Urbanisasi dan Morfologi Kota

Selasa, 04 Agustus 2015 - 08:30 WIB
Urbanisasi dan Morfologi Kota
Urbanisasi dan Morfologi Kota
A A A
Urbanisasi dalam arti luas adalah “proses menjadi kota” yaitu proses perubahan kehidupan dan tempat bagi terwujudnya masyarakat dan bentuk perkotaan (urban).

Sementara kota adalah wujud ruang dengan elemen-elemennya yang di mana manusia sebagai subjek pembangunan dan penggunaan ruang kota. Keadaan desa yang merana membuat orang berbondong- bondong mengadu nasib di kota.

Pengabaian sektor pertanian di pedesaan, pertanian yang tidak berkelanjutan, lahan subur semakin sedikit, rendahnya diversifikasi pertanian, lapangan pekerjaan bidang pertanian terbatas, merupakan sederet faktor terjadinya urbanisasi. Hal menarik dalam permasalahan urbanisasi ini, pada tahun 1970-an, urbanisasi lebih dianggap sebagai penyebab dibandingkan solusi untuk permasalahan pedesaan.

Tentu ini terbalik dengan pandangan sekarang. Dipersoalkan bahwa kemunduran dalam pembangunan pedesaan disebabkan wilayah pedesaan yang selalu kalah terhadap kekuatan-kekuatan politik, sosial, dan ekonomi wilayah perkotaan. Perencanaan pembangunan lebih mengedepankan pembangunan perkotaan, sedangkan pembangunan pedesaan selalu di letakkan paling belakang.

Tingkat urbanisasi terus meningkat setiap tahun. Pada 2010 tingkat urbanisasi mencapai angka 49,8%. Kemudian di tahun 2015 angka tersebut meningkat menjadi 53,3%. Berdasarkan proyeksi tersebut di perkirakan angka ini terus meningkat mencapai 66,6% di tahun 2035. Peningkatan urbanisasi ini memberikan dampak positif dan negatif.

Urbanisasi membawa dampak positif apabila pendatang mempunyai keterampilan yang di perlukan masyarakat kota. Para urban yang datang ke kota juga dengan mudah diterima di industri-industri yang tersedia di kota. Penduduk desa yang di kota akan memberikan pengetahuannya kepada penduduk desa tentang teknologi yang sudah berkembang di kota.

Selain itu, berkembangnya industri skala kecil di desa karena pengetahuan kerajinan yang di dapat mereka selama di kota. Sebaliknya, para urban yang datang tanpa keterampilan akan menjadi beban kota. Dengan begitu akan memperlambat pertumbuhan ekonomi kota. Kesenjangan pembangunan yang masih tinggi antara kota-kota besar, terutama Jakarta, dan daerah di luarnya menyebabkan arus urbanisasi selalu terjadi.

Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk mengurangi arus urbanisasi, seperti dana desa yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Upaya lain yang perlu dilakukan untuk mengurangi arus urbanisasi adalah dengan kebijakan penyebaran arus investasi di seluruh daerah secara lebih merata.

Jika ekonomi daerah meningkat dan baik, tentu mereka tidak akan datang ke Jakarta. Lapangan kerja tersedia di desa tentu akan memberikan banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakatnya, tanpa perlu berpindah ke kota.

HASTI NADHILAH RITONGA
Mahasiswi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
(ftr)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8758 seconds (0.1#10.140)