dengan pembangunan infrastruktur transportasi. Banyak desadesa di Sumatera yang menghasilkan hasil perkebunan yang melimpah. Dengan ada infrastruktur transportasi yang mumpuni dan modern, hasil perkebunan akan terserap ke berbagai daerah dan investor tertarik untuk menanam modal di sektor perkebunan, dan akan membuka lapangan pekerjaan baru.
Contoh yang lain yaitu bidang pariwisata. Pemerintah dapat membangun infrastruktur dan fasilitas pariwisata yang modern di desa-desa di Sulawesi, yang akan menarik wisatawan, dan membuat investor tertarik untuk membangun fasilitas pariwisata lain seperti hotel dan pusat perbelanjaan yang akan menyerap banyak warga lokal.
(bbg)