Tim Matematika Indonesia Rebut Dua Medali Emas
A
A
A
LONDON - Putra-putra Indonesia yang tergabung dalam tim matematika kembali berjaya di Kompetisi Matematika Internasional Ke-22 di Blageovgrad, Bulgaria, 27 Juli - 2 Agustus.
Pada kompetisi untuk mahasiswa tersebut, Muhamad Al Kahfi (Institut Teknologi Bandung/ ITB) dan Pramudya Ananto (Universitas Gadjah Mada/ UGM) merebut medali emas. Selain itu, Made Benny Prasetya Wiranata (UGM) juga mendapatkan medali perak. Sedangkan tiga medali perunggu masing-masing diraih Galih Pradananta, Brilly Maxel Salindeho, dan Afif Humam (ITB).
Sementara Willy Sumarno (UGM) dan Yusuf Hafidh (ITB) memperoleh Honorable Mention dan sertifikat untuk Jona Marinus Manulang (Universitas Indonesia/ UI). Peraih emas, Pramudya Ananto, yang tahun lalu mendapatkan perak di ajang yang sama mengatakan tahun ini materi yang diujikan lebih sulit. “Peserta dari Rusia dan Israel menjadi pesaing terberat,” ungkapnya.
Sementara Muhamad Al Kahfi, mahasiswa tahun pertama ITB, merupakan peserta termuda (19 tahun). Di ajang bergengsi ini tim Indonesia bersaing dengan 326 peserta dari 75 universitas di seluruh dunia seperti Yale University (AS), Utrecht dan Leiden University (Belanda), Moscow Institute of Physics and Technology dan St Petersburg State University (Rusia), serta University of Warwick (Inggris).
Ada pula perwakilan dari Sharif University of Technology dan Isfahan University of Technology (Iran), Institute of Science and Technology (Austria), serta Nanyang Technological University (Singapura). Salah satu peserta yang mewakili Nanyang Technological University adalah mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di universitas tersebut.
Penghargaan tertinggi Grand Grand Prize pada kompetisi ini adalah mahasiswa Moscow Institute of Physics and Technology dan St Petersburg State University. Fungsi Pensosbud KBRI Sofia Dina Martina mengatakan, prestasi yang diperoleh tim matematika Indonesia ini lebih baik dari tahun sebe-lumnya. Ini bahkan catatan terbaik sejak Indonesia mengikuti kompetisi pada 2004.
Tim Indonesia pernah dua kali memperoleh satu medali emas yaitu 2010 dan 2014. Dubes RI untuk Bulgaria Bunyan Saptomo menyampaikan apresiasinya kepada para mahasiswa berprestasi sebelum tim matematika kembali ke Tanah Air. “Prestasi ini menunjukkan Indonesia tidak kalah dari negara lainnya di bidang matematika,” ujarnya.
Tim yang terdiri atas sembilan mahasiswa dengan usia antara 19-22 tahun ini dipimpin dosen pembina dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Siti Fatimah dan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemendikbud Fajar Pryautama.
Menurut Siti Fatimah, sembilan mahasiswa yang tergabung dalam tim matematika ini hasil seleksi dari sekitar 1.300 mahasiswa berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia baik negeri maupun swasta.
Hanna/ant
Pada kompetisi untuk mahasiswa tersebut, Muhamad Al Kahfi (Institut Teknologi Bandung/ ITB) dan Pramudya Ananto (Universitas Gadjah Mada/ UGM) merebut medali emas. Selain itu, Made Benny Prasetya Wiranata (UGM) juga mendapatkan medali perak. Sedangkan tiga medali perunggu masing-masing diraih Galih Pradananta, Brilly Maxel Salindeho, dan Afif Humam (ITB).
Sementara Willy Sumarno (UGM) dan Yusuf Hafidh (ITB) memperoleh Honorable Mention dan sertifikat untuk Jona Marinus Manulang (Universitas Indonesia/ UI). Peraih emas, Pramudya Ananto, yang tahun lalu mendapatkan perak di ajang yang sama mengatakan tahun ini materi yang diujikan lebih sulit. “Peserta dari Rusia dan Israel menjadi pesaing terberat,” ungkapnya.
Sementara Muhamad Al Kahfi, mahasiswa tahun pertama ITB, merupakan peserta termuda (19 tahun). Di ajang bergengsi ini tim Indonesia bersaing dengan 326 peserta dari 75 universitas di seluruh dunia seperti Yale University (AS), Utrecht dan Leiden University (Belanda), Moscow Institute of Physics and Technology dan St Petersburg State University (Rusia), serta University of Warwick (Inggris).
Ada pula perwakilan dari Sharif University of Technology dan Isfahan University of Technology (Iran), Institute of Science and Technology (Austria), serta Nanyang Technological University (Singapura). Salah satu peserta yang mewakili Nanyang Technological University adalah mahasiswa Indonesia yang sedang belajar di universitas tersebut.
Penghargaan tertinggi Grand Grand Prize pada kompetisi ini adalah mahasiswa Moscow Institute of Physics and Technology dan St Petersburg State University. Fungsi Pensosbud KBRI Sofia Dina Martina mengatakan, prestasi yang diperoleh tim matematika Indonesia ini lebih baik dari tahun sebe-lumnya. Ini bahkan catatan terbaik sejak Indonesia mengikuti kompetisi pada 2004.
Tim Indonesia pernah dua kali memperoleh satu medali emas yaitu 2010 dan 2014. Dubes RI untuk Bulgaria Bunyan Saptomo menyampaikan apresiasinya kepada para mahasiswa berprestasi sebelum tim matematika kembali ke Tanah Air. “Prestasi ini menunjukkan Indonesia tidak kalah dari negara lainnya di bidang matematika,” ujarnya.
Tim yang terdiri atas sembilan mahasiswa dengan usia antara 19-22 tahun ini dipimpin dosen pembina dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Siti Fatimah dan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Dikti Kemendikbud Fajar Pryautama.
Menurut Siti Fatimah, sembilan mahasiswa yang tergabung dalam tim matematika ini hasil seleksi dari sekitar 1.300 mahasiswa berbagai perguruan tinggi seluruh Indonesia baik negeri maupun swasta.
Hanna/ant
(ftr)